"Kenapa sepi sekali..?"
Suasana sepi menyambut Cirrus saat ia menginjakan kaki dalam apartemennya. Ini aneh mengingat meskipun sendirian Phugun akan menyalakan TV tiap kali dia pulang.
"Dia pasti ada didalam.." Dia menatap sepatu Phugun yang tertata rapi didepan pintu.
"Apa ini?" Perhatiannya tertuju pada tas besar disebelah rak sepatu.
"Apa dia mengambil barangnya hari ini?"
Cir terus berjalan masuk hingga keruang tamu, dimana Phugun tengah duduk disana.
Dia benar ada disana..
"Kenapa ada tas besar didepan?"
"Ah Phi sudah pulang? Aku tidak mendengar suara ketika masuk.. dan ya aku harus mengambil barangku kan jika ingin pindah kemari?" Tanya Phugun saat melihat Cirrus menghampirinya.
"Jika ada sesuatu yang kamu butuhkan, katakan saja. Aku akan membelikannya untukmu."
"Tidak, aku membawa semua barang ku. Aku hanya perlu merapikannya nanti."
Setelah berada didekat Phugun, Cir menatap sesuatu dalam pangkuannya.
"Jadi.. itu juga barangmu?"
Dia menunjuk benda berbulu yang sedang dielus-elus oleh Phugun.
"Ah, bukankah dia lucu?" Phugun tersenyum sangat lebar sambil menunjukan kucing yang dia temukan.
"Aku menemukannya di kamarku saat aku disana tadi. Sepertinya dia masuk melalui jendela yang rusak jadi aku membawanya kemari karena takut dia kelaparan dan seseorang mungkin akan menyakitinya jika dia sendirian disana."
Jelasnya sambil mengucek-ucek matanya, Cir mengkerut melihat tindakannya.
"Jadi.. Kamu ingin merawat kucing disini?" Tanya Cirrus kemudian.
"Ah, apa tidak boleh?" Phugun merasa penolakan dari pertanyaan itu.
"Tidak boleh."
Nadanya begitu tegas membuat Phugun cemberut seketika.
"Kalau begitu bisakah dia disini sampai ada yang mau mengadopsinya?"
Aku pikir orang kaya tidak akan peduli pada hal sepele seperti ini.. Batin Phugun.
"Aku tidak membencinya, tapi kamu.." Cir yang menyadari Phugun seperti akan menangis segera mendekatkan wajahnya, meraih rahangnya dan menariknya mendekat.
"Kenapa matamu sangat merah?"
"Benarkah? Aku merasa gatal tadi."
"Sepertinya ini alergi." Dia mengusap ujung mata Phugun dengan lembut.
"Aku bahkan tidak tahu kalau aku alergi pada kucing.." Phugun menatap kucing didepannya dengan mata sedih.
"Aku akan membantumu menjaga kucingnya, jadi cepat mandi dan berganti pakaian." Kucing itu segera diangkat oleh Cirrus dari pangkuan Phugun. Tapi dia menolaknya dan meloncat ke dada Phugun.
"Ack! Choco jangan!"
Terlambat, kucing itu sudah melompat dan mencakar tubuh Phugun tanpa bisa dihentikan.
"Aw!"
Dia juga menggigit tangan Phugun yang berusaha menghentikannya. Dia mengejarnya kesana kemari hingga bulu Choco beterbangan di udara, membuat Phugun semakin banyak bersin.
"Achoo.. Choco!! Berhenti!! ACHOO!!"
Dan Cirrus hanya bisa menghela nafas melihatnya. Dia segera menghubungi Win.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME [END]
RomansaCirrus seorang cucu dari pengusaha terkaya di Thailand terpaksa menikah dengan sahabat kecilnya Chanya. Tapi ketika hari H pernikahan Chanya justru kabur bersama kekasihnya, memaksa Cir untuk menemukan pengantin lain sesegera mungkin. Phugun adalah...