Chapter 9 - Mabuk 🔞

771 65 12
                                    

Jam dinding menunjukan pukul 8 malam saat Cirrus masih duduk diruang kerjanya, menatap laporan terakhir hari ini. 

"Aku memeriksa hanya untuk berjaga-jaga, tapi ternyata kau masih bekerja." Win datang, sambil tersenyum dengan lebar.

"Aku akan pulang sekarang." Jawab Cir, dia segera berdiri dan meraih jas hitamnya.

"Kenapa kau kembali ke kantor jam segini?" Dia balik bertanya.

"Aku berniat mengantarmu pulang." Sepertinya Win menyadari mood Cirrus tidak baik saat ini. Jadi dia berniat semakin menggodanya.

"Dan aku ingin memastikan kau melakukan pekerjaan dengan baik hari ini?" Ujarnya sambil  mengedipkan mata, Cir segera melangkah keluar saat melihat Win mulai mencoba menggodanya.

"Kau tidak bertanya soal kencanku?" Tanyanya dengan senyum menggoda. Dia terus mengikuti Cirrus.

"Kenapa aku harus bertanya? Jika kau ingin pujian, baiklah kerja bagus hari ini."

Dia menjawab sambil menekan tombol lift seolah mencoba tidak perduli pada godaan Win.

"Kurasa kau tidak terlalu peduli na.." Mereka berdua memasuki lift yang sudah terbuka.

"Kenapa, apa kau ingin aku untuk cemburu hanya karena itu?"

Win tersenyum semakin lebar mendengarnya, ya dia tahu Cir sedang cemburu hanya dengan melihat tingkahnya.

Dalam perjalanan pulang mereka berdua hanya diam, Cir terus menatap ponselnya yang menampilkan foto Phugun sedang tersenyum manis kiriman dari Win.

Sejujurnya dia terkejut pada awalnya saat melihat foto itu. Benaknya penuh dengan berbagai pemikiran.

Hmm.. Phu sepertinya tidak pernah tersenyum seperti ini sebelumnya.

Seingatku dia hanya menampilkan wajah datar, takut, tersipu, dan marah..

Bahkan saat tertawa itu juga tidak terlihat setulus ini.

Ah, dia pernah tersenyum saat bersama kucing itu, yah tapi itu karena kucingnya bukan aku..

"Kurasa, aku hanya melakukan hal-hal buruk padanya.." Lirih Cir, membuat Win meliriknya dari kaca spion.

Apa yang membuatnya bicara sendirian? Batinnya sedikit penasaran.

.

.

.

Phugun berdiri didepan kaca jendela apartemen mereka saat ia melihat mobil Cir memasuki basement.

"Ah, itu mobil Phi Cir." Dia terdiam sesaat sebelum sebuah senyum merekah dibibirnya.

"Ada yang ingin kukatakan padanya, apa aku harus memasak makanan sambil bicara padanya?"

Dia bergumam sambil berjalan kearah pintu keluar, menunggu Cir masuk kedalam. Hingga akhirnya pintu apartemen terbuka dan Cirrus melangkah masuk dengan wajah datarnya.

"Selamat datang, Phi terlambat hari ini." Cir sedikit merasa aneh karena tidak biasanya Phugun akan menunggunya pulang.

"Biasanya kamu bahkan sudah tidur saat aku pulang, kenapa hari ini kamu berdiri menungguku didepan pintu?" Tanyanya sambil berjalan kedalam melewati tubuh Phugun begitu saja.

"Apa kamu membuat kesalahan?" Tanyanya dengan mata menyipit curiga.

"Aku tidak melakukan kesalahan apapun, aku bukan bocah." Jawab Phugun segera sambil menggeleng keras.

Meskipun Phugun tidak suka dituduh begtu, tapi dia tetap mengikuti langkah Cirrus.

"Apa Phi sudah makan malam?" Tanya Phugun berusaha bersikap manis.

MARRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang