Kinsley keluar dari kendaraan pribadi milik Rayna, tetapi mobil itu tak segera meninggalkan tempat. Justru kaca jendelanya diturunkan oleh pemiliknya, Kins reflek berpangku tangan di atas kaca jendela yang sudah rendah.
"Besok aku libur, kita hangout ke mall?" ajak Rayna.
"Yakin, nih?"
"Kita udah lama enggak hangout berdua, enggak usah ajak dia, nyebelin!" seru Rayna memberikan syarat.
"Jam segitu mana bisa melek dia, oke jam 11 sekalian makan siang!" setuju Kinsley.
"Oke, Sayang! Met tidur, bye!" ujar Rayna melambaikan tangan.
"Bye, sweety! Hati-hati di jalan, chat kalau udah sampe!"
"Oke!"
Kendaraan berwarna silver itu meninggalkan tempat perlahan, Kinsley berbalik dan melangkah ke rumah sewa yang sudah dibayarnya untuk beberapa tahun ke depan. Kinsley melambatkan langkahnya karena melihat seseorang yang tak pernah dipikirkannya akan bertemu di sini sekarang. Kinsley bertatap muka dengan seorang wanita yang (mungkin) menjadi masa depan dari Keid Achard, orang yang mempunyai kontrak kerja dengannya.
"Baru pulang? Aku menunggumu dari tadi," ujarnya pada Kinsley.
"Ada keperluan apa sampai Anda menunggu saya datang?" tanya Kinsley secara formal.
"Kita bisa bicara santai, Ashlynn. Aku datang untuk memberikan hadiah," ujar wanita yang mengenakan mantel menutupi bahunya yang terbuka.
Kinsley menatap tas bertuliskan salah satu brand terkenal. "Hadiah untuk apa? Saya yakin tidak pernah bekerja untuk Anda, Nona Kira."
Kira terkekeh. "Aku sempat penasaran, mengapa Keid mempekerjakan seorang wanita untuk berperan menjadi istri boongan? Ternyata, dia sebaik ini. Ini hadiah dariku yang senang karena akan menikah dengan Keid, hei, aku tulus memberikannya. Terima saja."
Kira menyorongkan hadiah itu pada Kinsley. kinsley masih terdiam membaca sikap Kira. "Baiklah, kita bisa bicara santai. Aku bukan tipe orang yang suka memberikan pencitraan, jika benar ini ungkapan rasa bahagiamu, akan kuterima. Maaf, jika aku tak akan mengembalikan apa yang sudah diberikan orang lain padaku, apalagi dengan sedikit pemaksaan."
Kira terkekeh. "Kami akan menikah pertengahan bulan ini, jangan datang, ya!"
Ashlynn a.k.a Kinsley terkekeh. "Kontrak kerja sama kami dibatalkan oleh pihak kedua, tahu kan apa yang akan terjadi? Selamat malam, Nona Kira. Terima kasih hadiahnya."
Kinsley melangkah meninggalkan tempat, suara sepatunya menggema hingga teredam karena masuk ke lift. Wanita cantik yang mempesona Reyniel itu mengangkat sedikit tas mungil berwarna biru dan membukanya. Kinsley cukup terkejut karena terpesona dengan isi kotak, merupakan sebuah necklace berwarna silver berbandul sebuah kunci pegangannya berbentuk bulat dan ada hiasan leaf berhias permata. Seleranya boleh juga.
Kins keluar dari lift, dikagetkan dengan punggung seseorang di depan lift yang tengah merokok. Kins mendekatinya sambil ikut menatap apa yang dilihat pria di sisinya.
"Paling enak merokok ditemani kopi. Akan kubuatkan!" ujar Kinsley beranjak.
Lengan Kins ditahan oleh pria itu, membuat Kins berhenti melangkah dan menoleh. "Temani saja sebentar."
Kins kembali tempat semula, mengambil bungkus rokok di saku dada pria itu dan mulai menyulutnya. Namun, sekejab sana rokok sudah berpindah tangan.
"Aku tak suka kau melakukannya." Pria itu—Milo— memasukkan kembali puntung rokok ke bungkusnya.
"Aku pun tak suka kau hanya diam tanpa mau berbagi cerita denganku. Seolah kau sanggup memikul bebannya sendirian! Sok kuat sekali," komentar Kins.
"Rasanya aneh, ketika orang yang meninggalkanmu tiba-tiba datang dan bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa, sementara kau berjuang sendirian melawan kerasnya hidup sendirian." Milo menyesap rokok kemudian mengembuskannya sambil menoleh ke samping kiri agar tak mengenai Kinsley.
YOU ARE READING
Deamflum [The End]
Romantizm21+ | Do't copy my story! Ashlynn memang sudah bersuami, tetapi suaminya justru masih sibuk dengan masa lalunya bersama Kira. Keid hanya menganggap Ashlynn sebagai teman dalam kehidupan pernikahannya. Ashlynn kira usai Keid kecelakaan akan berubah...