Chapter 21 - Sakit 🔞

693 69 16
                                    

Phugun POV

Setelah pertengkaran aneh yang terjadi semalam, Phi Cir memutuskan agar kami segera pulang kerumah tanpa perlu menginap Sehari pun di rumah kakek. Namun aku memaksanya untuk tinggal sebelum pulang, karena kakek belum seratus persen sembuh dari sakitnya. Dan hal itu menambah poin positifku dimata kakek.

Pagi ini kami sarapan dan minum teh bersama di teras, kakek bercerita  banyak hal tentang Phi Cir yang sangat jenius saat masih kecil dan mulai menyebalkan saat dewasa. Phi Cir hanya diam sambil cemberut mendengar semua yang dikatakan kakek. Aku tahu dia sedang menahan kecemburuannya karena kakek terlihat semakin dekat denganku.

Sore harinya kakek dengan sangat ramah mengatakan agar aku sering datang ke rumahnya, bahkan meskipun tanpa Phi Cir dia akan sangat senang. Dan akhirnya Phi Cir semakin cemberut dan menarikku segera ke mobilnya saat aku berjanji akan sering berkunjung. Sekarang, kisah kami harusnya sudah menjadi happy ending bukan? Karena aku telah memiliki restu kakek bersamaku..

Phugun POV END

Beberapa hari kemudian, Cirrus selalu disibukkan dengan pekerjaan dikantornya terutama karena sakitnya presdir menambah pekerjaan yang harus dilakukannya. Hingga ia harus pulang begitu malam dan pergi keesokan paginya saat Phugun bahkan masih belum bangun dari tidurnya. Alhasil mereka tidak memiliki banyak waktu bersama.

"Ah, aku sangat mengantukk.."

Phugun terbangun pukul 5 pagi saat merasakan tubuhnya memanas dan sangat terasa berat, apa mungkin dia terlalu capek setelah menjaga kakek beberapa hari. Atau mungkin dia tertular demamnya?

"Kepalaku terasa sangat berat.."

Aku hauss..

Dia merasa sangat berat saat bangun dari tidurnya, tapi tenggorokaannya sangat kering karena panas tubuhnya.

"Huh? Dia masih tertidur lelap.. Aneh sekali."

Phugun menatap aneh kearah Cirrus yang masih tidur sambil mendengkur pelan, tidak biasanya dia masih tidur karena Cirrus terbiasa bangun sangat pagi.

"Ah.. ini masih jam 5 pagi.. biarkan saja.." Dia segera bangun dan berjalan dengan lemah menuju dapur, meneguk beberapa gelas air dingin dan kembali ke kamar segera.

Apa aku demam ya? Batin Phugun saat merasakan tubuhnya semakin memanas.

Dan saat tubuhnya menelusup kembali kedalam selimut, Dia melihat mata Cirrus terbuka dan menatapnya.

"Oh, apa aku membangunkanmu Phi?"

"Tidak, aku bangun sendiri. Tapi kenapa kamu bangun begitu pagi?"

"Ah, aku haus.." Ucap Phugun sambil menyentuh kembali keningnya, " Tapi kurasa aku demam, kepalaku pusing dan badanku rasanya panas."

Cirrus segera menempelkan tanganya dikening Phugun saat pemuda itu selesai mengatakan keluhannya.

"Apa mungkin kamu ketularan kakek?"

"Apa iya.. tapi ini sudah beberapa hari.."

"Sepertinya ini gak terlalu panas juga.." Ucap Cirrus saat membandingkannya dengan suhu tubuhnya.

Kemudian dia menempelkan keningnya dikening Phugun untuk kembali memastikan bahwa istrinya itu tidak sepanas itu.

"Jangan terlalu dekat.. Aku khawatir kamu akan tertular jika aku benar demam.." Phugun mencoba melepas kening mereka tapi Cirrus lebih dulu menarik dagunya.

Cup.

Dia mengecup pelan bibir Phugun yang rasanya warnanya semakin merah dari terakhir kali mereka berciuman dirumah kakek.

MARRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang