Setelah berjam-jam Johhny di atas pesawat, akhirnya Johnny sudah tiba di New York.
Tempat yang paling utama di datangi setelah Bandara adalah Mansion nya.
Tak lupa Hakkum dan Aeri juga sudah kembali ke New York. Alasan mereka tidak stay di Indonesia karena malu atas perlakuan Irene beberapa hari yang lalu saat di ruangan Kepsek mereka berdua.
Sesampainya di Mansion mereka, ayah dan anak itu kaget bukan main saat di pagar rumah mereka terdapat secarik kertas yang bertuliskan,
THIS HOUSE FOR SALE.
"Pa ... Ini nggak benar kalau Mansion kita dijual, kan?! Ini cuma kerjaan orang iseng doang kan, Pa?!" tanya Hakkum sambil menangis.
Johnny masih menatap tulisan itu dengan tatapan nanar.
"Nggak mungkin Mansion gue tiba-tiba dijual kayak gini. Perusahaan gue sama perusahaan Hana masih berjalan lancar. Mana mungkin tiba-tiba Mansion gue dijual?!" batin Johnny tak percaya.
Johnny dengan segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Hana istrinya. Hampir 10 kali dia menelepon Hana, tetapi sama sekali tak diangkat oleh Hana.
Telepon terakhir Johnny akhirnya diangkat oleh Hana.
"Jangan pernah hubungin gue lagi!"
Hanya kalimat itu yang diucapkan Hana, lalu setelah itu Hana memutuskan panggilan teleponnya secara sepihak.
Johnny terdiam dengan pandangan yang sangat sulit untuk diartikan, sedangkan kedua anaknya tengah menangis meraung-raung meratapi tempat tinggal mereka yang sudah dijual.
"Mama bilang apa, Pa?! Mama pasti ada di dalam, kan?!" tanya Aeri merecoki.
Johnny menggelengkan kepalanya dengan lemah sambil mencengkram ponsel yang dia pegang.
"Mama ngangkat telepon Papa. Tapi, Mama bilang kalau Mama nggak mau ada hubungan lagi sama Papa. Habis itu Mama matiin teleponnya dan malah blokir Papa," jelas Johnny nanar.
Hakkum dan Aeri menggeleng tak percaya sambil menggigit bibir mereka agar berhenti bergetar karena menangis.
"Mama nggak mungkin lupain kita, kan?! Mama pasti sayang banget sama kita kan, Pa?! Mana mungkin Mama mau mutusin hubungan kita!" sanggah Hakkum tak terima.
Tak ada pilihan lain yang dapat dilakukan oleh Johnny, Hakkum dan Aeri selain berjalan untuk mencari penginapan malam ini.
Tapi, saat baru berjalan beberapa langkah, sebuah mobil mewah berhenti di samping mereka.
"Loh! Paman Johnny?!"
Johnny kaget karena seorang pemuda dengan perawakan tubuh yang terbilang cukup tinggi tiba-tiba mengenalnya.
"Kamu siapa?" tanya Johnny.
Pemuda itu tanpa kaget saat mendengarkan pertanyaan Johnny yang ternyata tak mengenali wajahnya.
"Loh! Paman lupa kalau saya Jisung? Saya anak Papa Taeil-"
"Jisung?! Tolong bantu Paman!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Antagonist | MarkHyuck
Genç Kurgu"Ini aku, Haechan! Dia bukan Haechan!" -Lee Haechan "Gue bipolar." -Mark Lee ------------------------------------------ Entahlah, Haechan tak tahu apakah dunia sedang mempermainkannya atau memang dia ditakdirkan untuk menjadi penjahat di dalam cerit...