01||Hal gila

4K 63 0
                                    


𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠!!

Gibran menatap kearah Raina dengan perasaan dongkal, hari ini dirinya benar-benar sial.

Kenapa dirinya harus menikahi gadis bercadar yang membosankan seperti Raina? Apa tidak ada gadis yang menarik lagi?

Siang tadi mereka baru saja menggelar pesta pernikahan yang cukup meriah, karena tidak mungkin mereka menggelar pesta yang sederhana.

Itu akan merusak citra keluarga mereka, apalagi Gibran adalah Ceo yang terkenal.

Dirinya harus menikahi Raina karena ketidak sengajaan yang dirinya buat, beberapa hari sebelum pernikahan Gibran tidak sengaja menabrak Ayah Raina.

Dan Ayah Gibran memerintahkannya untuk menikahi Raina, jujur saja dirinya sangat tidak menginginkan pernikahan ini.

"Ubah penampilanmu, jangan buat saya malu. Lepas hijab dan cadarmu," perintah Gibran.

"Astagfirullah, kamu gila mas?" Raina menatap tajam Gibran.

"Saya tidak gila. Hanya saja saya tidak suka dengan penampilanmu," ujar Gibran.

Mendengar itu hati Raina seketika diremukan, bagaimana bisa Gibran meminta dirinya untuk melepaskan hijab dan cadarnya?

"Maaf mas, tanpa mengurangi rasa hormat sedikit pun. Aku menolaknya," ucap Raina yang masih berdiri menghadap Gibran.

"Kamu tidak usah so suci seperti itu," cetus Gibran.

"Aku bukannya so suci seperti yang mas bilang, tapi ini adalah kewajibanku sebagai seorang muslimah, apa kamu tidak malu menyuruhku untuk mengubah penampilanku?" ujar Raina dirinya tetap kekeh pada pendiriannya.

"Jangan membuat saya malu. Saya itu Ceo berpengaruh, saya malu jika kolega saya melihatmu dengan penampilan seperti ini! Bisakah kamu mengubahnya seperti gadis diluaran sana?" pinta Gibran.

"Tidak," tolak Raina.

"Hijabku adalah mahkota kebanggaanku. Mana mungkin aku menuruti perintahmu yang gila itu!" lanjut Raina.

Gibran berdecak, "jangan salahkan aku jika aku bermain dengan wanita lain,"

"Silakan saja. Aku tidak akan melarangnya karena aku memang tidak bisa berpakaian seperti wanita diluaran sana yang lebih memikirkan penampilan dibandingkan dengan rasa malu,"

"Kalau bukan karena kesalahan yang saya buat, saya tidak akan menikah dengan gadis aneh sepertimu!" ucap Gibran dengan nada yang tinggi.

"Aku tidak pernah memintamu untuk menikahiku, aku juga tidak sudi menikah dengan pria arogan sepertimu!" balas Raina.

"Kamu jangan ngelunjak! Disini kamu hanyalah orang asing yang tiba-tiba masuk kedalam keluarga saya!" sahut Gibran yang mulai terpancing emosi.

"Jadi begini yang namanya Ceo terkenal itu? Sangat tidak punya sopan santun," gumam Raina yang masih dapat di dengar oleh Gibran.

Sret!

Gibran langsung menarik tangan Raina dengan satu gerakan, Gibran mengangkat dagu Raina dengan kasar.

"Kamu menantang saya Raina?" ancam Gibran.

"Kamu ini adalah gadis yang sama sekali tidak memiliki pesona seperti gadis diluaran sana, pakaianmu sangat membosankan tidak ada yang suka pada penampilanmu,"

"Lalu? Apakah itu merugikanmu Tuan Gibran yang terhormat?" tanya Raina.

"Tentu karena kamu tidak menarik dan kenapa saya harus menikahi gadis sepertimu?"

Gibran langsung menghempaskan dagu Raina dan pergi keluar begitu saja.

Raina memegang dagunya yang terasa sakit akibat cengkraman tangan Gibran yang lumayan kuat tadi.

Raina meringis pelan saat rasa sakit itu semakin menjalar.

"Dasar pria gila!"

*****

Raina menggeliat pelan saat mendengar adzan subuh berkumandang, dirinya membuka matanya perlahan.

"Bau alkohol," gumam Raina saat bau minuman har4m itu menyeruak masuk ke indra pencium4nnya.

Raina menoleh kesamping dan melihat Gibran yang tertidur pulas dengan keadaan yang salah berantakan.

Bau alkohol menyeruak dari mulut Gibran dan pakaian pria itu.

Raina yang tak nyaman langsung menggoyangkan tubuh Gibran hingga membuat pria itu terbangun.

"Apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu bau alkohol seperti ini?" tanya Raina.

"Berisik! Bukan urusanmu! Urus saja dirimu sendiri jangan mengusik urusanku!" marah Gibran.

Raina menghela nafas berat sangat disayangkan mengapa dirinya harus menikah dengan orang seperti Gibran?

"Kamu habis dari mana?" tanya Raina lagi.

"Bar," jawab Gibran singkat lantas dirinya langsung tertidur kembali.

"Pria gila! Mengapa jodohku orang sepertinya yaallah? Kenapa harus pria tidak tahu malu seperti dia?"

𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠...

Istri Bercadar Ceo PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang