"Saya merasa sedih karena sifat kalian yang benar-benar begitu negatif. Apa kalian memiliki sifat iblis itu karena kalian hasil hubungan gelap antara Mama dan Papa kalian selama di luar nikah?"
Hakkum dan Aeri benar-benar kaget saat mendengarkan perkataan Irene yang pastinya membuat mereka berdua malu di depan banyak orang.
Johnny menatap kaget pada Irene.
"Wajah anda kenapa terlihat begitu kaget, Tuan Johnny? Anda tidak dapat mengelak dari tuduhan saya, kan? Mereka berdua memang lahir setelah kita berdua menikah bukan? Lebih tepatnya, Anda berselingkuh di belakang saya setelah memiliki tiga anak, lalu perselingkuhan kalian menghasilkan dua anak yang menuruni sifat kalian berdua," jelas Irene sinis.
"DASAR ORANG GILA!" marah Hakkum.
Hakkum hendak menampar Irene, tetapi Irene dengan segera membalikkan keadaan setelah dia menahan pergelangan tangan Hakkum. Irene yang melayangkan tamparan yang begitu keras pada pipi kanan Hakkum.
"Berani sekali kamu ingin menyentuh kulit saya dengan menggunakan tangan kotormu itu. Apakah kau tidak merasa miris bila kulitmu menyentuh wajah saya!" sinis Irene.
Aeri yang melihat itu langsung ketakutan, lalu perlahan dia melangkah mundur karena tak ingin bila nantinya disakiti oleh Irene.
"Tidak semudah itu untuk lari dari tanggung jawab setelah apa yang lo lakuin sama Haechan, Aeri."
Aeri kaget dan buru-buru dia mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Mata Aeri melihat siapa yang baru saja berbicara dengan nya.
"Felix!"
Felix tersenyum miring saat namanya dipanggil oleh Aeri, lalu dengan kasar dia menarik pergelangan tangan Aeri agar ikut bersamanya.
Aeri memberontak sambil meringis kesakitan dan berteriak agar ditolong oleh siapapun.
Tapi, siapa yang ingin menolong orang jahat seperti Aeri dan juga keluarganya yang tak punya hati?
"Pa ... Tante Irene nampar Hakkum..." Hakkum berbicara dengan begitu lirih mengadu pada sang ayah.
"Irene! Kamu selamanya tidak akan bisa menceraikan saya!" bentak Johnny sambil merobek dokumen yang tadinya dilontarkan oleh Irene untuknya.
Irene langsung tertawa geli saat melihat tindakan mantan suaminya itu.
"Bahkan sampai kau membakar dokumen itu, kita selamanya akan tetap bercerai! Dokumen yang kamu robek itu hanya salinan semata dan bukan aslinya! Dokumen aslinya ada pada saya," ucap Irene dengan nada suaranya yang begitu tegas.
"Perceraian tidak akan terjadi selama aku tidak menandatangani surat perceraian itu, Irene!" bantah Johnny.
"Kamu memang tidak pernah menandatangani surat perceraian itu, Johnny. Tapi, Hana istri kamu yang sudah menandatanganinya dan meyakini kamu dengan alasan yang cukup kuat. Istrimu sangat pintar ya?" ledek Irene.
"Bahkan hak asuh anak kandung saya sekarang sudah berpindah tangan pada saya. Dan itu pastinya karena bantuan kasus pem-bully-an yang dilakukan sama anak kamu itu. Baik saat kalian masih di New York atau bahkan saat sudah di Indonesia," jelas Irene sambil melirik Hakkum.
Hakkum bergeming, tetapi suara menyakitkan langsung terdengar di telinganya.
"Ih gak nyangka yah."
"Hakkum dan Aeri ternyata anak haram."
"Anak diluar nikah mah mending, daripada mereka yang lahir pas Pak Johnny masih berkeluarga dengan Nyonya Irene."
"Dan lebih parahnya, Hakkum dekatin Mark dan mengaku sebagai Haechan."
"Gila."
"Tuh anak kayaknya kelihatan rada-rada stres."
Bisik para murid.
"Dan untuk masalah perusahaan yang sekarang kamu pegang, itu semua sudah berpindah tangan pada saya dan suatu hari nanti akan saya gantikan dengan nama anak saya. Dari Johnny Group akan menjadi Haechan Group. Sepertinya nama perusahaan terakhir itu begitu cocok untuk nama perusahaan anak saya," jelas Irene.
"APA MAKSUD KAMU MENGAMBIL ALIH PERUSAHAANKU?! JANGAN BERMIMPI KALAU KAMU BISA MENGAMBIL PERUSAHAANKU!" marah Johnny.
Irene tertawa meledek.
"Bahkan sampai kamu nangis darah pun, perusahaan itu tetap akan jatuh ke tanganku. Apa kau lupa tentang I.R Group? Itu perusahaan yang aku bangun secara mati-matian agar aku bisa membalaskan dendamku padamu."
"Aku ingin membalaskan dendamku agar terlihat lebih berwibawa dan terlihat lebih anggun di depan kalian."
"Aku bukan orang gila sama seperti istrimu saat ini atau bahkan anak haram kamu itu, Johnny."
"Aku tidak akan membalas dendam dengan cara menyakiti fisik atau bahkan mempermalukan kalian di depan umum. Ah ... Tapi, poin kedua sepertinya sudah kalian rasakan saat ini."
"Aku membalas kalian agar kalian menderita selama hidup di dunia. Kalian menderita dan tidak tahu harus berbuat apa selain hanya memilih untuk bunuh diri."
"Perlakuan kalian semua benar-benar membuatku muak!"
Irene berucap dengan begitu kecewa disertai dengan rasa marah yang sedikit tertahan.
Memang benar kalau balas dendam dengan sebuah prestasi itu adalah hal yang paling terbaik.
"Cukup, Tante! Cukup! Tolong jangan mempermalukan saya lebih jauh lagi bersama Ayah saya!" seru Hakkum yang sekarang tengah menangis frustasi karena dia yang dibenci dan dihina seperti ini di depan umum.
Irene tertawa terbahak-bahak saat mendengar permintaan Hakkum.
"Kamu meminta saya untuk berhenti dan mengampuni kamu?" tanya Irene sedih.
"Tapi, di dalam kamus saya, tak ada kata ampun untuk orang seperti kalian. Tak ada kata ampun untuk orang yang sudah menyiksa anak tersayang saya! Bahkan bila kalian sujud di kaki saya satu hari satu malam, kalian tidak akan saya ampuni dan saya akan terus menyiksa kalian semua!" seru Irene.
Irene berbalik untuk menatap ke arah kepala sekolah yang sedari tadi hanya diam menonton.
"Tolong tetap pertahankan anak saya di sekolah ini, kalau perlu jangan membuat dia untuk kembali lagi ke New York. Kalaupun Bapak terima hasil uang suap, saya dengan senang hati membayar satu perusahaan untuk Bapak," ucap Irene.
Sang kepala sekolah mengangguk setuju sebagai jawaban. Dia tetap pada pendiriannya untuk tidak menerima suap.
Irene menatap mantan suaminya itu dengan tatapan yang begitu sinis.
"Selamat menjalani hari-hari yang begitu sengsara, mantan suami," ucap Irene meledek sambil berlalu pergi dari hadapan Johnny.
Irene menundukkan kepalanya sambil menatap Hakkum yang kini tengah menunduk ketakutan karena dirinya yang semakin mendekat.
"Well ... Biarpun hukum di Indonesia berkata kalau anak hasil di luar nikah tak mendapat warisan, itu tak berlaku pada keluarga kalian yang sekarang lebih rendah dibandingkan rakyat jelata. Sampai ayahmu banting tulang atau bahkan Ibumu banting selangkangan, kalian semua tidak akan mendapatkan pekerjaan. Nama kalian satu keluarga tidak akan diterima di satu perusahaan pun. Semuanya sudah saya urus dan berakhir kalian semua di blacklist dari setiap perusahaan yang ada," jelas Irene.
Irene tersenyum menyeringai, lalu pergi begitu saja meninggalkan semua orang yang ada di sama bersama Jeno.
Ya ... Jeno juga menyaksikan perdebatan itu. Ya ... Walaupun dia sempat kaget karena Irene yang kembali, padahal yang dia tahu Irene sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
- 🤍🤍🤍 -
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Antagonist | MarkHyuck
Novela Juvenil"Ini aku, Haechan! Dia bukan Haechan!" -Lee Haechan "Gue bipolar." -Mark Lee ------------------------------------------ Entahlah, Haechan tak tahu apakah dunia sedang mempermainkannya atau memang dia ditakdirkan untuk menjadi penjahat di dalam cerit...