•
•
•<>
"Akmal sama Refan nggak masuk ya?" Tanya Andrew yang sedang duduk dibangkunya dengan kaki yang naik di atas meja. Dia celingukan sedari tadi tidak menemukan batang hidung kedua sahabatnya itu.
"Sakit katanya," jawab Zeck yang duduk di samping sang ketua geng. Abi.
Abi mengernyit bingung. Dia sakit? Kok gue nggak tau? Batinnya.
Abi lalu mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Lalu mengetikan nama seseorang disana. 'Akmal'. Tidak ada tanda-tanda cowok itu memberi tahunya jikalau dia sedang sakit. Abi kembali mematikan ponselnya.
"Kok bisa barengan gitu ya?" tanya Aldi sedikit memastikan.
Andrew mengedikkan bahunya cuek. "Nggak tau, gue lihat Akmal sering sakit belakangan ini."
"Kalo, Refan mah, cuman sakit demam biasa kayaknya." imbuh Zeck memberi tahu.
"Akmal tuh keseringan balapan tiap malem. Nggak inget waktu tuh anak. Mentang-mentang orangtuanya tinggal di luar kota. Dia jadi semena-mena. Duit mulu yang dikejar," timpal Andrew yang saat ini tengah bersandar di bahu Zeck. Rasanya, kelas terasa begitu sepi tanpa kehadiran dua sahabatnya itu.
"Dia nyari duit buat ngebahagiain adeknya, Ndrew. Buat sekolah juga. Bukan buat hura-hura. Ya walaupun orangtuanya sering mentransfer, dia mau ngehemat juga." Aldi mengoreksi penuturan sahabatnya itu.
"Iya, sih. Tau kok. Tapi dia jarang banget merhatiin dirinya. Kalo ntar punya penyakit serius, kan, bahaya. Ngeluarin banyak biaya jadinya. Harusnya, dia juga inget waktu. Minimal jangan telat makan dah," balas Andrew meluruskan maksudnya tadi.
"Jaga omongan lo." Abi angkat bicara.
"Kalau, Bos, Kalau. Gue cuma ngasih warning aja," jawab Andrew, menekankan kata 'kalau'.
"Dia lagi sakit juga kayaknya. Makanya sensi. Pucet tuh," ucap Aldi saat melihat wajah Abi yang terlihat tidak seperti biasanya.
Tanpa berlama-lama. Abi berdiri dari duduknya dan mengambil jaket kebanggaanya itu hingga membuat atensi pandangan sahabatnya beralih menatapnya dan bertanya.
"kemana?" tanya Aldi yang sedang menyandarkan badannya di punggung Zeck. Dia tampak tidak bersemangat karena hari ini, Refan tidak berangkat sekolah karena sakit.
"Nemuin Nina. Mau latihan buat lomba Olimpiade." balasnya singkat tanpa memandang ke arah Aldi dan para sahabatnya.
"Azura, nggak lo ajak?" tanya Andrew menambahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIDZAR
ActionFOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️‼️ Cowok yang tengah mengenakan jersey berwarna hitam itu belum punya niat untuk pulang. Di lapangan basket, dia menyugar rambutnya. Keringat yang menetes dari dahinya itu membuatnya benar-benar terlihat sangat menawan. Bol...