Chapter 10

812 50 5
                                    

Cerita ini tidak hanya terfokus ke Nomin aja ya, akan ada pair lain yang melengkapi perjalanan mereka.

Cahaya menyilaukan dari mentari pagi menyapa kedua netra yang sedang mengerjap untuk mengumpulkan kesadarannya. Dirasa tidak familier dengan tempatnya kini, ia mulai mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang dapat ia kenali. Namun nihil, ia tidak mengenali tempatnya tidur saat ini.

"Apa gue dibungkus om om lagi?" gumam pertanyaan itu ia ajukan untuk dirinya sendiri. Namun sepertinya pikirannya salah, karena ia melihat keadaanya yang masih dengan pakaian lengkap. Kalau dibungkus om om, sudah pasti dia tidur dalam keadaan telanjang.

"Woy, bangun lo babi!" suara cempreng yang yang bisa menulikan telinga itu membuyarkan lamunan sang omega yang masih mengumpulkan nyawanya.

Haechan amati orang yang memanggilnya dengan sebutan babi itu. Berpikir sejenak, bagaimana seorang alpha bisa memiliki badan semini itu? Dan juga wajahnya cukup cantik untuk ukuran alpha pria.

Mengapa Haechan bisa beranggapan bahwa orang dihadapannya ini adalah alpha? Karena dirinya sudah terbiasa dihadapkan dengan seorang alpha saat membuka mata setelah acara minum-minumnya. Artinya, kebiasaan Haechan yang selalu menghabiskan malam dengan alpha hidung belang saat mabuk, sudah menjadi rutinitasnya.

"Alpha kok mini?" tanpa sengaja apa yang dipikirkan Haechan terucap dari mulutnya, membuat yang disebut alpha mini itu semakin geram.

"Siapa yang lo bilang alpha? Mending lo bangun atau gue siram?" sarkasnya.

"Pusing anjir. Lagian lo siapa sih ganggu banget?" tanya Haechan sambil mencoba bangun dari tidurnya.

"Gk tau terimakasih banget. Lo pikir badan gembul lo itu enteng buat di papah ke sini? Kalo bukan nana yang nyuruh, udah gue buang di jalanan lo." Kata-katanya pedes banget.

"Nana siapa lagi? Alpha?"

"Pikiran lo alpha mulu, dia yang mabok bareng lo tadi malem."

Haechan memutar ingatannya kembali ke malam tadi. Ia ingat sebelum tidak sadarkan diri, omega gembul itu sempat berbincang-bincang dengan omega manis bernama Jaemin. Seingat Haechan namanya adalah Jaemin, kenapa jadi nana?.

"Nana tuh Jaemin? seinget gue cuman ngobrol sama tuh orang semalem." Ingatnya lagi dan dibalas dengan anggukan malas oleh Renjun.

"Bentar lagi gue berangkat ke kampus, mending lo pergi dar.."

"Kampus lo di mana?" belum sempat Renjun menyelesaikan perkataannya, Haechan tiba-tiba melemparkan pertanyaan yang membuat Renjun sangat kesal.

"Kampus Neo." Meskipun Renjun sedang kesal, entah kenapa dia tetap menjawab pertanyaan dari sang omega gembul.

"Pas banget, gue nebeng."

"Maksud lo?" Renjun semakin dibuatnya kesal, karena seenaknya Haechan mengucapkan kata nebeng, padahal mereka saja tidak saling kenal.

"Gue juga kuliah di sana, nanti ada kelas jam 10, jadi sekalian bareng lo aja."

Benar kata Renjun sebelumnya, kampus Neo memang sempit. Kenapa semua orang random yang ia temui selalu saja mengatakan dia mahasiswa Neo.

"Tapi gue pinjem kamar mandi bentar ya, mau bebersih dikit." Lanjut Haechan, padahal belum diberikan persetujuan oleh Renjun.

Setelah acara bersih-bersih Haechan yang memang sangatlah sebentar, tidak sampai 5 menit. Mereka berdua memutuskan untuk berangkat ke kampus menggunakan mobil Renjun. Dan tentu saja Renjun yang menyetir.

He Is My Alpha (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang