26

689 79 13
                                    

📍 Indonesia, 06:12 -

"Itu terserah dari kemauan saya, Pak! Saya mau membawa anak saya kembali ke New York adalah hak saya sebagai orang tua! Bapak di sini cuma sebagai orang yang bekerja di sekolah ini, bukan sebagai pengganti tetap orang tua murid!"

"Maaf, Pak. Saya benar-benar tidak bisa untuk melanggar peraturan yang sudah di sepakati oleh sekolah, Pak. Haechan harus tetap berada di sekolah ini hingga masa kontrak pertukaran pelajarnya sudah habis."

"Saya mau anak saya kembali ke New York dan tidak menetap di Indonesia! Saya akan membayar berapapun biayanya!"

"Maaf, Pak. Kami benar-benar tidak menerima sogokan. Aturan adalah aturan."

"Tujuh puluh juta cukup?"

"Maaf. Saya tidak bisa, Pak."

"Bapak ini sebenarnya mau disogok berapa juta, sih?! Atau Bapak mau saya sogok seratus juta?!"

"Maaf-"

"Echan nggak mau balik ke New York!"

Perdebatan Johnny dan kepala sekolah langsung terhenti karena tiba-tiba Haechan yang datang dan langsung berteriak dengan keras.

Johnny langsung menatap anak kandungnya itu dengan tetapan yang begitu tajam.

"Bahkan sampai kontrak pertukaran pelajar itu habis, Echan selamanya nggak akan pernah kembali lagi ke negara itu! Echan udah nemu keluarga asli Echan di sini!" seru Haechan berusaha mati-matian untuk menahan rasa takutnya melawan Johnny.

"SEO HAECHAN!"

Johnny berteriak dengan keras dan bahkan suaranya menggelegar di dalam kantor tersebut.

"Bapak tolong jangan meninggikan suara Bapak terhadap anak Bapak. Perlakuan Bapak bisa menimbulkan trauma untuk anak Bapak sendiri," jelas sang kepala sekolah.

"Anda jangan ikut campur dengan urusan keluarga saya!" marah Johnny sambil menunjuk kepala sekolah itu dengan begitu marah.

Sang kepala sekolah terdiam karena tetap saja Johnny yang jadi pemenang di sini. Di sini dia hanyalah seorang kepala sekolah, sedangkan Johnny adalah ayah kandung muridnya.

"Sudah berani kamu membentak saya, anak sialan?!" marah Johnny.

Kedua mata Haechan langsung berkaca-kaca saat mendengarkan ucapan sang ayah, lebih-lebih ayahnya memanggilnya seperti itu di depan banyak orang.

"Sekarang ikut Papa kembali ke New York atau Papa yang bakalan seret kamu secara paksa!" ancam Johnny.

Haechan menggeleng dengan cepat sambil melangkah mundur memberi jarak pada dirinya dan sang ayah.

"Echan nggak akan pernah kembali lagi ke rumah itu, Pa! Echan benar-benar tersiksa berada di sana, apalagi harus satu atap sama orang yang nggak pernah sayang dan nggak pernah tulus sama Echan."

"Terkadang Mama Hana memperlakukan Echan layaknya seekor binatang yang hina, begitupun dengan kedua anak kandungnya, Hakkum dan Aeri."

"Echan selalu diperlakukan seperti itu dan Papa bahkan tidak peduli dengan keadaan Echan."

"Echan sangat berharap kalau suatu hari Papa akan menanyakan keadaan Echan. Tapi, Papa malah menganggap Echan layaknya orang asing di dalam kehidupan Papa."

"Bahkan, semua fasilitas yang Echan miliki jatuh di tangan Mama Hana dan kedua anaknya!"

"Echan capek! Echan capek, Pa..."

Haechan tak ragu lagi untuk mencurahkan seluruh isi hatinya pada sang ayah. Dia mengeluarkan semua keberaniannya untuk mencurahkan seluruh isi hatinya di depan banyak orang. Dia tidak ingin bila dia semakin diinjak-injak seperti ini.

Im Not Antagonist | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang