📍 Universitas, 12:23 -
Haechan menghentikan langkah kakinya saat melihat Mark yang tengah berjalan di koridor sekolah bersama seorang wanita.
Saat mereka saling berhadapan dengan jarak yang sudah sedikit dekat, Mark ikut menghentikan langkahnya bersama wanita itu.
"Kamu ke Univ bareng siapa? Maaf karena gak bisa jemput buat ke Univ bareng ya," tanya Mark lembut.
Haechan tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya.
"Bukan cuma hari ini kita gak berangkat kampus bareng, Mark. Tapi, udah hampir sebulan," jawab Haechan.
"..."
"Maaf. Tadi, emang niatnya mau ngajakin berangkat bareng. Tapi, tiba-tiba aku di-chat sama Milky buat nganter dia ke kampus. Ban mobilnya pecah. Nanti mau dibawa ke bengkel, bakalan lama juga. Jadi, aku yang anter Milky deh," jelas Mark.
Haechan melirik wanita yang berdiri di samping Mark dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
Jadi, wanita itu bernama Milky?
"Ah ... Gak apa-apa kok," gumam Haechan.
"Ya udah. Aku kayaknya harus ke kelas sekarang bareng Milky. Kita berdua mau ngerjain tugas yang belum kita kerja dari beberapa minggu yang lalu. Tiga hari lagi tugasnya bakalan diperiksa sama dosen," jelas Mark.
"Kamu langsung ke kelas aja. Dan maaf karena nggak bisa ngantar kamu ke kelas kali ini," lanjut Mark.
Haechan mengangguk pelan sebagai jawaban, lalu Mark berjalan pergi meninggalkan Haechan sambil menarik pergelangan tangan Milky agar ikut bersama dirinya.
Haechan membalikkan badannya dan menatap kepergian dua orang itu dengan tetapan nanar.
Ada rasa sesak yang melanda hatinya saat dia melihat Mark yang seakan-akan bersikap tidak peduli dengannya.
Apa yang dibilang oleh Jeno itu memang benar? Dimana Mark berusaha menjauh dan membuat jarak di antara mereka, itu karena dia merasa menjadi beban setelah ajakannya untuk membangun hubungan serius ditolak secara langsung olehnya.
Haechan duduk di kursi yang sudah disediakan khusus di samping koridor. Dia meremas dadanya yang terasa sesak.
"Bang Haechan!" panggil Zhenle yang baru datang bersama Jisung dan Chenle.
"Ya. Kenapa?" tanya Haechan lembut.
"Dengar-dengar, Mark lagi dekat sama bendahara kelasnya. Abang gak sakit hati, kah?" tanya Zhenle.
"Kalau sakit hati, ada Jisung kok yang siap menampung nama Kak Haechan di hati!" sahut Jisung.
Chenle melirik Jisung sinis, sedangkan yang dilirik malah menyengir tanpa dosa.
"Nggak kok. Mark gak dekat sama siapa-siapa selain Kakak sama kalian," jawab Haechan lembut.
"Tadi Giselle lihat Kak Mark jalan ke kelas bareng Milky itu!" seru Giselle yang baru datang bersama dua temannya.
"Hum ... Kayaknya mereka berdua nggak lama lagi bakalan ngejalin hubungan. Dari pertama kali kita jadi maba, udah jadi rahasia umum kalau Milky suka sama Mark waktu kita masih maba," jelas salah satu teman Giselle, Harley.
"Besar kemungkinan mereka jadian kalau emang selama ini Mark juga suka sama Milky. Bahkan sewaktu berita tersebarnya hubungan lo yang pacaran sama Mark, Milky masih tetap berusaha buat dekatin cowok lo," jelas Harley lagi.
"Hum ... Terkadang milik seseorang memang menggoda di mata orang lain," tutur Jeno yang baru datang bersama Jaemin.
"Ih! Mark mah udah bucin akut sama sahabat gue. Mana mungkin dia ada niatan buat cari orang lain di belakang Haechan, sih?!" malas Jaemin.
"Kalau emang nggak boleh cari orang lain di belakang Haechan. Seenggaknya masih ada kesempatan nyari orang lain di depan Haechan, kan?!" sahut Renjun dengan mulut pedasnya. Dia tadi tak sengaja lewat di depan Haechan dan teman-temannya.
Ya, walau Renjun tak masuk dalam circle mereka. Tapi, Renjun kalau masalah akrab sama orang-orang itu gak pandang bulu.
- 🤍🤍🤍 -
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Antagonist | MarkHyuck
Teen Fiction"Ini aku, Haechan! Dia bukan Haechan!" -Lee Haechan "Gue bipolar." -Mark Lee ------------------------------------------ Entahlah, Haechan tak tahu apakah dunia sedang mempermainkannya atau memang dia ditakdirkan untuk menjadi penjahat di dalam cerit...