Chapter 9

1K 51 5
                                    


"Gue udah mendingan, lo pergi aja."

Perkataan Jeno barusan membuyarkan lamunan Jaemin. tentu saja ia terkejut, apa maksudnya?. Setelah memakai sang omega, alpha tidak tau diri itu mengusirnya. Apakah sekarang Jaemin terlihat seperti jalang, yang setelah dicicipi tubuhnya, kemudian di tinggalkan.

Omega manis itu mengira, Jeno telah menerimanya sebagai mate. Dan setelah pergumulan panasnya, mereka akan membicarakan hubungan ini untuk kedepannya. Namun harapan Jaemin itu hanya menjadi angan. Jeno tetaplah alpha yang keras kepala dan berhati dingin.

Jaemin hanya bisa mengalihkan pandangan matanya mengikuti tubuh telanjang sang alpha yang berjalan memasuki kamarnya.

"Ternyata gue cuman jadi pemuas nafsunya." Jaemin tersenyum getir, Tidak bisa digambarkan lagi bagaiman rasa sakit hatinya saat ini.

Dengan sisa tenaganya, Jaemin memunguti cd dan celananya yang telah berserakan di lantai, kemudian berjalan tertatih menuju kamar mandi.

Ia nyalakan shower untuk mengguyur seluruh bagian tubuhnya. Butir bening dari matanyapun turut mengalir bersama derasnya air di atasnya. Sang omega meratakan air itu keseluruh tubuh. Di depan kaca ia perhatikan tubuh mulusnya yang dipenuhi bekas kemerahan di bagian leher, lalu ia perhatikan juga nipplenya yang sedikit lecet akibat gigitan kasar yang diberikan Jeno. Kemudian tangannya turun meraba halus lubangnya yang terasa perih.

"Ekhh.. hole gue perih banget." Ringis Jaemin menahan sakit dibagian bawahnya.

Bagaimana tidak perih, ini adalah first timenya. Dia sudah rela memberikan tubuhnya untuk sang alpha, namun naasnya alpha itu masih belom mau menganggapnya sebagai mate.

Tidak mau berlama-lama merasakan hawa dingin dari air yang mengalir di badannya. Akhirnya Jaemin menyudahi sesi bersih-bersihnya dan segera menggunakan kembali pakaiannya dengan lengkap.

Keadaan ruang tamu kini masih terlihat sangat berantakan, baju Jeno yang masih berserakan di lantai. Bahkan Jaemin melihat sofa yang basah karena bekas sperma dan squirtingnya tadi. Jaemin masih belum terbiasa dengan ingatan-ingatan yang terus muncul saat ia menikmati permainan Jeno, sampai membuatnya sekacau itu. Namun bukan hanya Jaemin, tentunya Jeno pasti menikmatinya juga bukan?.

Omega yang sudah merasa kecewa itu memutuskan untuk pergi dari apartemen Jeno. Namun ia sempat melihat sebuah hoodie yang tergantung di luar balkon. Jaemin yakin itu adalah milik Jeno. Tanpa pikir panjang ia tarik Hoodie itu dan memakaikan di tubuhnya untuk menutupi leher yang penuh hasil karya Jeno.

"Presetan soal hoodie, paling gk dia tanggung jawab lah sama bekas yang dia tinggalin di leher gue." Pikirnya.

Sebelum keluar dari apartemen, ia sempatkan melirik kamar Jeno yang tertutup rapat, berharap mungkin Jeno akan keluar dan menghampirinya. Namun harapannya lagi-lagi hanya menjadi angan. Terbukti dengan Jeno yang masih bergeming di dalam kamarnya saat mendengar pintu apartemennya yang terbuka oleh Jaemin.

"Dasar jahat, seenggaknya ucapin sesuatu yang lebih baik, entah itu maaf atau makasih. Dia pikir gue apaan?." Gumam Jaemin dengan bibir yang mengerucut. Ia kecewa, namun cara merajuknya masih tetap imut.

"Lihat aja, gue gk akan nyerah alpha." Lanjutnya sambil menutup pintu apartemen dengan sangat keras. Sudah dipastikan Jeno pasti mendengar suara bantingan pintu dari omega yang sedang kesal itu.

***

Jam menunjukkan pukul 7 malam, Jeno baru saja bangun dari tidurnya. Setelah kepergian Jaemin dari apartemennya, Jeno sedikit merasa canggung dengan dirinya sendiri. Jeno rebahkan dirinya di ranjang, sambil memikirkan apa yang terjadi di antara dirinya dan omega pria itu. Ia pejamkan matanya, dan tidak terasa dunia mimpi mulai menghampirinya.

He Is My Alpha (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang