~Serena~
[Adam Ardhito Praharja]"Serenaaa!" Suara gue menggema di sepanjang koridor, membuat seluruh penjuru mata orang-orang yang ada di sana pun sontak tertuju pada gue. Sementara cewek yang gue panggil sudah menyambut dengan tatapan garangnya.
Gue menyengir di hadapan Serena yang sedang berkacak pinggang bersiap menghardik gue. "Eiitss, nggak boleh marah-marah masih pagi!" Gue langsung menempelkan telunjuk di bibir mungil Serena. Tentu saja itu langsung dia tepis dengan tenaga badaknya.
"Jari lo bau terasi!" Hardik Serena, gue refleks mencium jari dan tangan gue. Lalu menyuruh Alam yang ada di belakang gue untuk menciumnya juga.
"Bang, emang bau terasi beneran ya? Coba cium!" Kata gue sedangkan Alam menepis tangan gue dengan teganya.
"Udah tau bau malah disuruh nyium ke orang." Balas Alam membuat gue menganga. Emang bau ya? Tadi sih bunda bikin sarapan pake sambel tapi masa iya ada terasinya? Gue cium wangi kok.
"Kan, kan! Dibilang bau juga, cuci tangan sono jangan ganggu gue!" Serena memperingati dia hampir saja kabur, tapi sebelum itu gue sudah lebih dulu menahannya. Ya kali, gue biarin dia lolos begitu saja.
"Aduh cintaku, buru-buru banget sih. Kan gue tuh ada perlu sama lo, beneran serius ini."
*plak, satu tabokan mendarat di lengan gue. Sakit, benar gue tidak bohong!
"Cinta, cinta. Makan tuh cinta!" Entah Tuhan nyiptain Serena pakai ekstra apa sih, orangnya tega banget. Baru juga ditabok sekarang ditoyor, gue pun memasang wajah cemberut.
"Gue beneran loh, ini mau nanya soal klub, dan minta tolong juga jelasin ke Bang Alam. Dia belum gabung ke klub manapun, mau ya sayang?"
"Ngomong sekali lagi gue jahit mulut lo! Diem! gue mau ngomong sendiri sama yang bersangkutan." Ancamnya, gue mengangguk atuh dan membuat gerakan mengunci mulut. Lalu memperhatikan alur berikutnya, dimana Serena berhadapan dengan Alam lalu memperkenalkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shriveled | NOMIN✔️
Teen Fiction"Kekusutan ini tak akan berakhir sebelum semuanya ditarik menjadi satu garis lurus." (Adam Ardhito Praharja) Adam, kira hidupnya akan indah setelah sang kakak kembali satu rumah dengannya. Akan tetapi Adam, baru menyadari bahwa Alam tak lagi sama. S...