14. TRIDENT VS KNIGHT

150 80 3
                                    

HAI HAI, GIMANA KABARNYA??
HEHE MAAF YA NGGA UP! AKU LAGI BANYAK TUGAS KEMARIN HUHU T_T
TAPI GAPAPA, AKU INI UP! DIBACA YA! JANGAN LUPA VOTE SEBELUM BACA!!!

HAI HAI, GIMANA KABARNYA??HEHE MAAF YA NGGA UP! AKU LAGI BANYAK TUGAS KEMARIN HUHU T_TTAPI GAPAPA, AKU INI UP! DIBACA YA! JANGAN LUPA VOTE SEBELUM BACA!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




<>

Tanggal 7.
Sepulang sekolah, seluruh anggota Trident berkumpul di markas untuk bersiap-siap pergi ke lapangan tempur. Abi sengaja mengajak Azura ikut dengannya ke markas, karena ada Jovanka dan juga Ais disana.

"Baju batik di atas pohon, hei kamu yang cantik, godain aku dong."

Abi menatap tajam Zeck yang menggoda Azura tepat di hadapannya. Di dalam hatinya ia merasa tak terima. Disini ada 2 perempuan lagi, kenapa harus Azura?.

"Idih najis" balas Azura serasa ingin muntah.

Abi menepuk tangannya dua kali, itu tandanya ia akan membahas suatu hal yang sangat serius. Dengan berbalut jaket kebanggaan, mereka semua berbaris rapi untuk mendengarkan komando dari Abi dan juga Akmal.

"Kita pakai strategi kayak biasanya. Gue yakin, geng mereka belum tau," ujar Abi dengan serius. Matanya beralih menatap Azura, Jovanka, dan Ais.

"Lo bertiga jangan jauh-jauh dari kita, terutama lo, Ra," peringat Abi kepada gadis itu.

Azura mencebikkan bibirnya. "Jangan anggep gue lemah ya, gini-gini gue jago" ucap dirinya bangga.

"Bener tuh" tambah Jovanka dengan senyuman miringnya.

"Bukan gitu," desah Abi. "Sekuat apapun, lo itu tetep cewek"

"Ais tanggung jawab gue." Aldi yang berdiri di samping Abi itu menepuk pundak sahabatnya.
Abi mengangguk pelan. "Kita harus saling bantu, jangan sampai main individu."

Kini matanya pun beralih menatap Jovanka dan Ais dan bertanya kepada mereka. "Lo berdua beneran bisa berantem?"

"Yeuu ngejek lo!, gue bisa, otot gue noh besar!" balas Jovanka sambil menepuk dadanya bangga.

"Bisalah!" sarkas Ais dengan cepat. "Udah santai aja."

Abi mengangguk pelan. "Meskipun pasukan kita kalah jauh sama mereka, tetep pastikan kalo hari ini Trident harus menang!" imbuh Akmal dengan aura penuh wibawa.

"Semboyan Trident!"

"Bukan seberapa jauh jalanmu, tapi seberapa jauh solidaritas mu!"

Abi dan Akmal saling tatap kemudian bertos ria. Mereka itu memang saling melengkapi. Abi tidak akan mampu berdiri jika tidak ada Akmal, begitu pun sebaliknya. Rasa solidaritas yang tinggi memang sudah ditanamkan oleh orang tua mereka.

"Sukses buat kita semua." balas Refan.

"Kita berangkat sekarang," perintah Abi dengan tegas. Seluruh pasukan Trident langsung bubar dengan sendirinya. Mereka mulai menaiki kendaraan yang terparkir di halaman markas.

ABIDZARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang