Bab 5- Perlahan Menghancurkan

316 27 0
                                    

Mangkuk ganda berukuran sedang di meja mengeluarkan asap tipis, isinya tentu saja bukan sesajen atau untuk pemujaan. Isinya adalah nasi yang disiram kuah kental, lezat nan gurih dari daging iga super empuk dan lembut. Pria dan wanita yang berstatus suami istri itu duduk berhadapan mengucapkan 'Selamat makan' sebelum memulai sarapan mereka yang tertunda. Wanita yang memakai kaus oranye berleher V melihat ruang tamu  jauh lebih rapi daripada tadi saat ada perdebatan sengit.

"Tentu ada sesuatu sampai kau datang kemari," ujar wanita yang menyeruput kuah, lalu menatap pria di depannya.

"Makanannya lezat, tentu saja."

"Ada apa?" Wanita itu menunggu si pria selesai mengunyah makanan.

"Aku keluar dari rumah mama, kita pindah ke rumah," ajak pria yang kembali menekuni makanannya.

"Kenapa tiba-tiba mengajak pindah?"

"Karena menurutku time-nya tepat, kau harus pindah dari rumah ini dan mama tak lagi mengaturmu pulang jam berapa mengurus pekerjaan lain," terang pria yang mempunyai alis cukup tebal bernama Keid Achard.

"Tak perlu memikirkanku, rumah ini tak akan dijual hanya karena pamanku, mama Kenny tahu di mana keberadaanku jika tak pulang. Aku lebih nyaman di sini daripada rumah manapun," ujar Ashlynn.

Keid tak menanggapi, hanya menatap dua kali pada Ashlynn dan menghabiskan makanannya. Usai menghabiskan sarapan, Keid pamit berangkat bekerja dan meninggalkan sebuah catatan yang tak disadari oleh Ashlynn yang sibuk mencuci piring bekas sarapan mereka. Ashlynn menyandarkan tubuh di tepian bak cuci piring, air matanya turun karena mengingat perkataan buruk pamannya, satu-satunya keluarga yang seharusnya saling bertahan, bukan perlahan menghancurkan.

Ashlynn melepas sarung tangan karet berwarna merah muda dan menaruhnya di tepian bak cuci piring, berbalik untuk mengambil tisu guna mengusap air matanya, tetapi netranya menemukan. Sebuah memo yang diselipkan vas bunga di meja makan yang audah bersih. Ashlynn mengambil dan membaca tulisan tangan yang dikenali tulisan Keid.

Kode sandi 923110
Barangmu di rumah mama akan kupindahkan ke rumah.

Ashlynn menghela napas, angin yang masuk melalui jendela tinggi membawa aroma pepohonan bercampur dengan dedaunan yang kering. Pandangan Ashlynn beralih ke ruangan di depan mata, menatap rumah dari sudut-sudut yang menyimpan kenangan mendiang orang tuanya.

"Ma, Pa, kalau aku sampai menjual rumah kita tolong jangan benci aku untuk menyelamatkan adik kalian."

Ashlynn terduduk di kursi ruang makan, mulai berpikir apakah barang-barang peninggalan orang tuanya tak akan dibawa semua ataukah pemikiran sebagian barang akan dijual dan sebagian yang penting akan diberikan ke orang yang membutuhkan. Pikiran Ashlynn sibuk dengan semua itu hingga membuatnya tertidur di meja makan untuk beberapa waktu. Rumah hening dan tenang cocok untuk mengistirahatkan jiwa yang lelah, Ashlynn tenggelam dalam keruwetan masalah yang terjadi.

Suara pintu dari kaca yang dibuka kasar oleh seorang pria membangunkan Ashlynn dengan tersentak. Matanya memerah dan terkejut melihat pamannya datang sambil mengobrol dengan dua orang pria, mereka melihat-lihat ruangan demi ruangan dan memperkenalkan diri pada Ashlynn. Ashlynn ingin sekali marah pada pamannya, tetapi hanya akan memberi dampak negatif dan masalah tetap tak terselesaikan dengan menolak menjual rumah.

Ashlynn hanya mengajukan penawaran dengan sebaris angka pada calon pembeli agar mundur karena harganya di luar nalar. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, pembeli itu mau dengan angka yang ditawarkan Ashlynn membuat pamannya bertepuk tangan bahagia. Pria pembeli rumah Ashlynn memberi waktu satu minggu setelah perjanjian jual beli secara sah dilakukan untuk pindah. Ashlynn merasa dadanya sesak, tetapi tak tahu harus berbuat apa, pria yang mempunyai jambang itu mendekatinya setelah mengantar pembeli rumah kakaknya pergi.

Deamflum [The End] Where stories live. Discover now