Bab 21- Gadis Gila!

167 16 0
                                    


Jemari lentik Kinsley hampir saja menyentuh tombol bel ketika pintu rumah Reyniel terbuka. Kinsley menatap orang yang masih berdiri di ambang pintu menatapnya, senyum terkembang dari pria yang tampak rapi hendak keluar.

"Kebetulan kau sudah datang, hampir saja kutelepon," ujar Reyniel menunjukkan layar ponselnya yang menghubungi Kinsley.

Alat komunikasi di tas Kinsley bergetar, dipastikan itu dari panggilan yang dibatalkan Reyniel karena sudah bertemu dengan orang yang ingin dihubungi.

"Ada apa? Kau hendak keluar?" tanya Kinsley melihat pakaian Reyniel yang rapi.

"Ya, kita bicara di dalam sebentar," ajak Reyniel menggenggam tangan Kinsley ke dalam.

Keduanya masuk, duduk di sofa ruang tamu sebentar, Reyniel menjelaskan jika saudara tirinya mengajak makan malam yang mendadak diadakan. Kinsley tak keberatan dengan ajakan Reyniel, terutama untuk mengatasi traumanya, sebab tahu jika merekalah sumber trauma Reyniel yang tak berujung. Kinsley dan Reyniel sepakat pergi ke restoran yang telah ditunjuk Demanda dan Ben diantar sopir pribadi Reyniel yang setia. Setiap malam bagi Kinsley merupakan hari baru, sebab Reyniel terkadang tak bisa ditebak jika merasa down-nya muncul. Seperti hari keempat di awal Kinsley bekerja, kediaman Reyniel seperti habis dirampok porak poranda tak tertata rapi seperti malam sebelumnya. Kinsley tak gentar mendekat meski Reyniel tengah mengacungkan pisau dapur ke arahnya untuk mengusir. Kinsley tak meminta Reyniel untuk menaruh pisau, tetapi mendekapnya sembari menepuk punggung Reyniel begitu lembut.

Kinsley tak peduli jika blus putihnya ternodai oleh darah dari luka Reyniel yang merembes. Reyniel hanya diam menatap Kinsley mengobati lukanya tanpa sepatah kata pun. Bahkan, Kinsley pula yang menata kembali perlengkapan rumah berantakan akibat emosinya. Ketika Kinsley membuat makanan, Reyniel hanya menatap dari sofa ruang tengah seperti patung. Saat Kinsley menata meja makan dengan hidangan makan malam buatannya, menemukan Reyniel bangkit ke pintu utama dan seorang pria yang dikenal Kinsley sebagai sopir pribadi Reyniel memberikan kantung karton, lalu berjalan mendekatinya yang memperhatikan dari ruang makan.

"Gantilah pakaianmu," ujar Reyniel menaruh tas karton itu di meja makan, lalu meninggalkan ruang makan ke kamar utama.

Kinsley menengok isinya, sebuah blus merah muda dengan model hampir mirip dengan miliknya yang sudah ternodai oleh darah Reyniel. Kinsley mengganti pakaiannya di kamar mandi dekat dapur dengan pakaian pilihan Reyniel, tak menyangka jika Reyniel pandai memilihkan ukuran dan warnanya yang lembut membuatnya makin cantik. Kinsley keluar dari kamar mandi sudah menemukan Reyniel duduk di meja makan menoleh ke arahnya. Kinsley tertegun melihat senyum begitu tipis di bibir Reyniel ketika menatapnya, tetapi Reyniel mengaburkannya dengan mempersilakan Kinsley duduk, ia mengambil sendok dan terjatuh ke lantai karena tangannya terbalut perban.

Kinsley tanpa basa-basi menyorongkan sesuap makanan ke mulut Reyniel. Pria yang jarang tersenyum dan bicara itu hanya diam menerima suapan makanan berasal dari tangan Kins, bahkan hingga habis. Reyniel mengangkat tangan, mempersilakan Kinsley untuk mengurus makanannya sendiri sembari ditunggu oleh Reyniel. Kinsley canggung, tentu saja, siapa yang tidak merasa demikian? Ditatap oleh pria tampan dan terpaksa menghabiskan makanan sampai habis. Reyniel bangkit dari kursi meja makan ke arah dapur, membuat Kins memperhatikan sambil mengunyah gumpalan makan malam terakhir. Reyniel mengeluarkan sebuah kotak makanan yang ternyata adalah potongan buah-buahan segar dan menceritakan sebuah cerita fiksi karangannya sendiri di tempat tidur.

"Bagi Ashlynn, Keid adalah dunia paling indah yang tak bisa digapainya." Kinsley menoleh ke samping, menemukan Reyniel duduk bersandar di headboard empuk beralas bantal.

Kinsley merubah perlahan posisi tidur Reyniel dengan sedikit usaha, lalu menyelimutinya dengan bed cover. Kinsley hampir saja turun dari ranjang, tetapi tangannya ditahan oleh Reyniel yang membuka mata, lalu terpejam lagi. Kinsley terpaku di tempat melihat tindakan Reyniel di luar dugaan, mau tak mau wanita cantik mengenakan blus merah muda itu ikut berbaring tidur menyamping melihat Reyniel terpejam. Detak jarum jam terdengar begitu kencang beradu dengan pendingin ruangan bekerja mendinginkan suhu kamar.

Deamflum [The End] Where stories live. Discover now