02||Pacar?

1.8K 45 0
                                    

*****

Raina hanya diam seraya memperhatikan Gibran yang tengah menyuapi seorang wanita, dengan raut wajah senang.

"Ngapain kamu ngeliatin saya begitu?" tanya Gibran dirinya mengangkat sebelah alisnya.

Sadar akan pertanyaan dari Gibran, Raina pun membuang pandangannya kesembarang arah.

"Sayang, nanti kita jadikan ke mall?" ucap wanita itu dengan nada manjanya serta tangannya yang selalu narik-narik tangan Gibran.

"Jadi dong sayang," jawab Gibran dirinya mengelus surai rambut wanita itu.

"Astagfirullah," gumam Raina yang mendengar itu, dirinya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa? Gak seneng yah? Kasian gak dipeduliin sama suaminya," ejek wanita itu pada Raina.

Raina yang mendengar ejekan itu langsung menatap kearah wanita itu dengan tatapan bak pedang.

"Aduh, maaf-maaf aja nih ya mba cantik. Mbak terlalu pede deh lagipula saya tidak peduli mau dia peduli atau nggak pun," sahut Raina dengan nada tenang.

"Kamu--" wanita itu hendak beranjak namun, ditahan oleh Gibran.

"Cukup Raina! Kamu ini apa-apaan!" bentak Gibran tak suka dengan perkataan Raina.

"Asal kamu tahu yah! Saya pacarnya Gibran! Kamu jangan macam-macam sama saya!" teriak wanita itu menggema di seisi ruangan.

"Kamu pacarnya yah? Kenalin kesayangan orang tuanya," ucap Raina seraya mengulurkan satu tangannya.

"Si4lan lo j4lang!"

Dibalik cadarnya Raina tersenyum smirk, semudah itu dia memancing emosi wanita yang berstatus pacar Gibran itu.

"Duh, kamu kenapa si? Aku diem aja kok kamu maki-maki aku?" Raina memasang suara yang terdengar sedih.

"RAINA CUKUP!"

Mendengar itu Raina seketika menunduk, bisa-bisanya Gibran membentaknya hanya untuk pacarnya? Oh maaf Raina lupa. Rainakan tidak pernah di anggap.

"Kamu jangan semenah-menah sama pacar saya! Dibandingkan dengan dia kamu ini sama sekali tidak ada apa-apanya," ucap Gibran dengan nada tinggi.

Wanita itu tersenyum smirk seraya bersembunyi dibelakang tubuh Gibran untuk perlindungan.

"Kamu ini hanya wanita pilihan orang tua saya! Bukan wanita pilihan saya! Jadi jangan harap saya bakalan luluh!" balas Gibran.

"Kasian makannya kalau jadi cewek tuh penampilannya yang menarik jangan ngebosenin gini, pantes aja Gibran nyari cewek lain. Orang istrinya aja gak bisa jaga penampilan," sindir wanita itu.

"Emangnya kamu berpenampilan seperti itu membuat pria tertarik? No, kamu berpenampilan seperti itu hanya akan mengundang dosa dan hawa nafsu," ujar Raina.

"Kamu memang cantik hanya saja penampilanmu sangat di sayangkan,"

"Lagi, kamu perebut,"

"Diem lo pel4cur!" bentak wanita itu yang sudah tersulut emosi akan ucapan yang Raina lontarkan.

"Lho? Mengapa kamu marah? Saya kan hanya menilai? Memangnya salah yah? Kamu saja tadi menilai saya jadi kita gantian untuk saling menilai," sahut Raina tanpa rasa takut.

"Zena, tenanglah." ujar Gibran menenangkan wanita itu.

Zena adhisty adalah nama wanita itu, dirinya berstatus sebagai pacar Gibran.

"Gimana bisa tenang! Istri kamu hina-hina aku Gibran!" ucap Zena dengan raut wajah memerah padam.

"Saya nggak ngehina saya hanya menilai, kamu ini jangan salah paham dong!" bantah Raina yang ikut tak Terima di tuduh-tuduh.

"Raina cukup! Sekali lagi saya mendengar ucapan yang tidak pantas seperti itu! Saya tidak segan-segan mengusir kamu dari rumah ini!" bentak Gibran.

"Silakan saja, nanti jika saya keluar kamu akan punya masalah besar dengan kedua orang tuamu mas Gibran,"

𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠...

Istri Bercadar Ceo PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang