Peralatan makan malam yang sudah digunakan diletakkan di bak cuci piring oleh pemilik rumah. Ia memutuskan untuk menunda mencucinya karena ingin menghabiskan waktu malam ini dengan kekasihnya. Gaun motif bunga berwarna biru langit itu bergerak ketika penggunanya mendengar denting bel, sempat terheran-heran, mengapa kekasihnya membunyikan bel jika mengetahui dengan jelas kode sandi rumah? Ia mengecek monitor untuk melihat siapa tamunya, pun terkejut mendapati seorang wanita tua berdiri di depan pintu rumahnya. Ia tertegun sejenak, detik berikutnya segera melesat ke pintu utama untuk membukakan pintu.
"Selamat malam, apa kedatanganku mengganggu?" tanya wanita tua yang masih tampak lebih muda dari usianya.
"Selamat malam, Oma. Tidak, silakan masuk," ujar pemilik rumah mempersilakan tamunya masuk.
Wanita tua berusia tujuh puluh tahun itu melangkah masuk perlahan, melihat isi ruang tamu yang rapi dan dipersilakan duduk oleh pemilik rumah. Pemilik rumah ikut duduk dan tersenyum pada tamunya yang datang secara tiba-tiba. Wanita tua itu menemukan benda yang diyakini milik cucu lelakinya, pun menatap pemilik rumah.
"Apakah Keid datang tadi?" tanya wanita tua itu secara terang-terangan.
"Keid memang di sini, tapi setelah makan malam dia pergi sebentar membeli cemilan, akan kutelepon," ujar pemilik rumah hendak bangkit.
"Tidak perlu. Aku memang ingin bicara denganmu, Kira." Wanita tua merupakan nenek kandung Keid Achard Mercier itu menahan langkah Kira.
Kira menoleh dan duduk kembali. "Oma mau bicara denganku? E, silakan."
Oma Keid mengangguk dan tersenyum. "Ruang tamumu nyaman, tidak banyak hiasan yang berlebihan. Kau pandai menata ruangan rumahmu, tetapi mengapa kau tak dapat menata perasaanmu pada Keid? Aku selalu penasaran, mengapa seorang wanita yang pintar dan cantik sepertimu menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Keid?"
"Aku menyukai Keid, mencintainya." Dan pernikahan cucu Anda hanyalah kebohongan belaka.
"Alasan klise yang selalu dijadikan alasan. Kau berhak bahagia, Kira. Mengapa kau bersusah hati ada di sisi Keid yang sudah menjadi suami Ashlynn. Ashlynn memang baik, tapi kau merusak rumah tangganya dengan kehadiranmu."
"Keid dan aku sepakat akan menikah bulan depan, Oma." Kira mengungkapkan rencana pernikahan yang baru dibahasnya akhir-akhir ini dengan Keid.
Oma Keid tertegun. "Peganglah kuat harga dirimu sebagai seorang wanita, Kira. Ashlynn juga wanita, dia juga punya perasaan sama denganmu. Jauhi Keid, biarkan dia bahagia dan kau bahagialah dengan tidak mengganggu Keid lagi."
"Oma," panggil Keid yang tiba-tiba datang melihat neneknya menemui Kira.
Oma menoleh ke arah Keid yang datang tanpa pemberitahuan lebih dulu. "Oma rasa harus melakukannya sendiri demi kebahagiaanmu dan Ashlynn."
"Aku tidak ingin berpisah dengan Keid, Oma." Kira mengatakan keinginannya. Keid dan Oma menoleh ke arah Kira.
"Oma tidak akan pernah menyetujui keinginan kalian yang buruk ini, Oma tidak pernah setuju." Oma menatap Keid dengan tegas dan meninggalkan rumah setelah memberi salam pada Kira sebagai pemilik rumah.
Keid mengejar neneknya keluar setelah mengambil barang pribadinya di sofa dan menatap Kira sekilas. Makanan ringan yang dibeli Keid teronggok di meja, sedangkan Kira tertunduk lesu di sofa dengan menghela napas. Keinginannya ditentang semua keluarga Keid hanya karena Keid sudah menikah, tanpa mereka semua ketahui jika pernikahan Keid dan Ashlynn hanyalah pernikahan di atas kertas. Keid berhasil mengejar neneknya, bahkan sekarang sedang mengantar neneknya pulang ke rumah.
"Oma tidak perlu mendatangi Kira dan mengatakan hal seperti itu," ujar Keid pada neneknya.
"Lalu, Oma harus mengatakan kalau menyetujui kau menikah lagi, begitu?" tanya Oma Keid.
YOU ARE READING
Deamflum [The End]
Romance21+ | Do't copy my story! Ashlynn memang sudah bersuami, tetapi suaminya justru masih sibuk dengan masa lalunya bersama Kira. Keid hanya menganggap Ashlynn sebagai teman dalam kehidupan pernikahannya. Ashlynn kira usai Keid kecelakaan akan berubah...