18 - AGAM TAKES OVER THE LEAD

4.8K 584 412
                                    

Warning: Mohon menghargai penulis dengan vote dan komen. Komen di setiap paragraf akan semakin cepat membuat aku update chapter terbaru!

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

Napas yang kini mulai beraturan. Mata indahnya terbuka dengan perlahan-lahan. Gelap yang dirasa di waktu sebelumnya perlahan berbenah menjadi secercah cahaya meski remang. Nathasya berhasil membuka matanya, menatap sekitar dengan kesadaran yang tentunya belum sempurna.

Menggeliat kecil. Gadis cantik itu merasakan remuknya tubuh. Meringis menahan segala linu yang mulai terasa sedikit demi sedikit. Pada detik itu ia sadar, ia terbaring di atas lantai tanpa keramik. Wajahnya menampakan segala protes.

Gadis itu berteriak sekuat tenaga. Tapi apa yang dihasilkan? Nihil. Bibirnya tertutup oleh tape hitam. Sempurna menutup dengan rapat bibirnya. Kaki yang rupanya terikat. Juga tangan yang terikat dan diarahkan di belakang tubuhnya. Gadis itu terkutu, bagai tak berdaya.

Pemberontakan itu terus ia layangkan. Guna memancing para kawanan yang menyekapnya. Tendangan sekuat tenaga menuju kursi kayu yang berada di dekat ujung kaki. Cara jitu itu rupanya berhasil memancing seseorang untuk masuk ke dalam ruangan.

Suara pintu tua itu terbuka. Ruangan sepetak yang hanya berisi Nathasya dan kursi kayu kecil itu kini kehadiran seseorang dengan postur tubuh sempurna. Gadis itu sadar, seseorang yang kini memasuki ruangan merupakan lelaki dengan topeng perampok yang berhasil membuatnya tak berdaya akibat benturan balok kayu di kepalanya.

"Nyenyak tidurnya, sayang?" Suara dengan intonasi berat dan hampir layaknya bisikan itu berhasil memenuhi gendang telinga milik Nathasya. Gemaan itu terdengar tampan, sekaligus mengerikan.

Nathasya tak dapat menjawab dengan bibirnya yang tertutup. Gadis itu hanya memberikan respon dengan raut wajahnya. Kilatan marah itu terlihat dengan jelas di iris matanya.

Lelaki bertopeng di hadapannya kini terduduk bersila. Membangkitkan Nathasya hingga kini terduduk bersandar di dinding usang. Jemari kekar miliknya berhasil dengan lembut mengusap tiap inci wajah milik Nathasya.

Sentuhan itu berakhir tepat di pinggiran tape yang melekat dengan sempurna menutup bibir gadis cantik di hadapannya. Menariknya sedikit demi sedikit, Nathasya memberikan reaksi yang memuaskan bagi sosok lelaki bertopeng itu.

Ringisan itu kini terdengar tatkala tape yang melekat di bibirnya perlahan terlepas. Nathasya berteriak dengan kencang, memaki dan memberikan segala umpatan.

"BANGSAT!"

"BANCI LO!!"

"GUE TAU MAKSUD BUSUK LO! GUE TAU IDE KONYOL LO! GUE TA–"

Plak!

Satu tamparan keras lelaki itu berikan kepada Nathasya yang kini terdiam merasakan panasnya pipi. Gadis itu menelan ludah yang kini terasa secercak darah. Napasnya kembali tak beraturan.

Jemari lelaki bertopeng di hadapannya lagi dan lagi menjadi tokoh utama kini. Menarik dagu milik Nathasya, hingga membuat gadis itu kini mendongak dan memberikan tatapan mematikan juga menantang.

"Sialnya, lo cantik," tutur lelaki tersebut. Jemarinya kini menjelajahi tiap inci wajah milik Nathasya yang tak kunjung berhenti memberikan tatapan menantang dan marah. "Selera Azgar bener-bener gak pernah mengecewakan," lanjutnya yang kini membelai pipi memerah dan panas milik Nathasya, akibat ulahnya yang menampar terlewat kencang.

Nathasya terkekeh meremehkan. Gadis itu membuang ludahnya untuk memberikan remehan mentah kepada lelaki di hadapannya. Lelaki bertopeng itu terkekeh kecil. Tak lama kemudian jemari kekarnya berhasil mengunci wajah milik Nathasya. Mencengkram kedua pipi Nathasya dengan kencang.

AZGARAMORA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang