07. Rumpang Hati

886 99 9
                                    

(🎶 Akhir tak bahagia-Misellia)

|||

Tak pernah terfikir olehku sebelumnya

Bahwa mencintaimu adalah luka

Diam tertusuk lara karna tak ingin ia kecewa

Kini kusudahi rasa rindu

Segala rasa damba semu

Tak berarti apa bagiku

|||

"non biar saya bawain tasnya." kepala sakura menoleh ke arah maid yang menghampirinya dengan tergopoh-gopoh ketika ia baru saja menginjakkan kaki di ruang tamu kediaman haruno

"ngga usah bi, saya bisa sendiri kok." tolak sakura dengan senyum kecil tersungging di bibirnya, sakura tidak berbohong perihal bisa membawa tas jinjingnya sendiri

sakura tidak selemah itu walaupun beberapa waktu terakhir ia melewatkan jam makan

"kalau gitu saya bawain makan malam ke kamar ya non." ucap maid itu dengan nada khawatir, siapa yang tidak khawatir melihat nonanya begitu kurus seperti akan runtuh jika angin sepoi menghantamnya

"saya sudah makan di rumah sakit." bohong sakura kemudian kakinya kembali melangkah guna meninggalkan ruang tamu dan menuju kamar tidurnya yang berada di lantai dua

sakura membuka pintu kamar tidurnya, manik hijaunya melihat sekeliling kamar tidur yang terlihat rapi tidak seperti terakhir kali ia lihat saat pagi menjelang, sebelum berangkat ke rumah sakit

kamar yang hancur berantakan dengan barang-barang yang tergeletak tidak semestinya

tentunya maid di kediaman haruno yang membersihkannya-- itu opsi yang pasti untuk perubahan ini

sakura masuk ke dalam ruang kamar, berbalik badan lalu menutup pintu kamar kembali dan menguncinya

gadis bersurai merah muda itu berjalan menuju ranjangnya, mendudukkan dirinya di atas kasur serta melempar tas jinjingnya ke pojok kasur

sakura hanya terdiam, termenung sembari duduk dengan tenang

suara hujan menyapa telinga sakura, membuat pikiran gadis itu semakin terbelenggu

perlahan rasa sesak menyeruak di hati sakura seakan hatinya tersulut dengan benda tajam, sakura memegang dadanya dengan nafas berat

nyeri sekali

oksigen di kamar terasa kurang untuk mengisi paru-paru sakura, mulut gadis itu terbuka guna membantu hidungnya mengambil oksigen

keringat dingin mulai menjalar di dahi sakura, badan sakura bergetar hebat

"Sasuke..." lirih sakura tanpa sadar

gadis itu ambruk ke lantai ketika ia tidak bisa menahan berat tubuhnya, tangannya bergerilya ke atas nakas mencari benda apa saja yang bisa ia gunakan untuk memperbaiki perasaannya

hampa...

sakura tidak menemukan cutter maupun benda tajam yang biasa ia gunakan untuk menenangkan perasaannya, sakura mulai kalut

manik hijaunya mengedar ke penjuru ruangan, mata sakura terhenti ke satu titik di atas meja kerja

sebingkai pigura berisi seluruh kenangannya bersama Sasuke yang sakura hias sedemikian rupa dengan stiker lucu

TEMAN ll sasusaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang