Bab 4-Berserakan

387 33 2
                                    


Kaki jenjang yang dibungkus sepatu stiletto merah begitu indah. Pemiliknya merupakan wanita cantik yang mengenakan gaun merah selutut, rambutnya digerai indah dan wangi tubuhnya sukses mempesona siapapun yang berpapasan dengannya. Wanita itu berhenti melangkah ketika sudah ada di ruang tamu dan bertemu dengan pria yang memakai kemeja abu-abu tua tengah menata meja makan dengan rapi dan detail. Pria berusia tiga puluh satu tahun itu mengelap noda di tepian piring dengan tisu kering.

"Selamat malam, aku pulang," ujar wanita cantik itu ramah.

"Kau sudah datang, duduklah," ujar pria itu mempersilakan tanpa raut wajah menyambut yang menyenangkan.

Wanita bersepatu merah perlahan mendekat ke meja makan dan duduk di depan pria pemilik apartemen yang hanya ada satu rumah per lantai.

"Makan malamnya steak, terima kasih Reyniel," ujar wanita itu senang.

Pria yang dipanggil namanya itu hanya tersenyum sangat tipis, hingga hampir tak terlihat. Tidak ada obrolan selain garpu dan pisau beradu, terlebih lagi tak akan disajikan anggur melengkapi makan malam mereka dikarenakan suatu alasan. Seusai makan malam, melihat pemandangan kota sambil makan potongan buah merupakan rutinitas entah ke berapa kalinya. Selalu sama, tidak berubah menjadi sebuah keinginan ataupun pupusnya harapan.

"Sekarang?" tanya Kinsley dengan senyum menawannya ke arah Reyniel.

Reyniel menatap balik Kinsley sambil mengangguk, keduanya sepakat bangkit dari sofa dan pergi ke kamar pribadi. Reyniel melepas kemejanya di hadapan Kinsley dan menerima kaus putih yang diambil oleh Kinsley di ruang pakaian. Kinsley tetap memasang wajah tersenyum, sedangkan Reyniel memundurkan langkah, duduk di ranjang dan pasrah pada apa yang dilakukan Kinsley padanya.

Wanita cantik ini milikku malam ini.

••

Terjatuh di dalam mimpi terkadang bisa langsung membangunkan siapapun, termasuk Kinsley. Wanita yang mempunyai rambut sepunggung berwarna hitam
kaget sekaligus reflek bergerak. Ia terduduk sembari mengatur napas, menyadari satu hal bahwa dirinya masih tengah bekerja dan tak sengaja tertidur. Ia terus bernapas menggunakan bibir sembari menarik tangan kanan yang dijadikan bantal oleh pria yang membayarnya untuk melakukan pekerjaan di luar nalar ini. Kinsley berusaha sehalus mungkin agar tak membangunkan pria yang tidur nyenyak di ranjang deluxe itu.

Kinsley mengembuskan napas lega ketika sudah terbebas dan mencoba perlahan berdiri, ia merasa kakinya kebas karena terlalu lama duduk di tepi tempat tidur, pun berdiri sejenak sampai kakinya bisa digerakkan dengan nyaman. Kinsley melangkah pelan ke luar kamar dan menutupnya super halus agar tak menimbulkan decitan sama sekali.

Detak jarum jam terdengar sangat jelas, bahkan air yang menetes dari kran bisa menarik perhatian. Pria yang ditinggalkan Kinsley tetap tertidur pulas, jika kalian berpikir Reyniel melakukan olahraga dalam tanda kutip bersama Kinsley adalah salah besar. Reyniel tertidur karena suatu hal yang lumrah bagi sebagian besar orang, yang bahkan kalian pikir pun tidak akan ada orang mau membayar hanya demi ditemani tidur, benar-benar hanya ditemani tidur tanpa melakukan hal vulgar.

Di basement, sebuah kendaraan pribadi yang didaftarkan sebagai milik salah satu penghuni tetap apartemen mewah itu bergerak keluar dari sana setelah Kinsley masuk. Biasanya sopir pribadi Reyniel tak perlu kembali dan akan datang pagi nanti tepat pukul delapan. Kinsley diturunkan tepat dan selamat di depan lobi sebuah hotel dan kendaraan pribadi itu meninggalkan tempat, maka berakhir pula jam kerja Kinsley.

Deamflum [The End] Where stories live. Discover now