FOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️‼️
Cowok yang tengah mengenakan jersey berwarna hitam itu belum punya niat untuk pulang. Di lapangan basket, dia menyugar rambutnya. Keringat yang menetes dari dahinya itu membuatnya benar-benar terlihat sangat menawan. Bol...
WARNING!!!!! JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH,VISUAL,ATAU APA ITU HANYA KEBETULAN SAJA! TIDAK ADA NIAT KAMI UNTUK MENGCOPY KARYA LAIN! SEKIAN TERIMAKASIH!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"HORMAT YANG BAIK!"
"DILARANG MENGGERUTU KETIKA DIHUKUM!"
"JOVANKA! TIDAK USAH PURA-PURA SAKIT! SAYA TAHU KAMU MENCOBA UNTUK KABUR DARI HUKUMAN!"
"AZURA! PUNGGUNGNYA LEBIH TEGAP LAGI!"
Di bawah teriknya sinar matahari, ketujuh cewek yang berniat untuk bolos pelajaran itu harus menjalani hukuman akibat perilaku mereka yang sangat tidak sesuai dengan aturan. Bukan. Bukan guru yang menghukum. Melainkan Mahesa. Ketua OSIS SMA Wismagama.
"SAYA TAHU KALIAN BOLOS HANYA UNTUK MENGOSONGKAN ABSENSI SETIDAKNYA SEBULAN SEKALI. APA SALAHNYA JIKA MENJADI MURID PATUH SEUTUHNYA?."
Sudah menjadi kebiasaan sejak kelas sepuluh, mereka memang suka mencari momen di mana mereka harus dihukum. Setidaknya, itu akan menjadi memori yang akan selalu mereka kenang setelah lulus dan menempuh kehidupan yang lebih sulit nantinya.
Ais, yang sudah berkeringat banyak, akhirnya menurunkan tangannya yang terasa pegal. Wajahnya benar-benar memerah, sama seperti keenam sahabatnya. Mereka sudah berdiri sejak tiga puluh menit dan Mahesa belum juga memberikan komando untuk segera menyudahi hukuman mereka.
"Lapor, Komandan Mahesa yang terhormat!" seru Alisha. "Hukuman yang kami jalani sudah berjalan tiga puluh menit. Lambat sepuluh menit dari biasanya. Mohon segera menyudahi penyiksaan ini, Komandan!"
"Laporan ditolak! Waktu hukuman ditambah tiga puluh menit!" seru Mahesa yang sejak tadi berdiri tegap.
"WOI! COWOK SIALAN!" seru Azura.
Cia menginjak sepatu milik Azura. "Geblek! Jangan gitu, nanti hukumannya ditambahi lagi sama Mahesanjing itu!" bisiknya.
"Bodo amat!"
Lima detik kemudian, Azura langsung menghampiri Mahesa dan menjambak rambut Mahesa ke belakang hingga cowok itu mengerang kesakitan. "Gue botakin pala lo lama-lama kalo ngejemur gue sama sahabat gue di lapangan!"
"Bos Azura! Bos Azura!" seru Reyya meneriaki. Begitupun dengan para yang lainnya, bukannya menolong cowok itu, mereka malah menyoraki nama Azura dengan bangga dan mendukungnya.
"Woi sakit kampret!" teriak cowok itu mengerang kesakitan. Memang dia akui jambakan dari Azura sangatlah dahsyat hingga membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.
Cia, yang merasa kasihan dengan Mahesa yang hendak menangis itu, dengan segera membantu melepaskan cengkeraman Azura dari kepala cowok itu. "Udah woi, kasian dia, mukanye mau nangis gitu."
Azura mendengar perkataan dari Cia. Alhasil Azura lebih memilih untuk mengalah saja dan melepaskan cengkeramannya dari kepala cowok itu.