Chapter 32 (21+)

1.4K 49 1
                                    

"Apa yang kakak pikirkan? Kakak hanya harus menggit leherku kan?"

Apa apaan omega manis di depannya ini. Perkataannya tidak singkron dengan tatapannya. Dengan wajah polosnya, namun tatapan yang menggoda. Seakan memberi Jeno kode untuk segera menerkamnya.

"Tentu saja."

Jeno mengerti apa yang diinginkan oleh omeganya. Sepertinya cukup seru memulai kegiatan panas malam ini dengan permainan seperti ini. Jeno akan mengikuti semua keinginan omega manisnya.

Jeno letakkan cangkir yang sedari tadi masih ia pegang di meja samping ranjang. Perlahan ia dekatkan badannya dengan tubuh Jaemin. Kepalanya mulai condong ke depan mengarah tepat ke area leher Jaemin. Sedangkan sang omega mendongkakkan kepalanya untuk memberi akses sang alpha pada kelenjar aromanya.

Tangan berurat Jeno terulur menjelajahi leher putih jenjang itu. Merabanya halus menelusuri dari bagian bawah lehernya hingga kini sampai dagu Jaemin. Jeno cengkram dagu itu tidak terlalu keras, dan mengarahkan kepala Jaemin agar menghadap ke arah kiri. Dan kini leher sebelah kanannya benar benar dapat leluasa Jeno jelajahi dengan mulutnya.

Mulut sang alpha sudah benar mengarah ke belakang leher Jaemin tepat di kelenjar aromanya. Namun bukan untuk menggigit, melainkan Jeno terus memainkan lidahnya di sana. Memberikan kecupan basah dan sesekali menghisapnya kuat.

"Emmhhh..." Desahan tertahan lolos dari mulut Jaemin merasakan lehernya yang meremang karena hisapan yang diberikan sang alpha.

Kini hisapan dan kecupan basah itu semakin naik ke atas, bibir basah Jeno beralih untuk menciumi telinga sang omega.

"Insting alphaku belum bisa muncul sekarang, kamu harus pancing dia biar bisa ngeluarin taringnya." Bisik Jeno pelan dengan suaranya yang rendah, bahkan udara panas yang ikut keluar dari mulutnya membuat telinga Jaemin juga meremang geli.

Mendengar penuturan alphanya, tidak membuat sang omega terkejut. Ia tahu semua yang Jeno ucapkan itu adalah kebohongan belaka. Tentu saja kita semua tahu tujuan dari kebohongannya itu.

Jaemin tidak keberatan dengan permintaan Jeno. Dirinya tahu apa yang dipikirkan sang alpha dari siang tadi. Semua itu karena perkataannya semalam. Dan kini Jaemin harus membayar hutangnya.

Senyum merekah terukir di bibir tipis sang omega. Sambil tangannya mencoba melepaskan jari jari Jeno yang masih menahan dagunya.

"Cuman harus mancing insting alpha kamu kan?"

Dengan tatapan khas Jaemin yang memperlihatkan netra biru mudanya, seketika feromon beraroma manis rose vanilla menguar diseluruh ruangan.

Berhasil, netra hitam Jeno kini mulai berubah warnanya menjadi biru gelap. Insting alphanya mulai terpancing dengan aroma manis feromon sang omega. Namun jangan harap hanya ini yang diinginkan Jeno, saat insting alphanya telah keluar, ia tidak akan lagi bisa mengendalikan nafsunya.

Bukannya takut melihat sorot tajam yang terpancar dari netra sang alpha, malah ia menyunggingkan senyum puas. Tidak kah Jaemin tahu bahaya yang sedang menantinya.

Tidak bisa menahannya lagi dengan santapan di depannya, Jeno buru buru menarik kepala sang omega untuk mencumbu bibir manisnya.

Bibir keduanya saling beradu, memberikan lumatan lumatan kasar yang memabukkan. Lidah sang alpha menerobos masuk membelah ranum sang omega yang masih ingin bermain main.

Suara decakan dan lenguhan sepasang mate itu terdengar dengan jelas. Membuat rumah yang sebelumnya terasa sunyi dan dingin itu menjadi lebih panas.

He Is My Alpha (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang