Chapter 11

739 48 1
                                    

Kelas mata kuliah umum dipenuhi oleh mahasiswa dari berbagai program study. Termasuk 2 sahabat yang tidak dapat dipisahkan ini, menjadi salah satunya. Mereka berdua memilih mengikuti mata kuliah ilmu alamiah dasar, karena menurut Renjun mata kuliah itu cukup linier dengan jurusannya saat ini.

Mengikuti Renjun yang cukup ambis dalam belajar, mereka bedua duduk di barisan ke dua dari depan. Dapat Jaemin liat dengan jelas bagaimana wajah profesor yang kini tengah memasang wajah serius saat menjelaskan teorinya. Tidak berbeda jauh dengan Renjun yang juga dengan serius menyimak penjelasan dan sesekali menorehkan tulisan di buku catatannya.

Lalu bagaimana dengan Jaemin? tentu saja ia mengikutinya dengan santai. Penjelasan yang begitu panjang itu tidak begitu saja bisa masuk sepenuhnya ke dalam otaknya yang pas-pasan. Sesekali ia mainkan pena yang ada di tangannya. Terkadang sembunyi-sembunyi memainkan ponsel untuk bertukar pesan entah dengan siapa di sebrang sana.

Sedikit mengingat kejadian kemarin, Renjun benar-benar merealisasikan niatnya untuk berkunjung ke rumah Jaemin setelah mata kuliahnya selesai. Dibombardir dengan berbagai pertanyaan dari Renjun yang menuntut penjelasan tentang apa yang terjadi padanya saat bersama Jeno, Jaeminpun cukup panik.

Namun akhirnya ia menceritakan kejadian sebenarnya, tentang bagaimana Jeno yang masih tidak menyukainya, bahkan mengusir Jaemin setelah membantunya, sehingga membuat Jaemin stres dan memilih untuk minum-minum sendirian.

Tentu saja Jaemin tidak menceritakan tentanng dia yang telah melakukan having sex dengan Jeno. Renjun yang sangat menyayangi temannya itu pasti akan murka jika mengetahuinya.

Kembali ke kelas alamiah dasar yang dihadiri Jaemin saat ini. Tidak terasa 3 SKS telah berlalu, dan semua mahasiswa mulai membubarkan dirinya.

Renjun dan Jaemin yang berjalan di koridor untuk menuju ke parkiran fakultas itu dikejutkan dengan teriakan menggema yang kini cukup familier menyapa pendengarannya. Siapa lagi kalau bukan omega gembul yang kini tengah berlari menghampiri keduanya.

"Wiih, gk mateng lo panas-panas pakek turtle neck ?" Pertanyaan dari Haechan itu ia ajukan untuk Jaemin.

Benar sekali, Jaemin memakai baju turtle neck untuk menutupi bekas kemerahan di lehernya. Sebelumnya ia sudah melakukan konsultasi dengan Haechan, tentang bagaiman cara menutupinya. Dan dengan bangganya Haechan menyarankan agar Jaemin menyamarkannya dengan menggunakan fondation.

Bekas-bekas kemerahan itu kini telah tertutup dengan fonadation yang memiliki warna senada dengan kulit putih Jaemin. Cukup sempurna untuk mengcover lehernya agar tidak terlihat belang karena perbedaan warna. Namun tetap saja, Jaemin tidak yakin jika hanya dengan fondation, karena itu ia memilih untuk memakai baju turtle neck.

"Gpp, Gue masih kurang enak badan. Jadi biar lebih anget aja." Jawab Jaemin yang dihadiahi dengan anggukan dan senyuman penuh arti dari Haechan.

"Sekarang kita mau kemana?" Tanya Haechan lagi sambil merangkul bahu kedua omega di sebelah kanan dan kirinya.

"Kita? Sokab banget, gk ada yang ngajak lo ya" Kali ini Renjun yang bersuara.

"Galak banget nih omega mini, Gue tuh sekarang temennya Jaemin, berarti temen lo juga." Sikap Haechan yang suka cengengesan dan seenaknya sendiri selalu berhasil membuat Renjun kesal setengah mati.

"Siapa yg lo bilang omega mini? Dasar gembul." Dan begitulah seterusnya mereka berdua yang saling mengatai dengan sebutan yang menurut Jaemin sangat lucu.

Adu bacot antara Haechan dan Renjun akhirnya berhenti saat ada suara lain yang cukup menanggu kegiatan keduanya.

"Hai kak." Sapaan itu ditujukan untuk Jaemin. sedangkan Jaemin masih diam mencoba membaca keadaan.

He Is My Alpha (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang