Hari kini sudah menjelang sore membuat Raina yang tengah asyik membaca novel pun, menghentikan aktivitasnya.
Karena melihat matahari yang sebentar lagi akan terbenam, dan berganti menjadi malam.
Dirinya bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah lemari pakaian, untuk mengambil pakaian yang akan dirinya pakai setelah mandi nanti.
"Sebentar lagi akan memasuki waktu magrib, sebaiknya aku harus bergegas." gumam Raina yang tergesa-gesa saat memilih pakaian.
Dirinya langsung mengambil pakaian tanpa melihat apa yang dirinya ambil.
Setelah mengambil pakaian yang akan dirinya kenakan Raina segera bergegas menuju kamar mandi tak lupa dirinya mengambil handuk terlebih dahulu.
*****
Gibran yang baru saja pulang dari kantornya, langsung menuju kearah kamar untuk melihat istrinya.
Clek!
Gibran membuka pintu kamar dan mendapati tidak ada siapapun dikamar itu.
Gibran berfikir bahwa Raina tengah keluar untuk berjalan-jalan jadi dirinya langsung merebahkan tubuhnya yang lelah keatas ranjang yang empuk.
"Kenapa ya gadis itu? Kenapa tidak ada dikamar? Apa dia sedang berjalan-jalan keluar," gumam Gibran dirinya dengan malas-malasan mulai melepaskan dasinya lalu membuangnya ke sembarang arah.
"Sungguh hari yang sangat melelahkan, apa aku langsung saja mandi?" Dirinya menatap malas kearah kamar mandi yang pintunya tertutup.
"Ah, nanti saja deh aku malas." Dirinya memejamkan matanya sejenak.
"Hm, kenapa belum pulang juga si? Lama sekali."
Gibran terus mengoceh kesal karena Raina belum pulang.
(Astagfirullah Gib, baru juga nyampe rumah sebentar;)
*****
Disisi lain Raina baru menyelesaikan ritual mandi sorenya.
Dirinya hendak mengenakan pakaian yang dia ambil tadi.
Namun, dirinya terkejut saat melihat pakaian yang dirinya ambil itu.
"Hah? Kenapa pakaian ini? Aku salah ngambil kah?" gumamnya.
Raina mengambil sebuah baju hitam oversize dengan lengan pendek juga celana jeans pendek yang ia kira celana leging.
"Apa yang harus aku lakukan?" Raina menggerutu kesal karena salah mengambil pakaian.
Dirinya menyesal karena tidak melihat lebih dahulu apa yang dirinya ambil tadi.
Raina menatap melas kearah pakaian yang sekarang ada ditangannya.
"Ah, sudahlah aku ambil keluar saja lagipula Mas Gibran pasti belum pulang jadi aman." ucap Raina.
Sebelum menukar pakaian itu Raina terlebih dahulu memakai handuk yang panjangnya diatas lutut.
Dirinya juga mengeringkan rambutnya terlebih dahulu, sebelum pergi untuk mengambil pakaian baru.
"Semoga Mas Gibran belum pulang, jadi aku bisa mengambil pakaian yang baru."
"Dan aku bisa mengeringkan rambutku di depan meja rias,"
Raina pun, keluar dengan hati-hati dirinya tidak tahu bahwa Gibran sekarang berada di dalam kamar.
Clek!
Raina membuka pintu kamar mandi dirinya langsung berlari terburu-buru seraya memegangi handuk yang ia kenakan.
Tujuannya saat ini hanyalah itu mengambil pakaian yang baru, dirinya tidak melihat ke sekitar.
"Hm? Siapa? Raina bukan yah?" gumam Gibran pelan seraya mengucek matanya.
Gibran bangkit dari tidurnya dirinya mengucek matanya pelan seraya melihat kedepan.
Deg!
Detak jantung Gibran terpacu cepat saat melihat seorang gadis yang tengah berdiri di depan lemari seraya mengenakan handuk berwarna mint.
"Siapa?" batin Gibran saat melihat gadis itu.
Dirinya melihat gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan, dirinya melihat gadis itu tengah mengambil beberapa pakaian.
"Kurasa ini cocok, sebaiknya aku bergegas untuk memakainya." gumam Raina dirinya membalikan tubuhnya.
Deg!
Gibran dan Raina saling bertatapan dengan detak jantung yang terpacu cepat.
"Sh1t!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Bercadar Ceo Posesif
Ficção AdolescenteCerita ini menceritakan tentang perjalanan cinta wanita bercadar yang bernama Raina.