22 - LIFE AFTER

5.5K 663 605
                                    

Warning: Mohon menghargai penulis dengan vote dan komen. Komen di setiap paragraf akan semakin cepat membuat aku update chapter terbaru!

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

Bugh!

Satu pukulan kencang dilayangkan oleh lelaki bertubuh kekar seumurannya. Ia kini tergeletak tak berdaya di atas kursi kayu usang. Seringainya merekah tatkala keringat dan darah melalui hidung kini mulai bercucuran. Matanya menangkap lelaki dengan tubuh kekar yang berhasil membuatnya melemah dan tampak berantakan.

Niko menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lelaki itu beberapa kali membalikan tubuh sesaat Azgar melayangkan pukulan keras pada lelaki yang, ah ya, Ragnar dan Agam telah menjelaskan secara singkat kepada para anggota Calextro. Anggota inti kini tengah berada di tempat yang sama, gudang bekas milik keluarga Axel.

"Gue kasih kesempatan buat lo jawab tanpa basa-basi sebelum lidah lo gue potong, sialan!" tekan Azgar dengan penuh kuasa. Lelaki itu begitu terlihat menakutkan, wajahnya meredam merah, rahangnya tegas terlihat dan jangan lupakan sorotan mata tajamnya yang mampu menundukan siapa saja yang menatapnya.

Agam menghela napas pelan. Sialnya, pelaku penyekapan Nathasya belum juga menunjukan sisi menyerah. Lihatlah wajahnya, pukulan dari sosok Azgar yang terlihat begitu marah berhasil membuat memar di tiap sisi.

"Han, come on! Kalau lo jawab dari awal pertanyaan yang kita ajuin, lo gak akan babak belur begini," tutur Ragnar yang kini mendorong dengan pelan dada Azgar untuk tak kembali memberikan pukulan mautnya. Lelaki itu sebagai penengah.

Axel terkekeh remeh. Lelaki itu kini melangkah dengan tangan yang bersedekap dada. "Apa yang mereka janjiin buat lo?" tanyanya pelan.

Farhan, lelaki penggila Amora di masa sekolah. Ya, dia pelaku penyekapan dari sosok Nathasya. Entah apa motif dari lelaki ini menyekap Nathasya dan bertanya perihal di mana kini Amora berada. Kalian ingat Farhan, bukan?

Farhan menatap Axel dengan lemah. "Lo gak akan pernah tau rasanya dihajar habis-habisan tanpa kesalahan," jawab Farhan dengan bengisnya. Matanya lemah namun menunjukan rasa dendam yang begitu tinggi.

"GENG LO! GENG GAK BERGUNA! GAK AKAN TAU RASANYA DIPUKULIN DAN HAMPIR MATI! KETUA LO ANJING! DIA–" teriak Farhan kencang. Jemarinya menunjuk tepat mengarah pada Azgar yang kini menatapnya datar. "GUE TAU DIA PUNYA KUASA! GUE TAU DIA PUNYA KEKUATAN! DUA HAL ITU DIA GUNAIN SEENAK JIDATNYA!! KETUA LO ANJING!! KETUA LO–"

Bugh!

Satu pukulan kencang Axel layangkan dengan cepat untuk membungkam ucapan Farhan. Ketua tim brutal itu dilanda segunung emosi. Mendengar pemimpinnya yang direndahkan. Mendengar Calextro yang direndahkan. Ia akan bertaruh nyawa untuk itu.

Jemari kekar Axel mencengkram kencang wajah milik Farhan. "Sekali lagi gue denger mulut lo rendahin Azgar atau Calextro. Gue gak peduli apapun konsekuensinya. Lo mati di tangan gue, sialan!" tekannya kencang. Menghempaskan wajah milik Farhan, Axel kini menendang dengan kencang kursi kayu tua yang kini tengah Farhan duduki.

"Gue minta maaf atas semua perlakuan–" ujaran Juan kini berhasil membuat anggota inti kini menolehkan wajah menatapnya. Lelaki itu menghela napas pelan. "Sadar gak sadar, perlakuan kita kadang buat beberapa orang merasa terancam," lanjutnya pelan. Matanya menatap mata Azgar yang kini menatapnya dengan wajah datar. Ini merupakan lampu hijau untuk Juan melanjutkan kalimat yang ingin lelaki itu keluarkan.

Juan menatap Ragnar yang kini mengerutkan keningnya dalam. "Gue sebagai salah satu anggota Calextro bener-bener merasa bersalah, Han. Gue minta maaf kalau selama ini, kita, terutama pemimpin gue, nyakitin batin maupun fisik lo," ujarnya perlahan yang kemudian berjongkok mensejajarkan tubuh dengan Farhan yang kini terdiam kaku.

AZGARAMORA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang