Semakin Phugun merasa kesepian dia semakin sedih hingga kemudian dia duduk tegap memegang kepalanya.
"Tidak! Tidak! Tidak!!"
Phugun menggeleng dengan kuat, mencoba menangkal pikiran buruknya.
"Hey Bodoh!"
"Apa yang kau pikirkan?!! Kenapa kau begitu depresi!!" Ujarnya mencoba mengalihkan pikirannya.
"Hah.. Jika aku terus disini aku hanya akan berpikir tentang hal bodoh, sebaiknya aku mendinginkan diriku diluar sambil menonton sesuatu!!"
Phugun segera bangkit dari tidurnya, namun baru beberapa langkah dia kembali menoleh ke ranjangnya.
Apa aku harus membawa itu juga.. Batinnya sambil menatap bantal Cirrus.
Diapun akhirnya memutuskan membawa bantal milik Cirrus bersamanya, Phugun menonton siaran sore itu dengan mata merah dan keringat dingin yang terus keluar dari tubuhnya. Untungnya bantal Cirrus sedikit membuatnya merasa lebih baik. Dia memeluknya begitu erat seolah itu benda berharga miliknya.
"Kapan Phi Cir pulang..?" Dia mengecek handphonenya dan tidak ada notifikasi sama sekali disana.
"Tidak ada chat sama sekali.. Yah, dia memang tidak biasa mengirimnya.." Ujarnya sedikit sedih.
"Aku sangat merindukanya. Apakah dia juga merindukanku ya?"
"..."
Phugun terus bermonolog hingga dia termenung karena mengingat sesuatu.
"Ketika mantan tunangannya datang dulu, Dia bilang dia masih membutuhkanku karena kontrak pernikahan kami belum berakhir."
"Tapi jika kontrak pernikahannya berakhir.. Apa kami akan berpisah?"
Phugun menghela nafas dalam, memikirkan kemungkinan itu saja membuatnya gundah.
Kami akan kembali menjadi orang asing..
Ah! Aku tidak ingin itu! Aku tidak ingin jauh darinya..
Memikirkan itu kembali membuat mood Phugun Down, dia kembali berbaring disofa sambil memeluk bantal Cirrus.
"Tapi itu juga bukan salah Phi Cir, ketika menerima tawarannya saat itu aku hanya tertarik pada uang daripada dirinya." Lirih Phugun sambil menatap Tayangan didepannya dengan pandangan kosong.
"Mana kutahu aku akan merasa sangat sedih dengan kontrak yang akan berakhir ini.. Apa karena akhirnya aku sadar telah menyukainya.."
Phugun terus memikirkannya hingga tertidur, saat malam semakin gelap, Cirrus datang dan mendapati TV menyala dengan Phugun yang berbaring tidur disofa ruang tamu mereka. Seluruh ruangan sudah penuh dengan feromon Phugun, membuat Cirrus mengeryit, tidak biasanya Phugun akan merelease feromonnya sebanyak ini.
Apa jangan-jangan dia benar sedang heat? Batinnya.
Tapi Cirrus tidak membangunkannya ketika merasakan panas tubuhnya yang masih tidak normal.
.
.
.
Rasanya sangat dingin.. Kepalaku juga terasa ringan..
Phugun mulai membuka matanya saat merasakan sesuatu yang dingin menempel didahinya.
Kapan aku tertidur lagi ya..?
"Eh?"
Dia mengerjap dengan perlahan saat menatap wajah Cirrus yang berada tepat diatasnya.
"Kamu sudah bangun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME [END]
RomanceCirrus seorang cucu dari pengusaha terkaya di Thailand terpaksa menikah dengan sahabat kecilnya Chanya. Tapi ketika hari H pernikahan Chanya justru kabur bersama kekasihnya, memaksa Cir untuk menemukan pengantin lain sesegera mungkin. Phugun adalah...