Dedaunan di musim semi menjadi warna favorit dua anak berlain jenis kelamin yang tengah bermain di bawah pohon. Keduanya mengambil tumpukan daun dengan kedua tangan, lalu diangkat tinggi-tinggi membuat layaknya hujan daun seperti dalam imajinasi keduanya. Anak lelaki yang memakai jaket biru tua dan syal rajut warna abu-abu tua itu terkekeh sambil berkata jika kali ini ia akan mengangkat lebih tinggi agar membuat daun-daun itu jatuh lebih lama. Anak perempuan berbaju warna merah muda mengiyakan, ia menyeret kursi kayu ke dekat pohon dan memberi tahu anak lelaki untuk naik.
Anak lelaki yang membawa banyak daun dalam dekapan naik perlahan dan hati-hati, lalu mengangkat tangannya perlahan ke atas dan melemparkannya sekuat tenaga. Di bawah, anak perempuan itu teriak riang sambil mengangkat tangan, membiarkan dedaunan menerpa tubuhnya dan jatuh ke bawah perlahan. Dedaunan yang tertiup angin ketika jatuh terbang rendah dan menimbulkan bunyi keras. Seharusnya tak bersuara karena bobotnya yang tak seberapa, nyatanya bukan daun yang jatuh, melainkan anak lelaki yang kehilangan keseimbangan dan membentur akar pohon.
"Bibi! Bibi Kenny, Keid jatuh!" ujar anak perempuan yang menangis karena kaget sekaligus ketakutan karena ada memar yang mengeluarkan darah di kening anak lelaki.
Dua wanita dewasa yang mengobrol di ruang tamu dengan pintu dibuka sontak bangkit dari sofa empuk dan keluar bersamaan. Wanita yang memakai kemeja putih melangkah lebar dan cepat mendatangi putranya, mendekap anak lelaki yang memegangi keningnya yang terasa pening. Sementara wanita dewasa lain menanyai putrinya perihal bagaimana Keid bisa terjatuh dan berdarah. Keid dibawa masuk oleh mamanya dan akan dibaringkan ke sofa, tetapi anak lelaki itu jatuh pingsan. Semua orang jadi panik.
Januari, 2023.
Hari ke 49.Keid membuka mata perlahan. Suara bising percakapan di luar ruangan kadang membuat berisik, kadang menghilang. Putih, ruangan dominan warna putih daripada krem. Ia mengumpat pada siapapun yang membuka lebar-lebar jendela hingga ruangan menjadi terang benderang. Ia mencoba menggerakkan tangannya untuk bangun, tetapi terasa ngilu dan berat, pun menoleh guna memeriksanya. Jarum infus dengan cairan kuning di tiang menetes dengan durasi cepat.
Pintu dibuka, ia yakin jika mendengar pintu dibuka adalah pintu ruangan ini. Seorang wanita memakai kacamata dan kemeja merah muda dipadukan celana hitam muncul dari kamar mandi dan terkejut melihat Keid sadar.
"Kau sudah sadar? Sebentar," ujarnya buru-buru mendekati tiang infus di sisi kiri Keid yang terbaring di atas brankar.
Wanita yang memoles bibirnya dengan lip gloss merah muda itu mematikan laju infus dan menekan tombol yang ada di samping tubuh Keid.
"Kau ... siapa?" tanya Keid menatap wanita yang berdiri di samping brankar.
"Aku akan menunggu sampai infusnya dipasang, Bibi Lusia akan datang menggantikanku, aku masih ada cukup waktu," ujar wanita itu tak menjawab pertanyaan Keid.
"Kau siapa? Jawab aku," pinta Keid dengan nada lemah.
Pintu diketuk bersamaan dengan suara seorang suster yang menanyakan keperluan memanggilnya. Wanita itu memberi tahu suster jika cairan kuning di botol kecil yang sepuluh menit lalu dipasang sudah habis dan cairan infusnya belum diberi. Suster itu mengatakan akan segera kembali membawa kantung infus.
"Kau siapa? Aku kenapa? Kenapa tidak kaujawab!" bentak Keid yang tak menemukan jawaban atas pertanyaannya.
Wanita itu berbalik dan sepertinya tidak takut dengan bentakkan Keid, justru pergi ke seberang ruangan untuk mengambil meja makan pasien dan menaruh nampan sarapan yang time-nya pas dengan kesadaran Keid.
"Syukurlah kau benar-benar sudah sadar dan bisa bergerak meski hanya sebatas tangan. Perlahan nanti kau akan ingat siapa aku, jangan memaksa untuk banyak bergerak, dokter akan segera menjadwalkan terapi dan pemeriksaan lebih lanjut." Wanita itu menjelaskan panjang lebar tanpa ekspresi yang ramah.
YOU ARE READING
Deamflum [The End]
Roman d'amour21+ | Do't copy my story! Ashlynn memang sudah bersuami, tetapi suaminya justru masih sibuk dengan masa lalunya bersama Kira. Keid hanya menganggap Ashlynn sebagai teman dalam kehidupan pernikahannya. Ashlynn kira usai Keid kecelakaan akan berubah...