》》20《《
[Adam Ardhito Praharja]
Cericip burung, angin yang berhembus menerbangkan bunga-bunga cantik yang tumbuh di sepanjang jalan. Matahari yang tak terlalu menyengat membuat suasana semakin bertambah nyaman. Siapa yang akan mengira, bahwa gue benar-benar sudah menginjakkan kaki di Negeri Matahari Terbit ini.
Ada banyak cerita sebelum gue berhasil menapaki negara ini, bang Alam salah satu tokoh dalam cerita kehidupan gue. Ada banyak tangis di cerita itu, dan sedikit tawa. Meski begitu, gue bersyukur bahwa Tuhan masih memberikan gue secerca kisah yang gue lewati bersamanya, walaupun jauh dari ekspetasi yang gue bayangkan, tapi di balik semua itu perlahan-lahan gue paham. Bahwa Tuhan menaruh satu atau sekian banyak alasan di dalam satu skenario, pertemuan dan juga perpisahan.
Orang-orang mungkin mengidam-idamkan sebuah pertemuan terutama dengan sosok yang mereka kasihi. Namun, mereka enggan menemui sebuah perpisahan, bukan hanya mereka tapi gue pun sama. Perpisahan itu hal yang paling menakutkan, bayangan dan kenyataan sama-sama sakit. Sebagai umat manusia tentu kita tidak bisa memilih seperti apa kita dipertemukan dengan seseorang, dan seperti apa perpisahan yang menanti kita.
Gue menendang pelan kerikil di depan kaki gue, pikiran gue melayang pada banyak hal yang dulu saat kecil gue lalui dengan bahagia bersama dengan bang Alam. Lalu hal-hal menyakitkan itu datang ketika kami beranjak dewasa, dan semakin bertambah usia kami, semakin berat pula badai yang akan kami hadapi.
Dulu saat kecil mengharapkan jadi dewasa, berpikir saat dewasa itu enak. Tapi, ternyata menjadi dewasa lain dari yang kita pikirkan. Ada banyak hal benar-benar berat untuk dipikul, ada banyak macam persoalan yang tak sanggup diselesaikan. Ketika menjadi dewasa kita ingin menjadi kecil lagi, karena tak perlu memikul atau memikirkan hal-hal berat seperti menjadi dewasa. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, waktu tak mungkin bisa diputar balikan. Semua yang sudah berlalu maka tak bisa kembali diulang.
Satu tahun berada di negeri orang untuk menuntut ilmu, ternyata membuat rasa rindu kepada keluarga jadi menumpuk. Gue berhasil mendapatkan beasiswa ke Jepang, itu semua berkat anime yang membantu gue belajar bahasa Jepang dengan mudah. Awalnya semua itu diisi dengan perdebatan panjang, tapi akhirnya gue tetap memenangkan perdebatan itu, dan di sini lah gue sekarang. Bangga banget bisa menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam program beasiswa dan menjadi anak bangsa yang bisa juga ikut memperkenalkan budaya Indonesia ke manca negara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shriveled | NOMIN✔️
Teen Fiction"Kekusutan ini tak akan berakhir sebelum semuanya ditarik menjadi satu garis lurus." (Adam Ardhito Praharja) Adam, kira hidupnya akan indah setelah sang kakak kembali satu rumah dengannya. Akan tetapi Adam, baru menyadari bahwa Alam tak lagi sama. S...