FOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️‼️
Cowok yang tengah mengenakan jersey berwarna hitam itu belum punya niat untuk pulang. Di lapangan basket, dia menyugar rambutnya. Keringat yang menetes dari dahinya itu membuatnya benar-benar terlihat sangat menawan. Bol...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini, meskipun diajak secara tiba-tiba, Azura tetap memenuhi keinginan Abi yang mengajaknya berkeliling kota mengendarai motor. Rasanya begitu spesial hingga membuat perasaanya membuncah meski hal yang mereka lakukan saat ini memang begitu sederhana. Senyum di bibir Azura bahkan tidak berhenti terbit sepanjang jalan.
"Lo beneran tau cara bikin gue seneng, Bi," gumam Azura tanpa sadar dengan mata terpejam untuk menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
Abi tidak menjawab apa-apa. Dia hanya tersenyum tipis dibalik kaca helm-nya. Mendengar nada bicara Azura yang berbunga-bunga itu cukup membuat perasaanya menghangat. Sepertinya, ide untuk mengajak cewek itu pergi tanpa arah di malam hari adalah pilihan yang tepat.
Setelah puas mengelilingi kota selama satu jam, kedua remaja itu akhirnya memutuskan untuk berhenti di sebuah pasar malam. Selepas memarkirkan motor, Abi menggandeng tangan Azura untuk melihat ada apa saja yang ada di sana. Selain mereka, ada banyak sekali pasangan muda yang menghabiskan waktu malam mereka disini.
"Dor! Pacaran, ya, Kak?"
Sesosok badut dengan kostum Donal Bebek tiba-tiba datang menghampiri Abi dan Azura, hingga membuat mereka terkejut.
"Nggak usah modus," jawab Abi ketus dengan melempar tatapan tajam ke arah badut itu.
"Astaga...dia badut, Bi, bukan PPO alias perebut pacar orang," ucap Azura sembari menggeleng-geleng melihat kelakuan Abi yang begitu absurd.
Badut itu bertepuk tangan mendengar jawaban dari Azura. Kemudian, satu tangannya terlihat merogoh kantong di bagian perut kostum yang dikenakan, mungkin sedang mengambil sebuah barang. Hal itu tentu membuat fokus Abi dan Azura tertuju pada apa yang akan dilakukan badut Donal Bebek itu.
"Kertas?" tanya Azura saat badut itu menyodorkan sebuah kertas dan pena ke arahnya dan Abi. Sebelum dia menerima uluran kertas itu, Abi sudah lebih dahulu mengambilnya.
"Date list," ucap Abi, membaca tulisan yang ada pada kertas itu. Beberapa detik setelahnya, dia pun mengambil dompet yang berada di saku jaket lalu mengeluarkan selembar uang berwarna merah. "Thanks," ucapnya sambil menyerahkan uang itu.
Badut Donal bebek itu terlihat girang meskipun mereka tidak bisa melihat raut wajahnya sekarang ini. Namun, dari gerak-gerik tubuhnya, badut itu benar-benar seperti baru saja mendapatkan uang kaget. Tentu saja hal itu membuat Azura tersenyum karena kehadiran mereka dapat membuat orang lain merasa senang.
"Semangat menghibur orang-orang ya, badut ganteng!"
"Nggak usah genit. Lo udah jadi pacar orang sekarang," tegur Abi, memandang sinis ke arah Azura yang terlihat centil sekarang ini.
"Idih, sama badut doang dibilang genit." Azura memutar bola matanya malas sembari bersedekap kesal.
Abi tidak menggubris dan lebih memilih untuk menarik tangan Azura menuju ke salah satu kursi yang kosong. Dimintanya Azura untuk duduk disana supaya mereka bisa membicarakan hal-hal yang bersangkutan dengan kertas yang baru saja mereka dapatkan.