"Apa yang akan terjadi pada sebuah acara pernikahan jika mempelai wanitanya tidak ada?"
Seorang pemuda dengan jas hitam ala pengantin pria sedang berdiri didekat lorong sebuah hotel bintang lima, dia terlihat tenang meskipun kenyataanya sekarang dia Tengah berada dalam acara pernikahannya yang akan digelar dalam 20 menit.
Suara diseberang telfon masih hening jadi pemuda itu melanjutkan.
"Apa kau tidak suka syarat dan ketentuannya? Aku akan menyetujui semua persyaratan mu jadi kembalilah kemari. Kalau tidak, aku akan menuntut mu untuk pelanggaran kontraknya." Nadanya masih terdengar tenang, Hingga suara wanita diseberang menjawab dengan ringan.
[Maafkan aku, pacarku bilang dia merindukanku. Tolong mengertilah.]
"Kau pasti sudah merencanakan ini dari awal kan?"
[Apa itu terlihat jelas sekali? Kau bisa mencari seseorang untuk berdiri disebelah mu kan? Oh, dan juga sampaikan salamku pada ayahku didalam.]
"..."
[Kenapa diam? Kau akan menyampaikannya kan? Bukankah kita teman?]
"Singkatnya, kau ingin aku yang jadi penjahatnya kan?"
[Hey, kau kan pandai bicara, maksudku itu akan menyenangkan melihat orang tua itu syok hahaha.]
"Kau memang gila.."
[Sudah ya, Semoga berhasil. Bye..]
Bip
Telfon itu dimatikan begitu saja, tapi pengantin Pria itu justru tersenyum semakin lebar.
"Pernikahan tanpa mempelai wanita, hmm para rubah tua itu akan mati berdiri jika tahu." Gumamnya.
"Ah, paman An pasti akan sangat malu didepan para tamunya." Meskipun dia suka melihat kakeknya kesal, tapi tetap saja merasa kasian pada ayah sang mempelai wanitanya.
Disisi lain, seorang pemuda membawa nampan berisi makanan ringan, dia berniat membawanya ke salah satu hall dalam hotel bintang 5 tempatnya bekerja paruh waktu hari ini.
"Mereka bilang pekerjaan ini sangat mudah, nyatanya mereka kekurangan pegawai dan membuat pekerja paruh waktu melakukan banyak pekerjaan sekaligus. Belum lagi aku harus melayani ratusan tamu. huh.. sepertinya aku harus mencari pekerjaan paruh waktu yang lain." Dia bicara sendiri dengan sangat panjang tanpa menyadari seseorang berjalan kearahnya dari lorong tempatnya berbelok.
Bruk!!
"Ack."
Tabrakan kecil yang membuat semua makanan di nampan jatuh membuat pemuda Omega itu mengerang, bokongnya menemui lantai lebih dulu, sedangkan sosok besar yang menabraknya tidak terpengaruh sama sekali dan masih berdiri dengan gagahnya.
"Hey." Pria dengan jas hitam itu bicara lebih dulu, membuat sang pemuda Omega segera menjawab.
"Ah, tidak papa. Aku baik-baik saja.." Dia mengatakan baik baik saja bahkan sebelum ditanya.
"Berapa penghasilanmu dari bekerja disini?" Tapi pemuda yang dia yakini adalah Alfa karena bau feromonnya begitu harum justru menanyakan hal lain yang membuatnya bingung.
"hah?"
"Emh apa sekitar 10.000 Bath perhari?"
Bukankan dia harusnya meminta maaf dulu karena menabrak ku? Kenapa malah menanyakan gaji?
"Tidak ada alasan bagiku memberitahumu gajiku, itu hal pribadi." Sang omega segera bangkit dan merapikan makanan keringnya yang harus dibuang karena sudah berceceran dibawah. Dia menyadari bahwa sebentar lagi dia akan kena marah pastinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME [END]
RomanceCirrus seorang cucu dari pengusaha terkaya di Thailand terpaksa menikah dengan sahabat kecilnya Chanya. Tapi ketika hari H pernikahan Chanya justru kabur bersama kekasihnya, memaksa Cir untuk menemukan pengantin lain sesegera mungkin. Phugun adalah...