Di meja makan sudah di hidangkan mi ayam di depan Zia dan jenderal Rekza.
"Apakah enak?" Tanya jenderal Rekza menatap aneh bentuk mi yang seperti cacing itu.
"Tentu saja enak ini adalah salah satu makanan favorit ku tau" jawab Zia.
"Ayo makan" ujar Zia lagi langsung memakan mi ayam nya Tampa menunggu jenderal terlebih dahulu.
Zia terus makan tapi saat sedang menikmati makanannya Zia melihat ke arah Jenderal Rekza yang masih belum menyentuh mi ayam miliknya.
"Ayo makan kau pasti suka" ujar Zia di di selah makan nya.
Jenderal Rekza yang melihat Zia seperti sangat menikmati makanan itu pun akhirnya juga mengambil garpu dan melilit kan mi di garpunya.
Mengangkat garpu yang terdapat mi itu ke arah mulutnya dan.
Hap
Mi itu masuk ke dalam mulut ia mengunyah nya pelan tapi saat sedang merasakan nya tiba-tiba kunyahan yang tadi pelan menjadi cepat ia menyukai makanan itu.
"Makanan apa ini?, Ini sangat cocok di lidah ku" batin nya
jenderal Rekza Memakan dengan lahap Tampa memperdulikan Zia yang sekarang sedang melihat nya.
"Hem tadi aja sok gak suka Sekarang mah udah mau habis aja" batin Zia saat melihat mangkok jenderal Rekza yang berisi Mia ayam sudah mau habis sedangkan milik nya saja masih banyak.
"Enak kan? Ya iyalah mi ayam gitu loh" ujar Zia kepada jenderal Rekza.
Mi ayam jenderal Rekza sudah benar benar habis Sekarang mengelap bibirnya menggunakan kain yang sudah di siapkan.
"Makan ini, aku baru pertama kali merasakan nya" ujar jenderal Rekza menggunakan kosakata aku bukan saya sambil menatap Zia.
"Kau tau dari mana cara memasak ini?" Tanya nya lagi penasaran.
"Hemm dari mana ya?"
"Kau tak perlu tau Rekza tapi yang penting itu enak kan?" Jawab Zia.
Jenderal Rekza menganggukan kepalanya Setuju dengan ucapan zia " Hem, dan kau akan memasak ini lagi untuk ku" ujar nya.
"Kenapa aku? aku akan mengajari pelayan agar bisa memasak mi ayam seperti ini dan kau tak perlu meminta kepada ku"
"Tapi aku maunya kau yang memasak dan menggunakan tangan mu sendiri"
Entah lah ia merasa jika Zia yang memasak makanan itu akan menjadi sangat istimewa bagi nya"Huuh dasar menyusahkan, aku kan orang nya mageran kalau aku memang lagi pengen masak ya gak papa tapi kalau lagi malas kan aaa dasar de nyusahin" kesal Zia di batin tapi terus menatap ke arah Jenderal Rekza dengan senyum manisnya yang di buat agar tak seperti tertekan.
"Baik lah jenderal Rekza" senyum paksa Zia.
"Panggilan aku Rekza zia" pinta jenderal Rekza.
"Baik lah Rekza yang tampan"
Rekza yang mendengar kata terakhir yang keluar dari mulut Zia pun merasakan degupan jantung nya yang menggila dengan wajahnya yang memerah sampai ke leher, ia menoleh ke arah samping mencoba menghindari tatapan zia.
"Ais kenapa jantungku selalu berdegup kencang seakan mau meledak saat Zia memuji ku, bahkan melihat Zia tersenyum saja jantungku sudah sangat berdebar" batin nya.
"Kenapa dengan nya apakah dia sakit? Kenapa wajah nya merah?" Batin Zia heran
"Aduh nona jenderal Rekza itu sedang salting karena anda bilang tampan!, Bukan karena ia sedang sakit" ucap sistem.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI <FIGURAN LICIK> [END] [SEGERA TERBIT!!]
Historical Fiction#CERITA HASIL PIKIRAN SENDIRI# #BANYAK TYPO NYA JADI Maklumi SAJA. # SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA!. Dari sorang gadis bar-bar yang meninggal karna kecelakaan dan bukannya ke alam baka dia mala terlempar ke dalam sebuah novel yang terakhir ia baca da...