Chapter 20 - My Boy

543 66 13
                                    

Mereka terus berciuman hingga Phugun meremas kemeja Cirrus karena merasa kewalahan mengimbanginya. Dia meremas kemeja itu hingga menjadi semakin kusut saat Cirrus menginginkan ciuman itu lebih dalam lagi. 

Uhh??

Benar kami sedang tidak dirumah Phi Cir!

Bagaimana jika seseorang melihat kami..

Tiba-tiba saja Phugun melepaskan ciuman itu saat menyadari posisi mereka. Dia mendorong dengan kuat dada Cirrus agar menjauh dari tubuhnya.

"Hentikan! Phi ini bukan rumah kita.." Ucapnya sambil melepaskan tangannya dari baju Cirrus, dia mundur selangkah dan menoleh dengan wajah merah mencoba menghindari tatapan Cirrus yang begitu lekat padanya.

"Phi Win bisa saja melihat kita.. dan orang lainnya juga.." Tambahnya.

"Bagaimana jika kita ketahuan?"

Dia memberikan beberapa alasan yang menurutnya masuk akal. Akan memalukan jika mereka ketahuan sedang berciuman.

"Memang kenapa jika mereka melihat? Kitakan sudah menikah."  Ucap Cirrus menambah merah wajah Phugun.

 "Tapi tetap saja kita tidak bisa sembarangan!!"

"Tapi lihatlah ini," Cirrus menunjuk kemejanya yang kusut karena Phugun meremasnya begitu kuat tadi. "Kamu yang membuat bajuku seperti ini." Ucapnya seolah percuma saja ini bukti yang terlalu kuat.

Dan Phugun yang mendengarnya hanya bisa terdiam, dia tidak bisa membantahnya karena itu memang benar perbuatannya.

"Kamu sudah datang.."

Win datang tepat waktu saat itu, dia berjalan dari arah kamar tamu berniat melihat keadaan Phugun sebelum melihat kakek hari ini. Tapi dia justru tidak menemukannya disana.

"Aku tidak melihat Phugun di kamarnya. Dia disini bersamamu rupanya."

"Aku mendapatinya berdiri diluar kamar kakek tadi."

"Apa Phugun sudah bicara dengan presdir? itu bagus.." 

Win terlihat sangat senang dan tersenyum manis menatap Phugun dan Phugun hanya bisa menggaruk kepalanya kikuk.

"Ahh.. Yeah.. Begitulah.."

"Tapi ngomong-ngomong kenapa dengan bajumu?"

Sebagai sekertaris Cirrus yang sudah mengenalnya dari kecil, dia langsung menyadari bahwa baju kusut itu bukan seperti Cirrus biasanya.

"Apa ini tidak disetrika? Itu tidak terlihat licin.."

"Aku tidak tahu siapa yang membuatnya begini." Ucap Cirrus sambil melirik ke arah Phugun yang berwajah merah karena mereka hampir saja ketahuan.

"Acara hari ini sangat penting, kamu harus ganti pakaian."

"Baiklah." Cirrus masih saja melirik Phugun yang mengalihkan pandangannya. Dan itu semua membuat Win paham apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka.

"Apa kalian ingin sarapan dulu saja? aku akan membereskan kemeja mu dulu." Ucap Win mencoba membantu Phugun.

"Dan Phu kamu akan menjaga Presdir lagi kan hari ini?"

"Ah, emhh iya.. Terimakasih Phi.." Ucap Phugun segera melangkah ke arah meja makan.

Dia berjalan begitu cepat menuju dapur, dan mendudukkan diri segera. Lalu bibi yang bertanggungjawab disana segera memberikan beberapa hidangan dihadapan Phugun.

Beberapa saat kemudian Cirrus dan Win datang ke dapur dengan baju yang sudah licin disetrika. Phugun yang menatap mereka dari jauh entah kenapa merasa mereka berdua sangat serasi saat berjalan bersama, mereka sama-sama tampan dengan aura mewah yang tidak bisa disebutkan.

MARRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang