Pening, itu yang dirasakan Ashlynn ketika bangun dengan posisi duduk setelah tidur entah berapa lamanya. Rambut acak-acakan yang menjuntai ke samping dan depan disisir dengan jari. Netranya perlahan menatap ke arah depan, pada seberang sofa, seorang wanita memakai gaun di atas lutut berbahan satin berwarna abu-abu duduk manja ke samping, kakinya diangkat di atas sofa dan tangan kirinya bertumpu di kepala, seksi.
"Kinsley," sapa Ashlynn sambil merasakan pening di kepalanya.
Wanita yang mempunyai rambut panjang sepunggung ditata rapi itu menaruh gelas berisi minuman memabukkan ke meja. "Kau sudah bangun? Jam segini kenapa sudah mabuk? Kenapa lagi, soal Keid lagi? Lagi-lagi dia yang menjadi alasanmu untuk mabuk. Butuh bantuan?"
"No! Kenapa kau datang selalu mengatakan hal itu? Apakah jika aku butuh bantuan kau akan datang dan membujuk Keid untuk bisa jatuh cinta padaku, begitu?" tanya Ashlynn.
Kinsley terkekeh dan merubah posisi duduknya, bangle di lengan kanannya ternyata sama dengan hiasan di antingnya. "Kalau kau butuh bantuan untuk melakukannya, aku dengan senang hati akan membantumu."
"Tidak, tidak! Aku tidak akan butuh bantuanmu. Kau jangan coba-coba mendekati Keid hanya karena kita berteman, ingat itu!" seru Ashlynn sambil memelototi Kinsley.
Kinsley terkekeh. "Lihat dirimu sekarang, Ashlynn. Rambut acak-acakan, wajah berminyak, kacamata tebal, bau alkohol, menyedihkan sekali."
"Jangan memperjelasnya, Kins!"
"Bangun dan rebut Keid dari Kira, ubah dirimu menjadi cantik sepertiku, pria mana yang menolak pesona Kinsley?" Tak ada." Kinsley mengusap dadanya hingga ke bahu dengan jari lentiknya yang memakai kutek cantik.
Ashlynn menunduk sedih dengan semua ucapan Kinsley, sebagian besar adalah fakta yang menyakitkan perasaannya. "Aku ingin Keid menerimaku apa adanya."
Kinsley terkekeh lagi, kali ini sambil bangkit dari sofa empuk ruang tamu rumah orang tuanya. "Bangun dan ubahlah dirimu dari upik abu jadi sepertiku. Tak ada satupun pria yang menolak ajakanku."
Ashlynn melihat Kinsley melangkah pergi, sepatu stiletto-nya mengetuk lantai dan suaranya perlahan makin menghilang beserta bayangannya. Rumah orang tuanya kembali hening, ruangan temaram yang hanya mendapatkan cahaya dari lampu taman menjadi satu-satunya sumber pencahayaan. Ashlynn berbaring dari posisi duduk, menyandarkan kepalanya di bahu sofa yang empuk. Tangan Ashlynn menyentuh sesuatu ketika memasukkan tangannya ke dalam saku, mengeluarkan selembar kertas lumayan tebal dan lebar ke samping dengan tulisan dan stempel resmi sebuah bioskop. Mata Ashlynn membulat seketika, ia bangkit meski dengan kepala masih pusing karena high.
"Gawat! Aku bakal telat kalau enggak segera berangkat!" ujar Ashlyn melompat dari sofa sambil memegangi kepalanya.
Ia melangkah cepat ke lantai dua dan mencari sesuatu di meja laci seberang tempat tidurnya, ketika ketemu segera meminumnya dengan dorongan beberapa teguk air minum. Ia berpindah ke ruangan yang disekat dekat kamar mandi, di sana menyambar satu stel pakaian dan membawanya ke kamar mandi. Ashlynn membersihkan diri seolah-olah akan terjadi kiamat jika tak segera bergegas. Ia menyisir rambut panjangnya, membersihkan kacamata tebal miliknya dan mengoles lip gloss saja di bibirnya, ketika bel taksi online terdengar, tangannya meraih botol parfum dan menyemprotkan secukupnya.
Jalanan di hari Sabtu malam jauh lebih ramai daripada hari kerja, sebab mereka yang sudah penat bekerja akan menghabiskan waktu bersama keluarganya ke tempat wisata, mal, alun-alun kota ataukah ke fun fair yang rajin diadakan tiap akhir pekan. Hal itu wajar karena mereka ingin membuat hubungan keluarganya menjadi harmonis, tidak seperti hubungan Ashlynn dengan Keid, hambar dan dingin. Beruntung Ashlynn mempunyai adik ipar sebaik Keilyn, mengajaknya menonton film di bioskop. Namun, jalanan macet membuat laju taksi menjadi terhambat, merambat seperti kura-kura di dalam tempurung.
![](https://img.wattpad.com/cover/354586368-288-k5048.jpg)
YOU ARE READING
Deamflum [The End]
Romance21+ | Do't copy my story! Ashlynn memang sudah bersuami, tetapi suaminya justru masih sibuk dengan masa lalunya bersama Kira. Keid hanya menganggap Ashlynn sebagai teman dalam kehidupan pernikahannya. Ashlynn kira usai Keid kecelakaan akan berubah...