Di depan ruang UGD, ke lima cowok itu tidak henti-hentinya berdoa agar Akmal tidak apa apa. Disana juga ada Azura, Zahra, dan Ais. Zahra tampak cemas. Cewek itu menangis dalam pelukan Azura. Mereka semua menunggu resah berharap pintu ruangan itu cepat dibuka. Melihat Akmal terluka tentu membuat mereka semua merasa khawatir.
Abi yang sejak tadi tidak berhenti mondar-mandir hingga membuat siapa pun yang memerhatikannya pasti merasa pusing.
Andrew menghela nafas berat. Cowok itu duduk di samping Zeck. "Siapa pun di sini bisa aja jadi musuh dalam selimut."
"Gue harap kalian semua setia. Jangan ada yang berani kotorin nama Trident dengan cara berkhianat di sini," ujar Abi memberi peringatan.
Tidak berselang lama, akhirnya pintu UGD itu terbuka. Menampakkan seorang dokter perempuan dengan dua orang perawat di sampingnya. Abi dan yang lainnya sontak menoleh ke arah dokter itu, dan berdiri untuk bertanya.
"Gimana keadaan teman saya, Dok?" tanya Zeck langsung pada intinya.
"Keluarganya?" tanya Dokter perempuan yang bernama Bilqis itu.
"Kami semua keluargannya," balas Abi cepat.
Dokter Bilqis tersenyum tipis. "Luka tusukannya tidak terlalu dalam. Untung saja kalian cepat membawanya ke sini sehingga kami bisa cepat-cepat menangani. Pasien tidak kehilangan banyak darah. Tapi, tadi saat saya mengecek detak jantungnya, jantungnya sedikit melemah, sepertinya pasien memiliki riwayat penyakit selama ini."
Semua yang mendengarnya pun bingung harus senang atau sedih. Pasalnya, Dokter itu mengatakan jikalau detak jantung Akmal sedikit melemah. Setidaknya, luka tusukan di bahu Akmal tidak terlalu parah.
"Pasien akan dirawat inap sekitar tiga hari. Luka tusukan biasanya akan sembuh dalam waktu sepuluh hari."
"Beri penanganan yang terbaik, Dok," balas Aldi.
Dokter Bilqis tersenyum menenangkan. "Pasti. Kami akan segera memindahkan ke ruang rawat inap."
*****
Ruang rawat inap Akmal kini dikunjungi oleh Abi, Zeck, Andrew, Zahra, dan Azura. Orangtua Abi, serta Hansen dan Serena yang merupakan orang tua Andrew. Mereka semua sudah di izinkan untuk tidak masuk sekolah hari ini oleh Hansen selaku pemilik sekolah SMA Wismagama.
Zahra yang baru saja menyuapi Akmal bubur beralih membantu cowok itu untuk meminum obatnya. Perempuan itu benar-benar telaten mengurus pujaan hatinya itu.
"Cepet sembuh ya, Mal. Aku nggak mau kamu kayak gini," ucap Zahra lirih disertai senyuman tipisnya.
"Makasih, ya," balas Akmal dengan senyuman manisnya.
Tiba-tiba Akmal teringat dengan satu orang, Oh ya! DIKTA!
Semua yang mendengar kedekatan Zahra dan Akmal pun bersorak heboh. Kedua pasangan itu sangatlah bucin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIDZAR
ActionFOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️‼️ Cowok yang tengah mengenakan jersey berwarna hitam itu belum punya niat untuk pulang. Di lapangan basket, dia menyugar rambutnya. Keringat yang menetes dari dahinya itu membuatnya benar-benar terlihat sangat menawan. Bol...