17 - THIS IS THE BEGINNING

5K 603 342
                                    

Warning: Mohon menghargai penulis dengan vote dan komen. Komen di setiap paragraf akan semakin cepat membuat aku update chapter terbaru!

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

"You know why I hate Mamah, so much, Amora."

Satu kalimat yang Azgar lontarkan dengan mulus menggema di telinga Amora. Gadis itu membuka mulutnya, namun tak sanggup untuk mengutarakan kalimat. Ia memilih untuk menunduk lemah. Oh, ini sebuah kesalah pahaman yang begitu menyiksa.

Azgar yang tak mendengar pengelakan kembali dari sang kekasih, pun kini menoleh. Membasahkan bibirnya perlahan. Lelaki itu menatap gadis yang begitu, ia cintai.

"I love you, my biggest love is only for you. You know it, Amor," lirih Azgar begitu sendu. Lelaki itu tak beralih pandang, matanya menatap gadisnya yang menunduk.

Amora yang mendengar penuturan Azgar, pun gadis itu kini meneteskan air mata kembali. Kepalanya masih tertunduk dalam. Hingga jemari kekar lelakinya dengan gerakan lembut menuntunnya untuk mendongak, menatap mata Azgar yang tak henti menatapnya.

Linangan air mata itu jelas Azgar lihat. Tetesan tiada henti itu dengan jelas Azgar rasakan di jemari yang masih bertengger manis di pipi gadisnya.

"Semua salah paham, Azgar. Aku berani sumpah," rengekan yang Amora lontarkan tak juga membuat Azgar menghentikan pemikiran perihal kesalah pahaman.

Amora terisak. Gadis itu, lagi dan lagi terisak. "Kamu juga tau, aku sayang kamu. Loving you that much," tutur Amora pelan. Jemarinya meraih jemari Azgar yang masih berada di pipinya. Menggenggamnya dengan kencang. Seakan-akan gadis ini tak ingin lelakinya pergi.

Nyatanya, sekuat apapun seorang gadis dengan nilai diri yang tinggi. Cinta yang begitu besar dapat membuatnya terlihat lemah. Amora dengan pribadi yang keras, pun kini rapuh. Itu semua karena bayangan dirinya yang berpisah dengan sosok yang ia cintai dan mencintainya kini.

Mata tajam yang kini menyendu itu tak lepas pandang dari sosok gadis cantik yang tak kunjung menghentikan tangisan. Satu jemari yang kini telah dikunci gadisnya tak dapat lagi mengusap air mata milik Amora yang menetes begitu saja.

"Come here, Amor." Mengalah, lelaki itu kini mengalah dan memilih untuk tak membahas apa yang dilihatnya. Namun siapa yang tahu perihal Azgar, lelaki dengan emosi yang tak stabil. Tak ada yang dapat menebak isi kepalanya, kini ataupun nanti.

Tangannya meregang menanti Amora untuk mendekap. Tentu hal itu menjadi lampu hijau untuk gadisnya. Dengan gerakan cepat Amora telah berada di dekapan hangatnya.

Jemari kekar milik Azgar kini dengan lembut dan penuh kasih sayang, mengusap punggung milik Amora. Azgar menenggelamkan wajahnya di cerukan leher Amora. Tempat ternyamannya.

Menghembuskan napas dengan perlahan, Azgar memberikan kecupan-kecupan kecil di sana. "Apa aku harus berhenti larang-larang kamu, Amor?" bisik Azgar yang tentu, dapat didengar Amora dengan jelas.

Gadis itu terdiam. Amora masih terdiam dengan dagu yang ia tumpu di atas bahu kekar milik lelakinya. Azgar yang tak kunjung mendapat jawaban, pun lelaki itu memberikan satu kecupan cukup lama di salah satu area leher milik Amora.

Benar, bukan? Tiada yang dapat menebak apa yang berada di pikiran milik lelaki dengan tubuh kekar itu. Mungkin sedetik lalu ia memutuskan untuk menghentikan pembahasan apa yang dilihatnya malam ini. Namun detik kemudian ia kembali risau dan beralih kembali, membahas kembali.

Kepala gadis itu menggeleng pelan. "Love is hard, Azgar. But trust is harder than love," bisik Amora yang berhasil membuat Azgar bungkam dan tak bergerak.

AZGARAMORA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang