Deg Deg
Deg Deg
Jantung Phugun mulai berdetak keras saat Cir mendudukan dirinya disampingnya.
Aku mengatakan itu hanya untuk meyakinkan kakek, tapi kenapa kamu datang disaat itu.. Batin Phugun.
"Dia tamu disini, tapi kakek justru duduk didepan sana untuk membuatnya tidak nyaman, kakek melakukannya dengan segaja kan?"
Apa maksudnya kakek sengaja duduk diseberang sana untuk menekanku??
Kakek Cir menyesap tehnya sambil menatap kearahnya.
"Dia bukan tamuku, secara kasar, kau memaksanya bertemu denganku. Kupikir dia harusnya merasa beruntung sudah bisa minum teh dan berbicara denganku."
"Kau sangat kejam rupanya kek, bukankah akan bagus jika kakek berpikir mendapatkan cucu satu lagi sekarang?"
Tak!
Suara gelas yang dihentakan menganggetkan Phugun, dia menelan ludah melihat kakek yang sepertinya semakin marah.
"Jangan mengada-ngada, cepat atau lambat dia akan menjadi orang asing yang tidak pernah kutemui."
Itu keterlaluan kek!! Batin Phugun menjerit
"Aku menemuinya sesuai permintaanmu, sekarang kalian pergilah."
Kakek menyilangkan tangannya sambil menatap tajam ke arah Cirrus.
"Aku pikir kita akan makan malam bersama."
"Kita lakukan itu lain kali, berdua."
"Baiklah, maksudmu kita bertiga kan."
Grr
Mata kakek semakin memerah karena marah, dia berdiri sambil bersiap melemparkan gelas tehnya pada Cir.
"Kau berani bermain kata dengan kakekmu!!"
"Oh kek, kamu masih sangat bersemangat, aku akan menghubungimu nanti." Cir segera berdiri, menarik Phugun dan membawanya keluar dari ruangan.
"Kakek tidak dalam mood yang baik karena aku, jadi tidakpapa kita meninggalkannya seperti ini.."
Cir mengatakan itu sambil menarik pinggang Phugun agar berjalan menjauh dari ruangan itu bersamanya, tapi Phugun justru terdiam. Cir kembali menambahkan,
"Kamu pasti juga merasakan hal yang sama karena tekanan darinya, jangan pikirkan na.. kakek memang selalu seperti ini." Ujarnya.
"Good Job." Dia mengelus kepala Phugun, merasa bangga bahwa istri kontraknya ini sangat membelanya.
Deg Deg
Jantung Phugun lagi-lagi memompa dengan cepat karena sentuhannya. Rasanya dia masih belum bisa menghilangkan ingatan soal semalam.
"Bagaimana kalau kita pergi makan malam? Tapi kalau kamu lelah, kita bisa makan dirumah saja."
Cir berkata sambil terus berjalan tapi Phugun masih diam ditempatnya, tidak bergerak sama sekali. Membuatnya menoleh dengan bingung, ada apa sebenarnya dengan Phugun.
"Kenapa kamu tidak bergerak?" Tanya Cirrus.
"Aku.. kakiku kesemutan.." Lirih Phugun yang membuat Cir tersenyum seketika.
Drap
Drap
Drap
Cir segera mendekatinya, memposisikan tangannya dan mengangkat tubuh kecil Phugun, menggendongnya ala tuan putri tanpa menunggu persetujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME [END]
Storie d'amoreCirrus seorang cucu dari pengusaha terkaya di Thailand terpaksa menikah dengan sahabat kecilnya Chanya. Tapi ketika hari H pernikahan Chanya justru kabur bersama kekasihnya, memaksa Cir untuk menemukan pengantin lain sesegera mungkin. Phugun adalah...