chapter 28

5.8K 312 11
                                    

"Enghhh" Zia terbangun dan membuka matanya, ia melihat kesamping kanannya saat merasakan ada tangan kekar yang memeluk tubuhnya dari arah samping.

Tangan itu memeluk tubuh Zia yang kecil jika dibandingkan tubuhnya, orang itu memeluk sangat erat seperti sangat takut kehilangannya.

Zia menatap binar orang yang memeluk nya itu.
"Ya Allah nikmat mana lagi yang harus aku dustakan" batin Zia terpanah melihat bahwa penyihir agung Lucas lah yang sedang memeluk tubuhnya dengan sangat erat.

Wajah tampan yang sangat tenang saat tidur itu terlihat sangat polos dan imut rasanya Zia ingin mencium semua bagian wajah yang sangat sempurna itu.

"Bagaimana bisa wajah yang biasanya datar dan mengerikan kini terlihat sangat imut dan polos, rasanya aku ingin mencium wajah ini" gumam Zia, ia sangat gemas dan menggeser posisi tubuhnya sedikit menyamping dengan gerakan pelan takut pria yang ada di sampingnya ini terbangun, saat tubuhnya sudah benar benar sudah menghadap ke arah Lucas bahkan tangan Lucas masih memeluknya, ia menggerakkan tangannya mengelus lembut pipi itu.

"Apa kau menyukai ku?, Apakah pantas aku mendapat kan cinta kalian nantinya? Aku takut aku hanya akan membuat kalian menderita nantinya" lirih Zia masih mengelus lembut pipi Lucas yang tertidur dengan nyenyak nya apalagi saat merasakan elusan tangan Zia yang lembut membuat nya semakin nyenyak saja.

"Entah mengapa perasaan ku tak enak, Aku harap semua baik baik saja kedepannya" ujar Zia lalu ia ikut memejamkan matanya menyusul Lucas yang tertidur, karena hari masih gelap.

****

Sedangkan di sebuah tempat seorang gadis sedang duduk di depan cermin kamar nya.

"Besok adalah hari nya, aku akan memulai rencana ku" ujarnya tersenyum bahagia.

"Aku akan menjadi permaisuri Hahahahahah" ujar nya sambil tertawa di akhir ucapannya.

****

Sekarang hari sudah pagi, Lucas mulai membuka matanya dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah Zia lah yang tepat di depan wajahnya.

Ia tersenyum tipis memandang wajah zia yang damai seperti tak terganggu sama sekali dengan pergerakan yang dilakukan oleh Lucas, melihat itu Lucas menatap Zia dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Aku semalam bermimpi kau mengelus pipiku" gumamnya lirih entah kenapa ia merasa kecewa saat tau bahwa itu adalah mimpinya bukan kenyataan.

"Padahal bukan mimpi" ujar sistem saat mendengar ucapan dari Lucas.

"Kenapa kau belum membuka matamu, apakah kau bermimpi sangat indah di sana? padahal aku sangat ingin bicara kepada mu zi-a,  banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepada mu salah satunya adalah apakah kau memang berhubungan dengan dua bajingan ah atau teman temanku?" Lucas kira Zia masih belum sadar dari tidur panjangnya selama tiga hari lebih padahal Zia baru saja sadar tadi malam sayangnya Lucas tertidur dan tak mengetahui itu.

Lucas mengelus wajah Zia ia melihat dengan lekat wajah Zia yang sangat cantik dan terlihat sangat-sangat imut itu sekarang ia tau kenapa Duke Xavier dan Jenderal Rekza Sangat tergila-gila dengan Zia.

Sedangkan di posisi Zia, ia merasa terganggu karena elusan di wajahnya yang menganggu tidur nyenyak nya.

"Enghh" lenguhan itu keluar dari bibir pink milik Zia membuat Lucas langsung terdiam kaku saat mendengar nya.

"Apakah Zia akan bangun dari tidur panjangnya?" Batin Lucas ntah kenapa ada perasaan aneh yang timbul di hatinya.

Zia mulai membuka matanya.
Betapa terkejutnya ia bahwa di depannya ada Lucas, Lucas yang masih memeluknya bahkan Lucas sedang melihat ke arahnya dengan posisi tubuh mereka yang sangat dekat dan jangan lupa tangan Lucas yang lainnya masih di pipi Zia.

"Eh" ujar Zia kaget membuat Lucas tersadar.

Zia ingin melepaskan tangan Lucas di tubuhnya dan di wajahnya, tapi entah kenapa ia merasa heran bukannya lepas pelukan itu malah semakin memeluknya erat apalagi tangan yang tadi di wajah Sekarang berpindah ikut memeluk tubuhnya.

"Lepas" ucap Zia mencoba memberontak di dekapan Lucas yang nyaman dan hangat itu.

Mulutnya sih bilang lepas tapi beda dibantinya yang sangat bahagia saat melihat Lucas malah memeluknya tampa mau melepaskan nya, kapan lagi kan bisa di peluk oleh penyihir agung yang sangat dingin dan tak tersentuh oleh perempuan ini pikir Zia.

Lucas memeluk tubuh Zia semakin erat dan bahkan ia langsung meletakkan kepalanya di leher Zia lalu berbisik.

"Jangan memberontak, aku hanya ingin memeluk mu sebentar" ujar nya pelan di leher jenjang Zia, hembusan napas dari Lucas di leher Zia membuat sang empu merinding.

Zia berhenti memberontak dan membiarkan Lucas memeluk tubuhnya.

"Kenapa aku bisa ada di sini? dan kenapa kau juga di sini" zia memulai akting pura-pura tak tau.

Lucas yang mendengar pertanyaan Zia langsung menjawab tampa melepaskan pelukannya.

"Aku membawamu ke kediamanku karena itu aku juga ada di sini" jawab Lucas terendam di leher Zia Lucas sesekali mencium wangi Zia dengan rakusnya wangi tubuh Zia yang sangat harum itu membuat nya candu dan merasa tenang.

"Di kediaman mu?" Ucap Zia.

"Hem" balas Lucas.

"Emm kenapa kau membawa ku dan berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Tanya Zia kepada Lucas, sebenarnya sih dia sudah diberitahu sistem tapi ya namanya juga sedang Pura-pura.

"Kau tidur selama tiga hari lebih" jawab Lucas.

"Tiga hari lebih?" Ujar Zia kaget padahal dia bersenang senang di ruang sistem.

"Apakah aku terlalu memaksa diriku kemarin" gumam Zia kecil dan masih bisa di dengar oleh Lucas karena Lucas yang memeluk Zia.

Lucas mendengar gumaman Zia langsung mengangkat kepalanya dari ceruk leher Zia dan menatap wajah Zia.

"Kenapa kau melakukan tindakan berbahaya itu" ujar Lucas entah kenapa dia sedikit emosi saat mengingat Zia relah membahayakan nyawanya untuk menyembuhkan dirinya waktu itu.

"Hehe aku- emm aku tak apa apa tenang saja" santai Zia bangun dan duduk saat Lucas sudah melepas pelukannya.

Lucas ikut duduk lalu menghadap Zia ia berucap.

"Tak apa bagaimana kau bahkan tak sadarkan diri selama tiga hari lebih Zia" ujar Lucas geram mendengar nada santai zia.

"Aku tak apa apa tenang saja"

"Tapi itu berbahaya!" Lucas tampa sadar membentak Zia.

Zia terlonjak kaget saat mendengar nada tinggi Lucas, lalu ia menundukkan kepalanya.

"Aku kan hanya ingin menyembuhkan mu" lirih Zia matanya berkaca-kaca

Lucas yang sadar bahwa tak sengaja membentak Zia, dan membuat Zia sedih pun merasa bersalah.

"Maaf aku tak sengaja, maaf kan aku" ujar Lucas cepat dan menggenggam tangan kecil Zia.

"Hiks kau jahat Hiks" drama tangis sudah di mulai.

"Nona ku sangat hebat dalam berekting" puji sistem melihat kemampuan akting Zia yang sangat terlihat alami.

"Tentu saja siapa dulu dong Zia" jawab Zia di batin membuat sistem terkekeh lucu.

"Kau jahat Hiks aku hanya ingin kau sembuh hiks tapi kau membentak ku" ujar Zia semakin menangis.

Lucas langsung memeluk tubuh Zia yang gemetar karena menangis.

"Maaf, maafkan aku jangan menangis kau boleh menghukum ku tapi jangan menangis" ucap Lucas mengelus rambut panjang Zia, Zia terus saja terisak.

"Maafkan aku" ujar Lucas lagi ia sangat takut Sekarang, entah kenapa ia takut bahwa Zia akan pergi darinya karena telah membuat Zia menangis, ia sudah sangat menyukai Zia ia tak mau Zia pergi darinya.


TBC..

Typo tandai..
Jangan lupa vote dan komen..
Dan follow akun author..

TRANSMIGRASI <FIGURAN LICIK> [END] [SEGERA TERBIT!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang