26 - THE MAIN TARGET IS HIM, NOT HER

4.2K 525 397
                                    

Warning: Mohon menghargai penulis dengan vote dan komen. Komen di setiap paragraf akan semakin cepat membuat aku update chapter terbaru!

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

Musik begitu keras menggema di setiap sudut ruang. Lampu utama yang redup diiringi dengan lampu kecil berwarna-warni menyorot menyeimbangkan suasana. Lelaki tampan itu terduduk di salah satu sudut lantai dua. Tempat di mana hanya diperuntukan untuk tamu khusus.

Azgar menggenggam segelas minuman yang ia pesan bersama kawan-kawannya kini. Meski hatinya masih rapuh namun lelaki ini kini lebih realistis terhadap hidupnya. Ia tersenyum tatkala seniornya kini menepuk kepalanya pelan dengan ejekan yang terdengar.

"Kejar lagi lah, Gar! Jangan murung gini!" seru Acong yang baru saja tiba. Ia melihat dengan jelas wajah masam Azgar yang terus menerus menunduk dan sesekali menenggak segelas minuman keras secara one shot.

Azgar terkekeh hambar. Lelaki itu kembali menjepit es batu dan memasukannya ke dalam gelas yang kini kosong. Menuangkan minuman dalam botol ke dalam gelas. Menenggaknya kembali dalam one shot.

Ale meraih cepat gelas yang Azgar genggam. Menaruhnya di atas meja. "Lo bawa mobil sendiri," cegahnya cepat. Membayangkan adik lelakinya akan berkendara dalam keadaan mabuk tentu Ale tak ingin suatu hal buruk terjadi.

Azgar menggeleng pelan. "Gue sama Amor," jawab lelaki itu, oh ia sudah tak sadar. Ale dan Acong yang mendengarnya hanya dapat menggeleng-geleng tak heran dengan tingkah Azgar.

Ragnar terkekeh geli. Lelaki itu menyesap sedikit minuman pada gelas di genggamannya. "Ngarep!" ceplosnya yang diberi hadiah tawa oleh Ale dan Acong.

Azgar mendecak kesal. Menghela napas kasar. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya di badan sofa. Mendongakan wajah dan memejamkan mata. Jemarinya memijat pelipisnya yang sedikit pening. "What should I do, Bang?" tanya Azgar dengan suara serak khas ia mabuk. Lelaki itu menatap Ale dengan kepala yang masih bersandar pada badan sofa.

Satu alis Ale terangkat. Lelaki itu menghembuskan asap rokok dari mulutnya. "Lo masih sayang, kan?" tanya Ale yang kini mulai melepas leather jacket yang ia kenakan. Menyisakan kaos hitam polos yang melekat di tubuh semampai miliknya.

Azgar menatap Ale dengan tatapan heran. "Are you fucking kidding me?" seru Azgar tak terima. Tentu jawabannya Ale tahu betul. Apa yang dapat membuat Azgar segila ini jika bukan Amora?

"Jelasin ke dia. Gak cuma inti dari apa yang lo lakuin. From zero to hundred, persetan apapun responsnya. Hal yang penting dalam hubungan itu keterbukaan," jelas Ale yang kini menyesap minuman beralkohol miliknya.

Ragnar mengangguk setuju. Diiringi dengan kekehan dari sosok Acong yang kini menatap sekitar mencari mangsa. Oh sial, apakah ia tak malu akan umurnya?

Azgar menghela napas pelan. "What if she gets scared after she finds out everything?" tanya Azgar yang kini mengusap wajahnya kasar.

"You think she wouldn't be scared if she just found out about that? Gimana kalau mereka berhasil celakain Amora saat lo lalai? Wouldn't that surprise her even more? Let's think about that, Gar. Alasan lo bener-bener gak masuk akal," jelas Ale yang kini semakin serius membicarakannya dengan sang adik.

Azgar menghela napas pelan. Kembali memejamkan mata dan mengusap wajahnya secara kasar. "I'll try," ujar Azgar mencoba meyakinkan Ale.

Ale menghela napas pelan. Matanya kini menatap Acong yang terkekeh kecil. Acong menyesap minumannya. "Gue paham, Gar. Gue paham lo lakuin itu di belakang Amora karena apa. Gue tau dia punya trauma. Tapi dengan lo gak terbuka, gak menjamin bakal dapat hasil yang sesuai sama ekspetasi lo," tuturnya pelan.

AZGARAMORA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang