Untaian 10

1K 56 3
                                    

~Kehangatan yang Sempat Meragukan~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Kehangatan yang Sempat Meragukan~


[Alam Ardhito Praharja]

Bukankah waktu di dunia ini berjalan sangat cepat? Aku tak menyangka sudah berada di rumah sakit hampir sebulan penuh. Coba bayangkan berapa banyak biaya yang papa keluarkan untukku. Awalnya aku tidak tahu berapa semua biaya perawatannya, tapi saat papa sedang berbincang dengan tante Ayana di ruang keluarga, aku hampir terjatuh dari tangga kalau saja tidak sigap berpegangan pada pagar tangga rumah yang kupijak.

Ratusan juga melayang begitu saja, tapi papa seperti tidak terbebani dengan hal itu. Dia justru bilang, uang bisa dicari tapi dia tidak mungkin bisa mencari anaknya jika pegi. Hati gue pun terenyuh, ternyata papa masih benar-benar sayang sama gue, disaat keluarga mama membuang gue, dia masih menerima gue dengan senang hati. Sebisa mungkin gue turun dari lantai dua dengan bersikap setenang mungkin, tentu gue mencari momen yang pas agar tidak ketahuan menguping.

"Pa, Adam mana? Katanya mau temenin Alam nyari hp baru." Gue bersuara lebih dulu, ada raut terkejut saat papa mendengar suaraku, tapi dia berhasil mengubah ekspresinya dengan mudah. Papa menunjuk belakang rumah.

"Lagi di belakang kasih makan kucing-kucingnya. Udah enak, Bang? Kalau belum nanti biar papa yang beliin aja, atau Adam. Kamu tinggal bilang mau yang apa?'

Aku menggeleng, karena Jika papa yang belikan aku tidak bisa memilih. Papa sudah pasti membelikan yang benar-benar bagus. "Udah enakan kok, lagian papa pasti capek. Kemarin udah jagain Alam juga."

"Ya udah deh, tapi beneran mau pake uang tabungan kamu? Mending itu di simpen deh. Pake uang papa aja sekalian beli laptop baru."

Lagi-lagi gue menggeleng,  menolak tawaran papa. Aku masih punya uang hasil peninggalan mama yang disimpan nenek dan tidak ketahui oleh bibiku yang memang mata duitan, alasan nenek merelakan aku kembali pada papa juga supaya bibi tidak mengambil harta warisan dari sisa untuk bayar hutang mama, dengan dalih untuk pengobatanku, walaupun tidak sebanyak itu tapi cukup untuk aku membeli keperluan yang aku butuhkan. Hanya nenek yang benar-benar mau merawatku dengan tulus. Aku harap beliau sehat selalu.

Shriveled | NOMIN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang