Desau angin berembus lirih, menggeser rambut bagian samping kadang sisi kanan dan kiri bergantian. Pria yang menatap jauh ke raha matahari terbenam tertutup mega. Derap langkah menari perhatiannya hingga menoleh, pria yang juga memakai jas hitam dengan tanda berkabung di lengan kiri keluarga mendiang, duduk dan menyulut rokok."Kenapa Papa keluar? Di dalam ada siapa?" tanya Keid menoleh pada papanya.
"Ada mama, keilyn dan mamamu."
"Oh," tanggap Keid.
"Ada Kira juga." Bara mempertahankan tatapannya pada Keid yang sudah sibuk meneguk bir dingin dari kaleng.
"Hmmm," gumam Keid sambil meneguk bir hingga kandas.
Bara ikut membuka kaleng bir dan meneguknya dua kali. "Papa hanya ingin yang terbaik untukmu, Keid. Jika kau tetap terus maju dengan Kira, papa bisa apa?"
"Papa tenang saja, aku bisa ambil keputusanku sendiri. Aku masuk dulu, ke toilet." Keid tersenyum tipis pada papanya.
Bara hanya bisa menatap putra tunggalnya sambil mendesah, meneguk kembali bir dalam kemasan kaleng sambil menikmati angin sore yang berembus perlahan. Di dalam bangunan, Keid berbelok ke toilet dekat lobi, ia ingin mendinginkan pikiran sebelum bertemu dengan Kira sebab perasaannya campur aduk perihal video syur yang dikirim Yosef sebelum meninggal. Namun, justru sudah bertatap muka dengan Kira sebelum punya persiapan apa pun.
"Aku menunggumu di dalam hingga selesai menikmati hidangan, kau ke mana saja?" tanya Kira mendekati Keid.
"Duduk di sana bersama papa, ini mau ke toilet." Keid berkata dengan minim ekspresi, tidak seperti biasanya.
Kira yang melihat ekspresi Keid yang jauh berbeda sekali dengan dikenalnya selama ini, pun semakin mengikis jarak. "Aku akan tunggu di sini."
Keid hanya mengangguk kecil, saat melangkah menjauh, seruan bukan berasal dari bibir Kira membuat Keid menoleh. Keid mengenali suara adik perempuan tunggalnya itu memanggil sebuah nama yang belum dipikirkan Keid akan datang.
"Kak Ashlynn!" panggil Keilyn yang berjalan cepat dan mendekap seorang wanita memakai blus berlengan panjang berkerah pita dipadukan celana yang berwarna hitam yang sama.
Kira dan Keid yang berjarak menoleh bersamaan ke sumber suara di mana Keilyn berdiri tak sendiri. Kira menoleh ke arah Keid yang menatap ke wanita lain, pun mendekatinya.
"Hai, Keilyn." Ashlynn a.k.a Kinsley membalas sapaan dengan canggung, sebab terlihat sekali Keilyn tampak dibuat-buat.
Keilyn melihat wanita cantik yang tak datang sendiri, melainkan bersama seorang pria tampan berpakaian serba hitam memberi salam dengan sopan.
"Dia siapa?" tanya Keilyn pada Ashlynn.
Pria yang mendapat pertanyaan tak langsung dari Keilyn pun berdiri di sisi Ashlynn. "Saya Reyniel, kekasih Ashlynn."
Belum sedetik Reyniel mengenalkan diri dan mendapatkan tanggapan dari Keilyn, sebuah dekapan membuat Ashlynn terkejut! Wanita yang mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam dan memakai pita putih di rambutnya sebelah kiri.
"Lama tidak jumpa! Ayo, masuk!" ajak mama Keid melepas dekapannya pada Ashlynn.
Ashlynn menoleh ke arah Reyniel dan pria itu berdiri sangar dekat dengannya, lalu tak sengaja bertatap mata dengan Keid dan Kira yang ada di seberang lobi. Ashlynn dan Keid memberi salam secara sopan, disusul dengan Reyniel yang mendapatkan tatapan selanjutnya. Kedua tamu itu datang untuk mendoakan Yosef, orang terbaik dalam hidupnya. Kira pikir, Keid akan pergi ke toilet seperti rencananya, tetapi justru mengekori jejak langkah Ashlynn yang datang tak sendiri.
YOU ARE READING
Deamflum [The End]
Roman d'amour21+ | Do't copy my story! Ashlynn memang sudah bersuami, tetapi suaminya justru masih sibuk dengan masa lalunya bersama Kira. Keid hanya menganggap Ashlynn sebagai teman dalam kehidupan pernikahannya. Ashlynn kira usai Keid kecelakaan akan berubah...