Part 06

3.8K 267 20
                                    


"Wow, nominal yang besar." Hemmy kaget sendiri melihat deretan angka sepuluh digit yang tertulis di dalam cek dipegangnya.

Pemberian dari sang kakak tiri.

"Ini uang pribadi Kak Affa? Atau uang milik perusahaan kita?" Hemmy berceloteh canda.

"Uang pribadi saya."

"Saya tidak suka korupsi."

Hemmy terkekeh. Sementara, kakak tirinya memasang ekspresi yang tetap serius.

Memang sulit mengajak Affandra bercanda, padahal hubungan persaudaraan mereka sudah jauh lebih akrab dua bulan terakhir.

Terbukti dari dirinya mau dibantu.

"Terlalu banyak, Kak Affa. Bunganya pasti besar dan aku tidak bisa membayar nanti."

"Saya tidak meminjamkan. Saya berikan untuk kamu, Hemm. Ini senjatamu."

Dibanding sang kakak tiri, sudah tentu uang dimilikinya tak banyak. Hanya puluhan milyar yang bisa dikumpulkan selama dua tahun.

Itu pun berkat beberapa investasi.

Berbeda dengan sang kakak tiri, mempunyai kekayaan tiga kali lipat lebih besar karena sudah berkarier sejak usia dua puluhan.

Hemmy sama sekali tidak iri. Malah senang memiliki saudara milyuner. Siap akan beri bantuan disaat dirinya butuh pertolongan.

"Terima kasih, Kak Affa."

Akan diterima pemberian Affandra, namun tak akan digunakan begitu saja langsung.

Selama, uangnya masih mencukupi, tentu ia akan memakai dana pribadinya. Terlepas dari niat tulus sang kakak tiri membantu.

"Soul sudah bertemu Sanji?"

Hemmy mengangguk kecil. "Kemarin malam."

"Dan tadi pagi." Ditambahkan keterangan.

"Belum kamu beri tahu?"

"Rencananya tidak begitu, Kak Affa. Aku akan menikahi Sanji dulu sebagai langkah awal."

Sang kakak tiri tidak berkomentar.

"Gauri aman di Singapura?" Hemmy mencoba menciptakan obrolan pengalihan.

"Dia baik-baik saja."

"Mama perlu teman. Dengan Gauri di sana dengan Mama, mereka akan tambah akrab."

Hemmy tertawa lagi, namun sang kakak tiri terus setia memasang ekspresi datar dan tatapan yang sarat akan keseriusan.

Karakter Affandra sangat khas.

"Tiga jam lagi kita bertemu Yoga Dermawan."

"Aku sudah siap, Kak Affa."

"Saya akan menemani kamu ke sana, Hem. Tolong jangan mengacau di sana."

Hemmy berdecak sinis kali ini. Bukan tidak suka akan pesan pengingat sang kakak tiri.

Hanya saja, Affandra belum cukup menaruh kepercayaannya sebagai pria dewasa.

Mungkin karena memiliki track record yang buruk dari remaja, sehingga sang kakak tiri takut dirinya berulah fatal kembali.

"Pencalonan Kak Affa sebagai legislator tidak akan terganggu karena balas dendamku."

"Saya tidak takut soal itu."

"Saya cuma tidak mau kamu mengacau tanpa rencana matang yang akan merugikan diri kamu sendiri dan Soul kedepan, Hemm."

"Tidak akan mudah melawan anggota dewan seperti Yoga Dermawan. Dia punya koneksi dan kekuasaan di berbagai daerah."

"Dia calon ketua partai selanjutnya."

Buah Hati RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang