BTLY - Chapter 28

1.4K 117 1
                                    


BERJARAK

Hubungan Shafa dan Wira sudah hampir dua tahun. Tentu perjalanan mereka tak selalu mulus. Shafa sudah tiga kali meminta putus pada Wira. Alasan putus pertama karena merasa Wira sudah waktunya menikah sedangkan dia belum bisa memberi jawaban kapan mereka akan menikah. Seminggu putus, Wira berhasil meyakinkan Shafa jika ia akan menunggu sampai Shafa siap.

"Tolak ukur siap nikah kan nggak cuma soal usia atau pandangan orang. Mau dituntut kayak apa kalau belum waktunya ya belum. Tentang kapan nikah itu diskusi kita berdua dan keluarga inti kita." ucap Wira kala ia berusaha meyakinkan Shafa.

"Mas Wira beneran nggak buru-buru pengen nikah? Kak Dimas udah nikah lho."

"Ya itu kan Dimas. Aku pengen nikah. Aku mau nikah dan akan nikah sama kamu. Soal kapan, kita berdua kan udah sepakat untuk mempersiapkan diri kita berdua ke sana."

"Maaf."

"Jangan menyimpulkan apa-apa sendiri gini ya."

Anggukan kepala Shafa berikan pada Wira. Laki-laki itu pun membawa tubuh Shafa untuk masuk dalam pelukannya. Wira berhasil untuk kembali melangkah bersama. Berusaha berdua untuk saling memahami dan belajar menjadi pasangan yang baik untuk satu sama lain.

Beberapa teman seusia Shafa mulai ada yang melakukan lamaran ataupun menikah. Hal itu sedikit memantik perasaan diburu untuk Shafa yang entah muncul dari mana. Alasan ajakan putus kedua adalah karena Shafa merasa ada wanita lain yang bisa menjadi pasangan Wira yang bisa diajak menikah segera. Padahal baik Wira maupun keluarga Wira tidak ada yang memburu Shafa untuk segera menikah dengan Wira. Tentu saja Wira tak mengabulkan ajakan putus itu.

Gadis itu masih merasa minder ketika melihat orang lain di lingkungan Wira dan dirinya sudah memulai babak baru dalam hidup mereka, yaitu menikah. Shafa juga ingin menikah, namun ia masih belum berani melangkah untuk saat ini. Masih banyak ketakutan yang membayangi.

Beberapa bulan terlewat, Shafa kembali memunculkan topik untuk mereka berpisah. Kali ini alasan putus ketiga adalah karena Ayanna sudah bertunangan. Seminggu setelah mereka putus, Wira akhirnya memiliki waktu untuk mengajak Shafa berbicara. Mereka memilih Orion untuk bertemu.

"Mas Wira nggak papa Aya tunangan duluan gini?"

"Nggak papa. Toh Gilang memang dari awal mau melamar dulu dan tunangan. Dia maunya mengikat Aya karena tahu Aya masih mau lanjut sekolah." jeda sejenak ketika pelayan mengantarkan dessert. "Mereka baru akan menikah setelah Ayanna selesai kuliah S2."

"Tapi aku jadi merasa terbebani. Aku kayak jadi penghalang karena dia harus nunggu Mas Wira menikah lebih dulu."

"Mereka cuma izin untuk tunangan dan belum ada bahas mau ngelangkahin Mas. Lagi pula Mama sama Papa juga nggak musingin itu. Siapa yang lebih dulu siap bertanggung jawab dengan keputusan menikah, itu akan mereka restuin."

"Bee, kita udah bahas ini kan berulang-ulang."

"Mas capek ya?"

"Kok malah capek sih? Maksud aku, pembahasan ini selalu tentang aku yang mau nikah cepet. Mas sama sekali nggak pernah ngeburu-buru biar kita nikah. Sebenernya kamu beneran sayang, cinta sama Mas nggak sih? Kadang aku merasa kamu enteng banget untuk bahas pisah."

"Aku sayang sama Mas. Tapi beberapa omongan dari anak kantor, terus kemarin pas ketemu temen SMA Mas, juga Tantenya Mas Wira, mereka seakan mempertanyakan kenapa Mas milih aku sedang ada yang lain yang lebih baik dan siap."

"Dari mana mereka tahu yang terbaik buat aku? Aku yang jalanin sama kamu. Mereka sama sekali nggak ada hak untuk campurin keputusan aku."

Shafa menunduk menatap es krim di depannya. Ia menggumamkan maaf namun tak berani menatap Wira yang tampak marah.

Brave to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang