14. Menganyam Nawasena

814 82 8
                                    

Suara pintu tertutup terdengar jelas di telinga Sasuke, pria itu menolehkan kepalanya ke arah sang istri yang memakai gaun tidur sedang berjalan ke arahnya

Sasuke mengerutkan keningnya-- seolah berpikir mengapa sakura menghampirinya ke ruang kerja selarut ini

"kamu besok sibuk ngga?" tanya sakura setelah berdiri di samping meja kerja Sasuke

"kenapa?" tanya balik Sasuke dengan nada bingung

"mau nemenin aku ke rumah sakit ngga? buat periksa kandungan."

tanpa disadari tangan Sasuke mengepal di atas keyboard hingga memunculkan guratan urat di pergelangan tangannya

Sasuke berdehem pelan kemudian menghembuskan nafasnya "kenapa kamu mikirin omong kosongnya tante?" desis Sasuke tidak suka

manik hijau sakura berkedip pelan, wanita itu mengigit bibir bawahnya ketika melihat raut wajah Sasuke seperti menahan kekesalan "ngga ada salahnya kan di coba?" lirih sakura sembari menatap Sasuke dengan pandangan sendu

hati perempuan mana yang tidak sakit saat ditanya perihal anak?

rasanya semua hal yang sakura lakukan selama ini untuk mengabdikan hidupnya kepada Sasuke dan keluarga uchiha akan sia-sia jika ia tidak memiliki keturunan-- buah hati antara sakura dan Sasuke

"kita udah coba progam hamil, pasti sebentar lagi berhasil." ucap Sasuke, menatap sakura dengan pandangan yakin

"sebentar lagi itu kapan sas?"

"aku capek ditanyai tetangga, temen, bahkan keluarga kamu perihal anak. Kalau memang masalahnya di aku, ayo kita cari solusi bareng-bareng." imbuh sakura dengan mata yang mulai memanas

rasa emosional mulai membuncah di hati sakura, wanita itu seakan meluapkan segala hal yang ia tahan saat di mobil perjalanan pulang dari kediaman uchiha

"setidaknya aku ngga nuntut kamu punya anak ra." bantah Sasuke yang membuat alis sakura menukik

pria raven itu mengusap lembut telapak tangan sakura yang berada di atas meja kerjanya, Sasuke tidak ingin membuat sakura terbebani dengan masalah anak

bodo amat dengan anak yang penting sakura selalu ada bersamanya, itu sudah lebih dari cukup untuk Sasuke

"kamu mana ngerti?! yang ditanyai anak tuh aku bukan kamu!" sakura menarik tangannya dengan kasar

alis wanita itu masih menukik menatap Sasuke dengan sorot tajam sembari nafas yang menggebu gebu

"kalau kamu emang ngga mau nemenin aku periksa kandungan ke rumah sakit yaudah aku bisa sendiri." final sakura

wanita bersurai merah muda itu berbalik badan, ia berniat untuk pergi dari ruang kerja Sasuke

begitu niatnya, sebelum kedua lengan keras yang memeluk perut langsingnya dari belakang hingga dapat menghentikan langkah sakura

"jangan marah, aku cuma ngga mau kamu terbebani masalah anak." bisik Sasuke yang menempelkan wajahnya ke punggung sakura

suara isakan tanpa sadar terlepas dari mulut sakura membuat sakura langsung mengusap buliran air mata di pipi

"aku mau jadi istri yang sempurna buat kamu sas." ucap sakura dengan suara parau

Sasuke menarik tubuh sakura hingga membuat wanita itu berjalan mundur dan duduk di atas kedua paha Sasuke dengan posisi menyamping

suara isakan masih terdengar jelas di dalam ruang kerja Sasuke, hati Sasuke perih ketika mendengar suara isakan istri tersayangnya

pria raven itu dengan sabar mengusap pipi sakura yang basah sembari membisikkan kata-kata penenang

TEMAN ll sasusaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang