7 - KITCHEN AND THE STORY BEHIND IT

7.1K 599 253
                                    

Warning: Mohon menghargai penulis dengan vote dan komen. Komen di setiap paragraf akan semakin cepat membuat aku update chapter terbaru!

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

Dua sejoli yang kini sibuk berkutat dengan alat yang digenggam oleh jemari masing-masing. Malam begitu dingin hari ini. Hujan deras dan juga beberapa kali gemuruh petir membuat keduanya memutuskan memasak bersama. Tak meminta para pekerja untuk membantu sedikit pun. Azgar bahkan mengirimkan para pekerja untuk beristirahat di rumah belakang, khusus malam ini. Ada apa?

Amora kini sibuk memarut keju. Malam ini keduanya memutuskan memasak pasta carbonara. Sementara Azgar, lelaki itu gila. Ia tak menggunakan sehelai benang pun pada tubuh bagian atasnya.

"Kalau kamu masuk angin, aku gak mau kerokin ya!" gerutu Amora kecil sembari memotong-motong bawang putih.

Azgar mengangkat dua alisnya bingung. "Kerokin?" tanyanya pelan. Jemarinya bahkan kini telah bertengger manis di perut gadisnya. Lelaki itu memeluk Amora dari belakang.

Permasalahan siang tadi telah usai. Meski Amora belum menjelaskan siapa El dengan rinci. Namun lelaki itu menurunkan egonya. Senyum tercipta di bibir Azgar tatkala Amora mendecak kesal.

"What are you doing with your life that you don't know arti dari kerokin, Azgar?" tanya Amora. Ia meletakan alat pemarut keju dari genggamannya.

Jemarinya kini meraih beberapa bumbu. Kakinya juga melangkah ke sana ke mari, namun lihatlah. Jemari kekar itu dengan konsisten masih berada di perut rata milik Amora.

"It is really that important, Amor?" tanya Azgar sekali lagi. Senyum lelaki itu merekah. Ia bahkan memberikan beberapa kecupan ringan di pipi Amora yang kini terkekeh geli.

Amora menghela napas. Tubuhnya kini berputar. Menghadap Azgar yang kini memberikan cengiran lebarnya. "Kesepakatan tadi kan kita masak bareng. Kenap–" belum sempat Amora melanjutkan ucapannya. Bibir lelaki di hadapannya kini memberikan kecupan beberapa detik dan melepasnya dengan santai.

Lelaki itu kini melangkah menuju wastafel untuk mencuci kentang dengan kekehan ringannya. Sementara Amora kini tersenyum sembari berkacak pinggang. Kepala gadis itu bahkan menggeleng-geleng. Tak mengerti dengan Azgar yang entahlah akhir-akhir ini memiliki hobi memberikan kecupan untuknya.

Melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Amora kini fokus dengan apa-apa yang ia persiapkan.

"Besok aku latihan di sasana Bang Pirto, sayang," tutur Azgar. Lelaki itu kini meletakan panci berisi kentang di atas kompor listrik.

Matanya kini menatap Amora yang sudah lebih dahulu menatapnya. Gadis itu mengerutkan kening dalam. "Don't dare you, Azgar. Kamu bahkan belum sembuh total," tutur Amora yang kini memberikan pernyataan tegas pada Azgar.

Azgar tersenyum kecil. "Latihan kecil. Aku bosen di rumah terus-terusan," tutur Azgar.

Penuturan Azgar tentu membuat Amora kini menatapnya dengan tatapan bingung. "Bosen karna ada aku?" tanya Amora dengan sorot yang begitu menekan Azgar.

Azgar terkekeh kecil dan menggeleng cepat. Melihat gadisnya kembali membalikan tubuh dan membelakanginya, pun lelaki itu dengan cepat melangkah. Kembali memeluk Amora yang kini tak meresponsnya.

Satu kecupan kecil Azgar layangkan di pipi Amora. "Kenapa mikirnya gitu?" tanya Azgar sembari mengusap-usap perut rata milik Amora.

Amora tak juga menjawab. Gadis itu kini sibuk menaburkan keju parut di atas pasta yang telah selesai ia masak. Azgar terkekeh kecil tatkala melihat Amora dari arah samping dengan wajah kesal yang gadis itu miliki.

AZGARAMORA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang