HAI HAI, GIMANA KABARNYA??
HEHE MAAF YA NGGA UP! AKU LAGI BANYAK TUGAS KEMARIN HUHU T_T
TAPI GAPAPA, AKU INI UP! DIBACA YA! JANGAN LUPA VOTE SEBELUM BACA!
•
•
•
<>Hamparan kota Magelang terpampang jelas di kedua mata milik Abi, yang saat ini tengah berdiri di balkon rumahnya yang tinggi itu. Pandangannya menatap jalanan yang tak juga sepi walau hari sudah malam. Ya, selepas ia berkelahi dengan Knight dan menghantarkan Azura pulang ke rumahnya, dia langsung pulang kerumah untuk sekedar rehat sejenak.
Jaket hitam kebanggaannya yang sempat membalut tubuhnya sudah dilepasnya, menyisakan kaos berwarna hitam. Sementara itu, tangan kanannya memegang segelas kopi hitam tanpa gula. Ini sudah menjadi kebiasaanya untuk menenangkan pikirannya.
Saat ini, ada satu orang yang benar-benar membuat pikirannya bercabang. Azura. Ya, Azura Skayyara. Cewek tomboi itu telah berhasil menyita perhatiannya. Ketika melihat cara dia bertarung melawan Fayaz tadi, entah mengapa dia menjadi sedikit tertarik kepada cewek itu.
Selintas pikiran menyapa Abi dan tahu-tahu senyum tipis terulas di bibirnya.
"Kita bakalan main lebih jauh lagi," gumam Abi.
Ketika tiba-tiba tersadar oleh sesuatu, Abi pun segera menggeleng beberapa kali. Apa katanya tadi? Kita? Apakah otaknya sudah tercuci?.
"Azura... Azura..."
Abi menyunggingkan senyuman miring. "Keren," imbuhnya.******
Cewek itu mengembuskan napasnya lega saat Abi benar-benar menghilang dari pandangannya. Dia pun segera membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci. Namun, baru saja pintu itu terbuka setengah, suara dari seseorang yang duduk di kursi kayu kecil di ruang tengah itu berhasil mengejutkannya.
"Dari mana aja kamu? Bawa uang nggak?"
Itu Mentari, ibunya. Sebetulnya, ini bukanlah yang pertama kalinya wanita itu menodongnya dengan pertanyaan yang seharusnya tidak pantas diucapkan oleh seorang ibu kepada anaknya. Namun, begitulah Mentari. Bukannya mencukupi semua kebutuhan Azura, wanita itu justru mengandalkan Azura untuk bertahan hidup dan aktif bermain di cafe malam.
"Abis ngerayu dimana?" Mentari tersenyum semringah seraya menatap Azura dari atas sampai bawah. Anaknya itu memanglah cantik. Cantik tapi memiliki kesan cool, yang membuatnya terlihat sedikit berbeda dengan cewek-cewek pada umumnya.
Karena tidak kunjung mendapatkan respons, Mentari pun memutuskan untuk berdiri dan menghampiri anak semata wayangnya itu. "Mana duitnya? Ibu mau ke cafe."
Azura menggigit bibir bawahnya. Dia paling takut jika berhadapan dengan ibunya. Ya, semenjak ayahnya meninggal, Mentari benar-benar berubah dalam sekejap mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIDZAR
AkčníFOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️‼️ Cowok yang tengah mengenakan jersey berwarna hitam itu belum punya niat untuk pulang. Di lapangan basket, dia menyugar rambutnya. Keringat yang menetes dari dahinya itu membuatnya benar-benar terlihat sangat menawan. Bol...