21. Hari Bersamamu

966 82 7
                                    

Sakura terbangun dari tidur lelapnya ketika sinar matahari mulai memasuki kamar melalui sela gorden, kepala sakura menunduk melihat lengan kokoh Sasuke yang memeluknya dari belakang

sakura berbalik badan kemudian menatap wajah Sasuke yang masih terlelap, jemari tangan sakura perlahan menelusuri bekas luka sayatan di tubuh Sasuke dengan pikiran entah melayang kemana

"jangan gitu nanti yang bawah bangun." suara rendah Sasuke dengan mata yang masih terpejam, sakura langsung menyingkirkan jemarinya dari dada bidang Sasuke

"kamu ngga mau bangun? udah siang loh." sakura mendongakan kepala menatap ke arah Sasuke yang masih nyaman menutup mata sembari memeluknya erat

"aku udah tiga hari ngga bisa tidur." jawab Sasuke dengan suara serak

raut wajah sakura seketika berubah, ia menundukkan kepalanya kembali

sebenarnya sakura juga sama dengan Sasuke, selama tiga hari terakhir saat ia meninggalkan rumah, sakura belum bisa tidur dengan benar dan harus dibantu oleh obat tidur, akan tetapi penderitaan sakura tidak sebanding dengan Sasuke

karena yang ditinggalkan lebih sakit daripada yang meninggalkan, karena yang ditinggalkan selalu berharap semu kapan yang meninggalkannya akan kembali sementara yang meninggalkan lebih berpikir untuk dirinya sendiri kapan akan kembali

seketika rasa bersalah menyeruak di dalam hati sakura, andai saja ia bisa bersikap dewasa dan lebih mempercayai Sasuke

"lagi mikirin apa?" Sasuke mengecup pucuk kepala sakura berkali-kali untuk menyadarkan istrinya dari lamunan

sakura menatap wajah Sasuke dengan tatapan sendu "aku kalau dipikir-pikir udah nyakitin kamu banget ya." kata sakura dengan nada bersalah

"emang."

sakura langsung melengkungkan bibir ke bawah sembari menatap ke arah Sasuke dengan rasa bersalah yang begitu mendalam "sasukee maaf, aku ngga bakal ninggalin kamu lagi, aku ngga bisa hidup tanpa kamu." sakura memeluk Sasuke erat menempelkan wajahnya di dada telanjang Sasuke

berbeda dengan pria bersurai raven yang berbaring di sebelah sakura, Sasuke hanya tersenyum lebar dan mengusap lembut kepala sakura, pria itu senang karena sakura tidak akan meninggalkannya lagi

"hustt udah, kita kan udah janji kalau ngga ada salah-salahan." ujar Sasuke menenangkan rasa bersalah yang sakura rasakan

kepala sakura mendongak ke atas, menatap wajah Sasuke yang makin terlihat seksi ketika baru bangun tidur "hummm sasuu, aku setelah ini janji bakal nurut sama kamu, jadi maafin aku ya." sakura merasa bersyukur menerima Sasuke sebagai teman hidupnya entah bagaimana jadinya jika orang lain yang menjadi suaminya

mungkin pria itu tidak akan tahan dengan sikap sakura

senyum indah terukir jelas di bibir Sasuke, bagaimana ia bisa marah dan membenci istrinya jika istrinya semenggemaskan ini

"aku yang minta maaf karena kebawa emosi sampai nyakitin kamu." pria itu mengusap bekas luka di pelipis sakura dengan pandangan sendu

"aku minta maaf juga karena udah bentak kamu dan nyuruh kamu nikah lagi."

"ngomong ngomong yang kamu bilang itu serius?"

sakura langsung mencubit perut Sasuke, membuat pria itu mengaduh kesakitan

"kenapa tanya gitu? ha?" tanya sakura sensi

Sasuke terkekeh kemudian mencium dahi sakura "kamu tenang aja aku ngga bakal nikah lagi."

"sas, emm semisal kalau aku ngga bilang mau punya anak lagi kamu tetap mau sama aku?" sakura menatap wajah Sasuke serius, hati sakura berdebar menunggu jawaban

TEMAN ll sasusaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang