8 - SO, WHO IS SHE?

6.3K 614 391
                                    

Warning: Mohon menghargai penulis dengan vote dan komen. Komen di setiap paragraf akan semakin cepat membuat aku update chapter terbaru!

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

Mata Amora memandang ring neraka yang kini terdapat Azgar dan Ragnar di dalamnya. Lelakinya berkata hanya sebuah latihan. Namun sedari tadi, Amora memejamkan mata beberapa kali hanya karena pukulan yang Azgar berikan pada Ragnar. Lelaki dengan emosi tinggi itu benar-benar memukul Ragnar.

"Pelan-pelan dong!!!" Teriak gadis baru yang kini tampak khawatir lelakinya diberikan serangan beruntun dari Azgar.

Amora terkekeh kecil. Menatap Savanya Haudure, gadis cantik dengan tubuh semampai. Kekasih dari Ragnar yang kini tengah terengah-engah melambaikan tangan menyerah kepada Azgar yang terkekeh.

"Dia mau bunuh Ragnar?" ceplos Abel yang kini menganga lebar. Begini kah kekuatan Azgar yang Arka ceritakan padanya?

Ah ya, Abel kembali bersama dengan Arka. Lelaki sialan itu memilih Abel setelah perjalanan panjang. Ceritanya panjang dan rumit. Abel bahkan belum menceritakan detail kepada kawan-kawannya.

Karin mengangguk pelan. "I think so, Bel," tuturnya yang beberapa kali menutup mata menggunakan telapak tangan.

Sinta terkekeh pelan. Gadis ini terlalu sering menemani Agam berlatih. Sudah tak kaget dengan kekuatan Azgar di atas ring. Karena Azgar dan Agam selalu berlatih bersama di sasana Bang Pirto.

Amora tersenyum kecil tatkala lelakinya kini telah selesai berlatih. Mata keduanya bertabrakan. Tubuh Amora bangkit. Jemarinya meraih air mineral dingin yang tersedia di sana. Juga handuk kecil milik Azgar yang selalu lelaki itu bawa di dalam mobil.

Sedikit berlari, karena lelakinya telah turun dari atas ring neraka. Amora kini tersenyum bersamaan dengan Azgar yang merentangkan tangan.

"Jangan lari, Amor," waspadanya pada Amora. Ia khawatir gadisnya terjatuh karena lantai di sasana milik Berto tak begitu mulus.

Amora terkekeh. Gadis itu menyerahkan botol air mineral kepada lelakinya. "You, ok?" tanya Amora memastikan. Gadis itu khawatir karena Azgar belum sembuh total dari perawatan dokter.

Azgar mengangguk setelah menenggak sampai habis air mineral yang gadisnya berikan. Oh sialan, mengapa Azgar merasa air mineralnya saat ini terasa lebih manis?

Amora kini mengusap keringat yang membanjiri tubuh Azgar dengan handuk kecil di genggamannya. Gadis itu begitu telaten, perihal merawat lelakinya. Azgar tersenyum ketika usapan-usapan lembut itu Amora lakukan melalui handuk kecil yang gadis itu genggam.

"Gak bisa ya kalau kita nikah dalam waktu dekat, sayang?" tanya Azgar menatap Amora yang kini terkekeh dengan jemari yang masih sibuk mengusap keringat di kening Azgar.

Lelaki itu menatap dalam gadisnya. Ia tersenyum kecil. Apa yang ia katakan tadi bukan sebuah candaan atau godaan. Ia serius bertanya kepada gadisnya.

Amora tersenyum sesaat setelah selesai dengan kegiatan merawat sang kekasih. "Menurut kamu? Di umur aku yang masih 20 ini, aku udah bisa ya ngerawat dan perhatiin manusia lain?" tanya Amora. Gadis itu melangkah menggandeng lelakinya untuk duduk di salah satu kursi. Setidaknya beristirahat setelah melakukan latihan.

Azgar mengangguk dengan mantap. Ia terduduk di samping Amora. Matanya terus menatap Amora. "100%. Look how you treat me right, Amor," ujar Azgar, jemarinya kini menggenggam jemari Amora.

Amora kini menatap mata lelakinya. Mata yang kini menggelap dan sayu meski tajamnya mata tak kunjung hilang. Ia mengusap lembut jemari Azgar yang menggenggamnya.

AZGARAMORA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang