Untaian 14

857 70 5
                                    

~Kekacauan~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Kekacauan~

[Alam Ardhito Praharja]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Alam Ardhito Praharja]

Sekarang aku merasakan betapa besarnya kehadiran Adam dan Papa di hidupku, darah memang lebih kental dari air. Tapi, semakin besar peran mereka dalam hidupku, semakin takut pula jika aku nantinya ditinggalkan untuk kesekian kalinya. Apalagi masalah silih berganti datang.

Aku menatap lama sekali pada layar ponselku, tatapanku menerawang ke tempat dimana nenek berada. Pagi ini aku mendapatkan sebuah pesan yang berisi tentang makian dari bibiku, dia mengatakan kalau gara-gara aku nenek jadi terjerat hutang sementara aku membawa kabur uang peninggalan mama yang nenek simpan.

Aku tidak sebodoh itu ditipu oleh bibiku sendiri. Sejak dulu nenek memang merawatku dan membantu biaya kehidupanku saat mama masih belum mendapatkan penghasilan yang banyak. Tapi, nenek bukan orang yang suka berhutang, jika tidak saking terdesaknya. Kalau masih ada yang bisa dijual pasti nenek lebih memilih menjual barang-barang berharganya. Sebaliknya Bi Asna, justru sering kali berhutang sana sini. Karena itu nenek menyimpan dan memberikan sisa tabungan mama padaku, dan meminta agar aku kembali ke papa. Karena jika tidak seperti itu maka bibiku akan terus-terusan gencar untuk mendapatkan uang peninggalan mama, dengan dalih pengobatanku.

Tapi sekarang justru dia yang membuat drama, dengan mengatakan nenek memiliki hutang yang besar karenaku. Sejujurnya aku lebih curiga kalau bibiku sengaja berhutang atas nama nenek agar bisa membuat rencana seperti itu, dia bahkan menyertakan bukti hutangnya padaku.

Sejak awal kedatanganku disana, bi Asna memang sudah tidak menyukai kehadiranku dan mama. Dia selalu membicarakan mama di belakang, bahkan saat mama pergi pun dia masih saja berusaha menjatuhkan mama. Tapi seusai papa datang dia berubah sangat baik dan seakan-akan tulus menyayangiku. Dia pasti kesenengan waktu papa meninggalkan sejumlah uang yang kurasa tidak sedikit. Selama ini dia sama sekali tidak menghubungiku, bahkan saat aku menanyakan kabar nenek saja dia tidak menjawabnya. Lalu tiba-tiba dia mengirimiku serentetan pesan yang konyol. Pasti dia sedang kepepet dan membutuhkan uang berharap dia bisa mendapatkan uang dariku.

Baik papa maupun Adam tidak tahu pokok permasalahan yang menjadi alasan aku kembali bersama mereka, nenek pun tidak menceritakan keseluruhannya dia hanya menceritakan tentang kondisiku dan mengatakan kalau nenek tidak bisa menghidupiku sendiri. Tentu saja bibi mengincar asuransi kematian mama, dengan mendesak nenek, dan sekarang dia mendesakku.

Shriveled | NOMIN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang