Ketika bangun mendapati dirinya berada di tubuh yang berbeda, hanya berjarak sepuluh hari dari kematian nya, begitu cepat? Presdir itu menemukannya, langsung menangkap dan menyodorkan sebuah perjanjian "Jadilah istri ku dan aku akan memberikan segal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana?" Taehyung tersenyum kecil memandang sang submisiv yang masih menunduk itu
"Dari mana kau tau tentang dendam ku?" Jungkook mendongak, menatap taehyung dengan kerutan jelas di kening cantik nya. Sementara taehyung hanya mengendikkan bahu acuh. Jungkook mengulum kedua belah bibirnya, otak nya berpikir dengan keras. Ada untung nya juga pikirnya ketika mengandaikan jika dia terikat suatu pernikahan dengan Presdir Kim itu. Siapa yang tidak mengenal Presdir tidak punya hati seperti taehyung ini? Tidak ada! Semua mengenal namja itu dengan baik
"Setuju untuk tidak mengatur hidup ku? Kita hanya akan hidup di atap yang sama tetapi seperti orang asing" mendongak, tatapan itu begitu datar, seperti tidak pernah ada harapan sebelum nya
"Apa terlalu monoton bagi mu hidup di dunia?"
"Tidak, ketika aku sudah menjadi suami mu, maka aku berhak mengatur hidup mu" taehyung meletakkan alat makan nya sedikit kasar. Sial! Dia tidak memiliki nafsu makan lagi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh namja di depannya. Jungkook sedikit terkejut ketika melihat bagaimana raut wajah menyeramkan dari sang dominant, kembali terkejut ketika melihat taehyung sudah beranjak dari kursi nya
"Aku beri waktu selama 2 hari, pertimbangkan baik-baik. Ingat jeon, aku tidak suka berbasa-basi, aku bisa membuat Sehun hancur dalam sekali kedip mata, maka akan lebih mudah lagi jika itu untuk mu" itulah kalimat terakhir yang dapat di dengar oleh Jungkook sebelum akhirnya taehyung pergi meninggalkan nya, sendiri. Tenang saja, urusan bill, tentu saja taehyung sudah membayar semuanya sebelum mereka menempati restoran itu
Jungkook meremat amplop di tangan nya, dengan perasaan kesal, Jungkook bangkit dan meninggalkan restoran tersebut. Apa yang harus dia lakukan selanjutnya? Kenapa dia harus bertemu manusia arogan seperti taehyung di kehidupan ini? Jungkook memanggil taksi, namja itu memberitahu alamat apartemen haechan pada supir itu. Ya, Jungkook akan kembali ke apartemen terlebih dahulu dan menenangkan dirinya disana
Ceklek
"Oh?! Kau sudah kembali!?" Jungkook tersenyum kecil, namja cantik itu berjalan menghampiri sofa di ruang tamu dan meruntuhkan tubuhnya disana. Tangan kanan nya sibuk meremat sebuah amplop pemberian taehyung tadi saat di restoran. Haechan datang setelah selesai menata masakan nya di atas meja pantry. Memperhatikan guratan gelisah di wajah sahabat nya, juga sebuah amplop yang mencuri perhatian haechan sedari awal. Haechan memilih mendudukkan dirinya di hadapan Jungkook. Pikirannya kembali mengingatkan nya akan kejadian pagi tadi, sejujurnya haechan begitu kesal mengingat ketika Jakson memaksa nya pergi dan mengantarkan nya ke apartemen, dia mengkhawatirkan Jungkook tetapi ketika mengingat bagaimana keganasan Jungkook sendiri, haechan berusaha untuk tetap terlihat tenang dan berdoa di dalam hatinya. Seganas apapun Jungkook, tapi lawannya kali ini adalah Kim taehyung
"Jungkookie, aku senang kau kembali dalam keadaan baik-baik saja. Tapi... Apa terjadi sesuatu antara kau dan Presdir itu sebelumnya? Dan amplop apa yang ada di tangan mu?" Pertanyaan itu mengalun memasuki indra pendengaran Jungkook, kedua mata doe yang sebelumnya tertutup kini perlahan terbuka. Jungkook menghela nafas berat sembari menatap langit-langit apartemen tersebut